Lalu, dua kolam dengan air setinggi lutut bisa digunakan untuk aksi dereded bedil cai. Ini adalah permainan semprotan air terbuat dari bambu. Ada juga sebuah sirkuit tanah basah untuk atraksi momotoran awi atau sepeda motor terbuat dari bambu.
Adapun di bagian ujung timur perbatasan lahan Saung Budaya disekat oleh Sungai Cilembang dimanfaatkan untuk permainan sosorodotan, atawa dalam istilah zaman sekarang disebut arung jeram.
“Di Desa Cibuluh ini, terdapat 65 permainan tradisional Sunda. Tapi yang kami promosikan baru sebagiannya,” ujar Zaini, yang bergelar Doktor Bidang Desain dan Kajian Budaya Mainan Tradisional dari Sekolah Pascasarjana Institut Teknologi Bandung. Zaini juga merupakan pendiri Komunitas HONG, yang bermarkas di Dago Pakar, Kota Bandung.
Ikhtiar Zaini ini mendapatkan dukungan dari Kepala Desa Cibuluh, Saeful Zaman. Apalagi, di desanya, masih ada tujuan wisata lain yang berpeluang dikembangkan, misalnya Saung Mulan, arung jeram, bukit pasir Cibuluh, dan tujuh sungai bermuara di Lewi Ciseupan.
Pemerintah Kabupaten Subang pun mendukung. “Kami akan membantu mengembangkan destinasi wisata kesenian tradisional Sunda tersebut,” ucap Plt. Bupati Subang, Imas Aryumningsih.
Rika Kartikawati dan Aning Karwati, dua pembimbing SD Darul Hikam Kota Bandung, yang mengajak 83 muridnya melancong ke Saung Budaya Kampung Bolang, mengaku senang. “Sebab, semua yang terbayangkan tentang suasana desa yang asri dengan segala permainan tradisionalnya, ada semua di sini (Kampung Bolang),” ujar Aning.
“Di sini ada pematang dengan susunan kotakan sawah yang indah, sungai yang bersih dan airnya jernih, hawanya yang sejuk, dan alamnya asri banget,” ucap Rika.
Hingga April, menurut Zaini, jadwal kunjungan pelancong dari berbagai daerah di Indonesia ke Kampung Bolang, Cibuluh sudah penuh. Nah, segera susun jadwal Anda jika tertarik berkunjung ke sana.
NANANG SUTISNA (Subang)