Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Wisata Ski, Hakuba, Surga Salju di Jepang

Editor

Saroh mutaya

image-gnews
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Warna putih mendominasi pemandangan dari balik kaca bus. Sepanjang mata memandang, semak belukar maupun lahan-lahan mengering keabu-abuan. Udara dingin pun terasa menusuk tulang.

Hampir seluruh pohon telah meranggas, tanpa daun sehelai pun di ranting-ranting mereka. Hamparan ladang padi terselimuti tumpukan bunga es kering yang turun semalam dari langit prefektur Nagano, Jepang.

Bus telah melaju hampir tiga jam dari ibukota, Tokyo, pada akhir musim beku yang menghampiri Negeri Sakura. Sebuah gedung bercat putih-cokelat lantas menyambut kami yang telah membelah hamparan salju, Kamis (26 Januari 2017)

Tepuk tangan meriah dari para pegawai kantor desa Hakuba menyambut kami, rombongan program JENESYS 2016 yang merupakan pertukaran pemuda dari kawasan Asia Pasifik ke Jepang. Selanjutnya, mereka memperkenalkan desa mereka yang mempunyai keunggulan alam pada musim dingin.

"Saat akhir musim dingin, pegunungan Alpen Jepang hanya menyisakan salju pada puncak-puncaknya saja. Puncak gunung itu tampak seperti kuda putih. Kami menyebutnya Si Kuda Putih," kata Sekretaris Jenderal Asosiasi Pariwisata Hakuba Goryu Bunsei Sato, tentang maskot di desanya yang bernama "Victoire Cheval Blanc Murao 3rd".

Jepang menyebut wilayahnya yang berada di ketinggian 705 meter di atas permukaan laut itu sebagai desa. Desa Hakuba bukan lah daerah dengan sebagian besar penduduknya berladang atau petani. Hampir seluruh warga Hakuba mengandalkan sektor pariwisata sebagai sumber pendapatan mereka, terutama wisata olahraga ski salju dan papan seluncur salju.

Setidaknya terdapat lima resor wisata olahraga ski di desa seluas 189,36 kilometer persegi itu. Maka, hilir-mudik turis domestik dan mancanegara membawa perlengkapan ski salju dan papan seluncur salju menjadi pemandangan lumrah di Hakuba.

"Olahraga ski telah masuk di desa kami sejak 1913. Kami sudah mulai mempunyai sebuah tempat penginapan bagi turis pada 1937," kata Wakil Kepala Desa Hakuba Oota Humitoshi.



Berkah salju Hakuba

Pada zaman Edo, Hakuba merupakan bagian dari Provinsi Shinano dan dikuasai oleh Matsumoto. Daerah itu disebut "jalur garam" karena merupakan penghubung antara wilayah penghasil garam dan produk laut lain dari pantai barat Jepang ke wilayah timur.

Kini, "jalur garam" itu berubah berkat kekayaan alam berupa serbuk salju yang menghujani Hakuba sepanjang musim dingin. "Salju serbuk alamiah itu menjadi ciri khas desa kami dibanding tempat lain di dunia," ujar Humitoshi.

Serbuk salju itu menyelimuti hampir seluruh Pegunungan Alpen Jepang, dari bagian puncak gunung hingga lereng. Pecinta olahraga ski salju dan papan seluncur sangat menyukai salju yang berbentuk serbuk dibandingkan es padat karena memudahkan mereka saat bermain.

Udara dingin dari Rusia dan China berbenturan dengan udara hangat dari Samudera Pasifik di pegunungan Alpen Jepang sehingga menghasilkan salju berbentuk bubuk.

"Itulah alasan Olimpiade Musim Dingin 1998 diselenggarakan di Hakuba, Nagano. Sejak saat itu, kami terus menerima wisatawan asing dari berbagai negara," kata Humitoshi.

