TEMPO Interaktif - Baju batik dengan warna dominasi coklat kemerah-merahan
itu terlihat cantik. Padahal, batik-dengan aneka ragam motif seperti parang, daun-daunan, bunga, dan binatang ini dijahit sambung-menyambung dengan tekstur kotak-kotak. Motif menabrak itu justru menampilkan batik yang dikenal batik lawasan ini justru terlihat etnik nan cantik.
Modelnya pun disesuaikan dengan anak-anak muda zaman sekarang. Ada yang model baju BCL karena baju model begini kerap dikenakan Bunga Citra Lestari, penyanyi. Ada pula model lawasan Luna Maya karena mirip dengan pakaian Luna Maya, pemain sinetron dan film, hingga model kelelawar yang trend belakangan ini.
Di sebuah los Pasar Beringharjo, beberapa orang terlihat memburu batik lawasan. Satu orang tak cukup membeli dua atau tiga potong. “Saya memborong 10 untuk oleh-oleh juga,” kata Ivon, seorang pengunjung asal Surabaya ketika ditemui di Pasar Beringharjo.
Batik lawasan, semula hanya dijual kainnya saja. Harganya bervariasi mulai Rp 50.000 hingga Rp 200.000. Nah, begitu jadi baju, harganya bervariasi antara Rp 35.000 hingga Rp 50.000.
Belakangan, batik lawasan lantas dibuat model baju yang disesuaikan dengan kebutuhan anak-anak, remaja, hingga untuk orang tua. Dinamakan batik lawasan karena memang dari batik tulis lawas yang sudah pernah dipakai simbah-simbah zaman dulu.
Nah, karena sudah jarang digunakan karena kondisinya tak lagi sempurna, mereka lantas menjual ke pedagang dan didaur ulang menjadi pakaian sehari-hari. Karena lawas dan umumnya batik tulis asli, kekuatan batik lawasan nyaman dipakai dan adem di tubuh. Umumnya pemakai mengenakan di rumah atau bepergian santai. Ada pula yang membeli batik dengan memodifikasinya dengan kain lurik.
Menurut Maryati, penjual batik lawasan, batik lawasan ini umumnya dijual oleh mereka dengan kondisi bolong atau aus di bagian tertentu. Nah, bagian lain yang masih bisa dimanfaatkan itulah yang kemudian dipotong-potong lalu disambung-sambung dan membentuk model macam-macam. “Model baju disesuaikan dengan model zaman sekarang yang sedang tren,” katanya.
Nah, penjahit-penjahit Yogyakarta yang terkenal memiliki citra seni yang tinggi inilah yang menjadikan batik lawasan, barang aus, namun tetap terlihat elegan.
Tak mengherankan, jika beberapa kali Tempo mendapati istri pejabat atau artis mengenakan batik lawasan. “Memang banyak artis yang datang belanja ke sini,” kata seorang pedagang batik lawasan lainnya, Sri. Dia mengaku peminat batik lawasan justru kebanyakan berasal dari Jakarta dan kota lain seperti Semarang, Bandung, Surabaya.
Hanya saja karena barang lawasan, memperlakukan batik ini kudu ekstra hati-hati. Batik ini punya kelemahan mudah robek karena usianya terlalu tua. Karena kalau dicuci cukup dengan lerak saja.
Aktris dan sutradara, Ine Febriyanti salah satu yang kerap memborong batik lawasan. Ine mengaku menyukai batik lawasan karena adem dikenakan di tubuh. “Warnanya juga klasik, kuno, dan terkesan membumi,” katanya.
Membeli batik lawasan baginya bukan semata-mata soal mencintai produk Indonesia saja, tetapi juga ikut mendorong pedagang kecil agar lebih bisa berkiprah. “Kalau bukan kita yang membeli siapa lagi,” katanya.
Ivon, senada dengan Ine. Dengan membeli batik lawasan, maka, secara tidak langsung dia tidak sekedar berteori soal pemberdayaan pedagang Usaha Kecil dan Menengah (UKM). “Prakteknya ya dengan membeli seperti sekarang ini,” kata perempuan berparas ayu ini.
