TEMPO.CO, Jakarta - Temuan macan tutul di Suaka Margasatwa (SM) Cikepuh, Sukabumi, Jawa Barat, disambut gembira banyak kalangan. Sebab, semula diduga satwa dengan nama latin Panthera pardus melas tersebut sudah punah.
Berita terkait: Tidak Jadi Punah, Macan Tutul Terlihat di Suaka Cikepuh
Menurut Kepala Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam Jawa Barat Sustyo Iriyono, hadirnya kembali satwa ini merupakan salah satu indikator keberhasilan rehabilitasi dan restorasi kawasan SM Cikepuh sebagai zona inti Geopark Ciletuh.
Kawasan SM Cikepuh pernah mengalami kerusakan hingga 50 persen pada awal era reformasi 1998-2001 akibat perambahan. Macan tutul semula diduga punah secara lokal akibat perburuan dan perambahan tersebut.
Sustyo mengatakan selanjutnya restorasi kawasan bukan hanya dilakukan terhadap tumbuhan, tapi juga terhadap satwa liar yang ada di dalamnya. “Oleh karena itu, upaya memasukkan kembali satwa-satwa yang pernah hidup dalam kawasan (reintroduksi) merupakan program strategis kawasan yang perlu mendapat dukungan semua pihak,” ucapnya.
Soal Geopark Ciletuh, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Barat tengah serius menyiapkan Ciletuh sebagai taman bumi internasional. Pemerintah terus melengkapi dokumen yang diperlukan serta untuk membangun infrastruktur yang diperlukan untuk menunjang kawasan tersebut.
Ikhtiar menjadikan Geopark Ciletuh sebagai geopark internasional yang diakui UNESCO (UNESCO Global Geopark) ini, antara lain, dengan melakukan simulasi.
”Simulasi ini merupakan persiapan menjelang kehadiran tim penilai dari UNESCO pada April hingga Mei 2017 mendatang,” kata Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan.
ANTARA