TEMPO.CO, Jakarta - Arsitek Ruang Terbuka Hijau (RTH) dan Ruang Publik Terpadu Ramah Anak (RPTRA) Kalijodo, Gregorius Antar Awal atau Yori Antar, ingin lokasi itu menjadi ikon wisata di Indonesia. Ia berharap bisa menciptakan legenda baru di lokasi itu. “Kalijodo, yang dulu dipandang dengan tanda kutip, menjadi ruang main bersama dan harus bisa dipromosikan: kalau belum ke Kalijodo belum ke Jakarta," tutur dia.
Kawasan ini diremsikan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama, Rabu, dua pekan lalu
Tiga hari setelah taman dan ruang publik itu diresmikan Gubernur DKI Jakarta dan dijejali para tamu undangan, Yori kembali ke tempat itu. Berdiri di atas jalur khusus sepeda, dia membayangkan Kalijodo kelak bisa menjadi lokasi ikonik, seperti Merlion Park di Singapura atau Manneken Pis di Belgia.Yori Antar (Tempo/Yosep Arkian)
“RTH Kalijodo juga memiliki seni instalasi sumur yang dibuat oleh Hanafi Muhammad. Juga berbagai ruang seni lain yang membuatnya unik,” katanya mulai berpromosi.
Apalagi, dia menambahkan, pembangunan belum sepenuhnya selesai. Kalijodo saat ini masih dalam tahap pertama, dan masih ada dua tahap pembangunan lagi di sana. "Tahap kedua adalah pembangunan masjid, sesuai dengan permintaan masyarakat,” ujarnya. Selain itu, pembenahan bantaran Kali Krendang di sisi ruang terbuka hijau baru itu masuk tahap pembangunan kedua.
Untuk tahap ketiga, Yori mengatakan akan memaksimalkan RTH dan RPTRA Kalijodo sebagai motor penggerak ekonomi di lingkungan sekitar. Rencananya, tiga buah jembatan dibangun melintasi Kali Krendang ke Jalan Bidara Raya.
"Dengan jembatan itu, jalanan di seberangnya (Jalan Bidara Raya) bisa ramai, dan diharapkan akan menjadi pusat kuliner," kata dia.
RTH dan RPTRA Kalijodo memiliki luas total hingga 3,4 hektare. Fasilitas lainnya di antaranya taman bermain untuk anak dan skate park berstandar internasional. Taman dan ruang publik ini terbuka 24 jam bagi warga untuk mengaksesnya.
EGI ADYATAMA