Menikmati Kuliner Tempoe Doloe di Pasar Papringan, Temanggung

Jumat, 25 Mei 2018 07:46 WIB

Suasana Pasar Papringan di Desa Ngadiprono, Kecamatan Kedu, Temanggung. (Foto: Instagram @pasarpapringan)

TEMPO.CO, Jakarta - Di tangan Fransisca Callista dan lembaga swadaya masyarakat (LSM) Spedagi, kebun bambu di pelosok Temanggung, Jawa Tengah, yang telah ditinggalkan masyarakat kini diubah menjadi desa wisata. Desa wisata dengan andalan kuliner lawasan tersebut dikembangkan sejak 2017 untuk upaya revitalisasi.

“Awalnya, Papringan atau hutan pring, yakni bambu, dianggap masyarakat sebagai kebun kumuh,” kata Fransisca saat ditemui di Restoran Bunga Rampai, Menteng, Jakarta, pada Selasa, 23 Mei 2018. Papringan berada di Desa Ngadiprono, Kecamatan Kedu, Temanggung. Letaknya jauh dari kota, yakni berjarak 11 kilometer dari Alun-alun Temanggung.

Dulunya, masyarakat memanfaatkan kebun tersebut sebagai tempat pembuangan sampah. Orang-orang desa tak melihatnya sebagai kawasan yang potensial.

Bersama LSM-nya, Fransisca lantas mengedukasi masyarakat untuk menyulap Papringan menjadi tempat pelancongan. Tujuannya, meningkatkan taraf hidup masyarakat dan membentuk wilayah konservasi.

Masyarakat digandeng untuk mengubah hutan menjadi pasar rakyat bertema bambu. Konsep yang diusung adalah pasar tempo dulu. Pasar bambu itu adalah pasar yang menyajikan sejumlah kuliner masa lampau.

Advertising
Advertising

Pedagangnya 100 persen masyarakat setempat. Bahan utamanya dari komoditas yang ada di desa itu. Misalnya singkong, jagung, dan umbi-umbian.

Adapun jajanan kuliner dimasak dengan sehat, tak menggunakan pengawet atau pemanis buatan. “Kami ingin mengenalkan pengunjung dengan makanan yang benar-benar sehat,” ujar Fransisca. Masyarakat pun diajari mengolah kuliner tradisional menjadi penganan bintang lima. Tentu tanpa menghilangkan keasliannya.Suasana Pasar Papringan di Desa Ngadiprono, Kecamatan Kedu, Temanggung. (Foto: Instagram @pasarpapringan)

Uniknya, makanan itu disajikan dengan wadah piring dari bambu dan daun. Tak ada penggunaan plastik. Sebab, Fransisca dan timnya ingin mengedukasi masyarakat dan pengunjung tentang meminimalkan penggunaan plastik.

Selain menjadi tempat jajanan kuliner tradisional masa lampau, Pasar Papringan menjadi wadah masyarakat menjual beragam kerajinan tangan dari bambu. Misalnya keranjang, tampah, dan permainan tradisional zaman dulu. Nilai jual kerajinan tangan itu diupayakan naik berkali-kali lipat daripada nilai aslinya bila masyarakat menjual di pasar umum.

“Kami dorong masyarakat membuat keranjang bambu berkualitas dari yang harganya Rp 3.000 menjadi Rp 25 ribu. Tentu dengan kualitas yang baik,” ujar Fransisca.

Pasar Papringan buka setiap Minggu Wage dan Minggu Pon dari pukul 06.00 sampai 12.00. Artinya, dua kali selama 35 hari. Pemilihan hari buka ini berdasarkan pada filosofi penanggalan Jawa. Adapun pasar dibuka dalam waktu yang tak berdekatan untuk menjaga kualitas.

Bila sedang tidak beroperasi, masyarakat setempat diajak mengikuti beraga pelatihan dan evaluasi.

Pasar Papringan dikunjungi ribuan pengunjung tiap kali buka. Fransisca menyebutkan seribuan kendaraan roda dua dan empar ratusan mobil terparkir tiap Minggu Wage dan Minggu Pon di pasar tersebut. Rata-rata berasal dari luar Temanggung.

Pengunjung datang bukan cuma ingin menikmati wisata digital, tapi juga suasana yang berbeda. “Atmosfer Pasar Papringan yang uniklah yang banyak dicari,” kata Fransisca.