Namun, berkah salju serbuk di Hakuba tidak berlangsung lama. Selepas musim dingin, wisatawan pun mulai meninggalkan desa itu. Pariwisata memang tetap terbuka, penduduk 9.120 jiwa itu mengandalkan pendakian gunung yang lantas diwarnai aneka bunga warna-warni.

Salah satu pemilik pondok penginapan di Hakuba, Kyoji Hitomi mengakui memang hanya salju pada musim dingin yang menjadi andalan wisata. Hitomi menghabiskan tiga musim lainnya untuk mengelola pondok penginapan di kota Kyoto.

"Kami bersyukur. Tahun ini, salju yang turun lebih banyak dibanding tahun lalu sehingga turis juga lebih banyak," kata Hitomi yang mengelola pondok penginapan Tokiwatei dengan arsitektur rumah khas Jepang.

Bersama istri dan sejumlah kerabatnya, Hitomi mengelola pondok Tokiwatei mulai akhir Desember hingga akhir Maret. "Saya adalah generasi keempat yang mengelola pondok penginapan ini dan juga di Kyoto," ujar Kyoji Hitomi.

Walaupun menjadi satu-satunya penginapan yang mempunyai arsitektur rumah Jepang, pondok Tokiwatei tidak lantas menjadi primadona bagi para pengunjung. Hitomi masih harus bersaing dengan puluhan penginapan lain yang memiliki arsitektur rumah modern.

"Banyak turis Australia yang berkunjung ke Hakuba dan mereka lebih memilih tinggal di penginapan modern yang juga menyajikan makanan seperti burger, kentang goreng dan steak," ujar Hitomi yang menyuguhkan menu nasi, yakizakana atau ikan panggang, tempura, dan sup miso.

Sebagian rombongan kami berkesempatan menikmati rumah kayu Tokiwatei. Meski tampak tradisional, Tokiwatei dilengkapi penghangat ruangan dan saluran gas untuk pasokan air panas.



"Hangatnya" Hakuba

Dengan sabar Hitomi membimbing kami bermain ski salju. Kami yang baru pertama kali mencicipi musim dingin dan olahraga ski salju harus berkali-kali mencoba karena tak biasa mengarahkan papan ski yang licin.

"Saya khawatir kalian akan mendapatkan pengalaman yang kurang menarik karena tidak dapat menikmati permainan ski salju," ujar Hitomi yang mencemaskan sebagian peserta yang beberapa kali terjatuh akibat tergelincir dari es.

Memainkan papan ski ternyata memang tidak mudah. Dari 26 peserta hanya dua yang berhasil bermain dengan lancar, sisanya terus berjatuh berkali-kali. Suasana tersebut justru membuat hawa dingin terasa "hangat" dengan keakraban.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

"Saya rasa kalian sudah cukup bagus sebagai pemula. Setelah ini kita makan agar tenaga kita kembali," ujar bapak satu anak itu, mencoba menghibur kami.

Lalu kami disajikan santapan khas Jepang berupa hidangan tempura dan mie udon di dalam restoran bertungku di tepi area ski.

"Apakah kalian merasa lelah? Bagaimana kalau kita menikmati onsen?" Hitomi menawarkan.

Hakuba yang dingin menjelma "hangat". Perjalanan kami berikutnya berujung pada pemandian umum ala Jepang yang bersumber dari mata air panas alami. Mereka menyebutnya onsen.

Bagi kami yang tidak terbiasa mandi bersama-sama, tentu rasa risih langsung muncul. Alasan kami, onsen menyaratkan pengunjung untuk tidak mengenakan satu helai kain pun.

"Ayo, silakan masuk," kata Hitomi mengajak kami ke ruang ganti. Rak-rak kayu dengan keranjang baju berjejer di tepi kiri ruang ganti berukuran sekitar lima kali enam meter. Sedangkan cermin dan wastafel berada di sisi kanan.

Onsen mempunyai sebuah kolam air panas besar yang mampu menampung enam belas orang untuk berendam bersama. Tetapi, seluruh pengunjung wajib membilas badan dengan sabun sebelum berendam di kolam air panas itu.



