TEMPO.CO, Jakarta - Masyarakat sadar wisata Desa Wisata Kaki Langit Desa Mangunan, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta menyediakan homestay dengan konsep limasan atau berbentuk rumah joglo. Homestay adalah atau rumah warga yang dijadijaidkan tempat menginap wisatawan.
Kenapa homestay di Kaki Langit semuanya berbentuk limasan? "Karena rumah limasan memang menjadi tradisi rumah tinggal nenek moyang," kata pengelola Homestay Joyo Desa Wisata Kaki Langit Bantul, Karyadi di Bantul, Minggu, 10/9.
Menurut dia, homestay Desa Mangunan dikembangkan sejak setahun lalu setelah ada pendampingan dari Dinas Parwisata setempat. Sedangkan destinasi wisata Kaki Langit mulai berkembang sejak dua tahun. Munculnya Kaki Langit seiring dengan pertumbuhan objek-objek wisata di wilayah perbukitan Mangunan, yang saat ini makin banyak dikunjungi wisatawan dari berbagai daerah.
"Kalau awalnya yang berminat menginap di homestay limasan ini para mahasiswa-mahasiswa yang sedang melakukan makrab (malam keakraban) tiap akhir pekan, namun sekarang ini banyak wisatawan yang menginap," katanya.
Karyadi yang mengelola tiga homestay mengaku permintaan wisatawan menginap di homestay tinggi di akhir pekan. "Mulai ramainya sejak dua kali libur Lebaran."
Ia mengatakan, wisatawan yang menginap di homestay kebanyakan dari luar daerah, seperti dari Jakarta dan kota-kota dari luar Jawa, seperti wisatawan Bali dan Palembang.
Tarif sewa homestay per hari berkisar Rp200 ribu sampai Rp250 ribu per kamar. Dan setiap homestay sudah dilengkapi dengan instalasi pengolahan limbah komunal sesuai arahan dan pembinaan Dinas Pariwisata.
Karyadi mengatakan homestay limasan menjadi finalis lomba homestay tingkat nasional.
ANTARA