Artikel lain: Coba yang Ini, Buka Puasa dengan Kopi Susu Goreng

Berita terkait

Ikan Arsik dan Mie Gomak Khas Danau Toba Jadi Incaran Wisatawan

22 jam lalu

Ikan Arsik dan Mie Gomak Khas Danau Toba Jadi Incaran Wisatawan

Ada dua masakan khas masyarakat sekitar Danau Toba yang menjadi incaran pelancong dari berbagai penjuru

Baca Selengkapnya

Solo Indonesia Culinary Festival 2024 Bakal Digelar di Stadion Manahan Solo, Catat Tanggalnya!

4 hari lalu

Solo Indonesia Culinary Festival 2024 Bakal Digelar di Stadion Manahan Solo, Catat Tanggalnya!

Bagi penggemar kuliner masakan khas Indonesia jangan sampai melewatkan acara Solo Indonesia Culinary Festival atau SICF 2024

Baca Selengkapnya

Datang ke Semarang Jangan Lupa Beli 10 Oleh-oleh Khas Ini

13 hari lalu

Datang ke Semarang Jangan Lupa Beli 10 Oleh-oleh Khas Ini

Selain terkenal destinasi wisatanya, Semarang memiliki ikon oleh-oleh khas seperti wingko dan lumpia. Apa lagi?

Baca Selengkapnya

10 Makanan Paling Aneh di Dunia, Ada Keju Busuk hingga Sup Kura-kura

15 hari lalu

10 Makanan Paling Aneh di Dunia, Ada Keju Busuk hingga Sup Kura-kura

Berikut ini deretan makanan paling aneh di dunia, di antaranya keju busuk asal Italia, Casu Marzu, dan fermentasi daging hiu.

Baca Selengkapnya

Jadi Nasabah KUR BRI Sejak Tahun 2000, Sate Klathak Pak Pong Ramai Diminati

16 hari lalu

Jadi Nasabah KUR BRI Sejak Tahun 2000, Sate Klathak Pak Pong Ramai Diminati

Di akhir pekan dan di hari libur panjang dapat menyembelih 40-50 ekor kambing sehari dengan omzet sekitar Rp35-50 juta per bulan.

Baca Selengkapnya

Singgah ke Cirebon saat Libur Lebaran, Jangan Lupa Cicip Tiga Kuliner Lezat dan Bersejarah Ini

16 hari lalu

Singgah ke Cirebon saat Libur Lebaran, Jangan Lupa Cicip Tiga Kuliner Lezat dan Bersejarah Ini

Cirebon memiliki sejumlah kuliner yang bersejarah dan memiliki cita rasa yang lezat.

Baca Selengkapnya

Resep Gurame Nyat Nyat Kuliner Primadona Khas Bangli

19 hari lalu

Resep Gurame Nyat Nyat Kuliner Primadona Khas Bangli

Gurame nyat nyat adalah kuliner primadona yang banyak diminati wisatawan domestik dan manca negara saat berkunjung ke Bangli, Bali. Ini resepnya.

Baca Selengkapnya

5 Destinasi yang Menyajikan Makanan Khas Idul Fitri di India

21 hari lalu

5 Destinasi yang Menyajikan Makanan Khas Idul Fitri di India

Kota-kota di India ini bisa menjadi inspirasi destinasi para pecinta kuliner mencicipi hidangan khas Idul Fitri

Baca Selengkapnya

Tren Wisata Kuliner Jadi Momentum Gerakkan Penggunaan Bahan Pangan Lokal

29 hari lalu

Tren Wisata Kuliner Jadi Momentum Gerakkan Penggunaan Bahan Pangan Lokal

Banyak bahan baku pangan lokal yang bisa digunakan sebagai subtitusi bahan impor untuk membuat produk kuliner sejenis, seperti mi.

Baca Selengkapnya

Konten Kuliner Bermunculan saat Ramadan, Ini Komentar MUI

31 hari lalu

Konten Kuliner Bermunculan saat Ramadan, Ini Komentar MUI

Bolehkah mengunggah konten atau foto-foto makananan dan kuliner saat orang tengah berpuasa Ramadan? SImak penjelasan berikut.

Baca Selengkapnya