Pasar Beringharjo bukan satu-satunya yang menyediakan batik lawasan. Gerai toko Mirota Batik juga menyediakan batik lawasan. Hanya saja banderol harganya beberapa kali lipat dari Pasar Beringharjo.
Dari banderol yang dilihat Tempo, rata-rata harganya Rp 68.000 hingga Rp
85.000. Di kelas-kelas mall seperti Ambarukmo Plaza, batik lawasan rata-rata di banderol dengan harga Rp 85.000.
Buat pembeli yang tak segan menawar, tempat belanja yang paling cocok memang di Pasar Beringharjo yang lokasinya berhadap-hadapan dengan Mirota. Apalagi, kualitas barangnya nyaris sama.
Di Pasar Beringharjo, memang tak ada banderol harga. Karena itu, mereka yang menyukai perang urat syaraf alias tawar-menawar harga, di sinilah tempatnya. Apalagi, penjual batik lawasan juga menekankan prinsip kekeluargaan dalam menawarkan barang dagangannya.
BERNADA RURIT
Berita terkait
Belanja dan Taksi, Dua Hal yang Paling Banyak Dikeluhkan Wisatawan di Korea
2 hari lalu
Korea Selatan menerima total 808 pengaduan resmi dari wisatawan internasional pada tahun lalu.
Baca Selengkapnya3 Hal yang Paling Banyak Dikeluhkan Wisatawan saat ke Korea Selatan
4 hari lalu
Korea Tourism Organization mencatat 902 pengaduan dari wisatawan selama tahun 2023
Baca SelengkapnyaWisatawan Indonesia Paling Senang Belanja di Singapura
6 hari lalu
Singapura telah menerima lebih dari 664 ribu pengunjung Indonesia. Jumlah ini mengalami peningkatan sebesar 33,8 persen dibandingkan tahun lalu.
Baca SelengkapnyaTop 3 Tekno Berita Hari Ini: YouTube Perkuat Fitur Layanan Belanja, HyperOS Terpasang di Redmi Note 13, Fakta Gunung Ruang
18 hari lalu
Topik tentang YouTube mengembangkan fitur belanja baru yang bersaing dengan TikTok Shop menjadi berita terpopuler Top 3 Tekno Berita Hari Ini.
Baca SelengkapnyaPemicu Orang Kebelet BAB saat Sedang Belanja
26 hari lalu
Jangan malu dan sungkan bila tiba-tiba kebelet BAB ketika sedang belanja. Pakar menjelaskan fenomena tersebut.
Baca SelengkapnyaBelanja Pemerintah Sentuh Rp 470 T, Didorong Pemilu
52 hari lalu
Menkeu Sri Mulyani Indrawati menyampaikanbelanja pemerintah telah terealisasiRp 470,3 triliun hingga pertengahan Maret ini.
Baca SelengkapnyaSahur Jadi Waktu Check-Out Favorit Konsumen Lazada
56 hari lalu
Senior Vice President Campaigns, Traffic, and Onsite Marketing Lazada Indonesia Amelia Tediarjo, mengatakan aktivitas transaksi banyak saat sahur.
Baca SelengkapnyaPusat Grosir Solo Siapkan Konsep Baru Jadi Kawasan One Stop Shopping, Pedagang Bakal Difasilitasi Aplikasi CRM
6 Maret 2024
Manajemen Pusat Grosir Solo (PGS) sedang mempersiapkan konsep baru wisata belanja di Kota Solo yang akan diterapkan mulai tahun 2026.
Baca SelengkapnyaProgram Makan Siang Gratis Menuai Kritik, Apa Kata Para Ekonom?
4 Maret 2024
Program makan siang gratis dinilai para ekonom akan menggerus dana pendidikan dan membebani APBN.
Baca SelengkapnyaDestinasi Favorit Anya Geraldine di Singapura dari Wisata Kuliner hingga Belanja
29 Februari 2024
Anya Geraldine menceritakan pengalaman mengeksplorasi Singapura
Baca Selengkapnya