TEMPO.CO, Jakarta - Bagaimana liburan akhir tahunnya? Pernah terdiam kaku saat menghadapi penjual cendera mata di negara tempat berlibur? Kakunya bukan gara-gara terserang stroke, tapi karena tak bisa menjawab harga yang ditawarkan penjualnya.
Pasti menjengkelkan. Jika bahasa dan budaya setempat tak dipahami, seindah apa pun tempat wisatanya, pastilah tetap tak nyaman. Agar urusan ini tak terganggu, ada beberapa trik dari berbagai sumber yang sebaiknya Anda cermati.
Pertama, sebelum pergi ke daerah tujuan, pelajari bahasanya. Ini penting, tak hanya untuk urusan tawar-menawar cendera mata, tapi juga saat tersesat di negara orang. Sudah buta arah, bingung juga cara bicaranya, bisa konyol.
Kedua, pelajari cita rasa makanannya. Sebelum pergi, cobalah singgah dulu ke restoran yang menyediakan makanan khas daerah tujuan. Paling tidak, Anda bisa mengira makanan apa yang akan dipilih kelak. Jangan sampai urusan makanan menjadi trouble maker saat berlibur.
Selanjutnya adalah urusan stamina. Sebaiknya jaga stamina menjelang dan saat liburan. Apalagi kalau di daerah tujuan wisata ada tempat hiking, jogging, rafting, bungee jumping, atau tempat bersepeda yang asyik. Repot, kan, jika baru sekali coba, Anda sudah memble. Bawa vitamin dan obat-obat yang diperlukan.
Soal baju juga jangan dianggap enteng. Jangan sampai Anda membawa mantel bulu ke tempat yang cuacanya panas. Bawa baju yang fleksibel, tidak gampang kusut, dan ringan dibawa.
Kelima, perhatikan adat istiadat setempat. Satu hal ini tak bisa diabaikan. Kalau mau masuk ke sebuah pura Hindu, misalnya, Anda harus melilitkan selendang di pinggang. Jangan anggap enteng kebiasaan daerah setempat.
Keenam, kalau tidak mau seperti “rusa masuk kampung”, sebaiknya Anda mempelajari dulu peta tujuan setempat. Ada buku, Internet, atau film-film yang bisa dieksplorasi, terutama tentang tempat wisata yang sudah terkenal. Catat semua untuk liburan selanjutnya, ya.
SUSANDIJANI | Berbagai Sumber