Geliat Hakuba

Sambil mengemudikan mobil van, Hitomi mengatakan wisata musim dingin di Hakuba tidak hanya olahraga ski ataupun onsen.

"Kalian bisa mengamati monyet salju yang berendam di onsen di desa Jigokudani, Nagano," ujar Hitomi. Tapi, kami menyampaikan program kunjungan di Jepang yang kami ikuti tidak termasuk kunjungan melihat monyet salju itu.

Bagi Hitomi yang lebih lama tinggal di Kyoto dibanding Hakuba, Nagano, akses transportasi secara langsung dari bandara internasional Narita Jepang menuju kawasan wisata salju Alpen Jepang itu kurang memadai.

"Kami ingin wisatawan dapat mengakses kereta secara langsung dari Narita menuju Nagano. Seringkali, tamu-tamu kami dari Australia harus berpindah ke moda transportasi lain sebelum ke Hakuba," katanya.

Jika dibandingkan Kyoto, tentu wisatawan di Hakuba tidak sebanyak dan bervariasi seperti di bekas ibukota Negeri Matahari Terbit itu.

"Kyoto lebih menawarkan budaya Jepang. Di sini, olahraga ski salju menjadi tujuan utama. Hakuba perlu lebih sering promosi wisata ke negara-negara beriklim tropis karena mereka tidak mempunyai salju," kata Hitomi.

Selain wisatawan Australia, Pemerintah Desa Hakuba telah menyasar masyarakat ASEAN yang ingin menikmati wisata musim dingin murah tanpa harus ke negara-negara Eropa atau Amerika Utara.

"Mulai 2010, wisatawan asing di Hakuba bukan hanya dari Australia melainkan juga Asia Tenggara. Sejak saat itu, kami sering mendengar keluhan wisatawan muslim tentang makanan halal," kata Bunsei Sato.

Resor-resor wisata di Hakuba, lanjut Sato, mulai menyediakan makanan halal bagi para wisatawan muslim. "Kami terus berusaha menyesuaikan dengan permintaan wisatawan meskipun hal itu masih menjadi tantangan bagi kami," katanya.

Sato menambahkan kekurangan Hakuba bagi wisatawan muslim adalah ketiadaan masjid. "Kami tetap ingin menekankan agar warga mampu beradaptasi dengan seluruh wisatawan," ujarnya. Pernyataan Sato itu terbukti dengan kehadiran satu-dua hotel di Hakuba yang menyediakan kamar ibadah dan perlengkapannya serta makanan halal.

Fokus pariwisata Hakuba untuk menargetkan pasar turis muslim ASEAN semakin lengkap dengan keberadaan sejumlah pegawai dari Malaysia di hotel. Direktur Utama Resor Ski Hakuba Goryu Hideki Ito mengatakan jumlah pegawai asing di resornya antara 30 hingga 40 orang dari total 250 orang pegawai.

"Kami sangat menghargai keberadaan para pekerja asing di Hakuba karena mereka antusias mempelajari karakter dan budaya orang Jepang," kata Ito.

Sebaliknya, warga Hakuba juga sangat antusias mengetahui karakter dan budaya para pengunjung asing, terutama dari kawasan ASEAN. Selain penyediaan sarana ibadah dan makanan halal, antusiasme warga Hakuba juga tampak dari minat mereka mengetahui kebiasaan sehari-hari para pengunjung di tempat tinggal asalnya.

Hitomi misalnya, sangat tertarik tatkala kami memperlihatkan betapa indahnya pantai-pantai dan laut tropis Indonesia. "Istri saya suka olahraga menyelam. Kami akan mengunjungi Indonesia," ujar Hitomi yang lebih tertarik dengan olahraga selancar ombak.

Suhu -4 derajat celcius pada malam hari di Hakuba pun terasa hangat di ruang dapur beralas tatami di dalam Tokiwatei. Kami lantas bersama-sama mengucapkan "Itadakimasu" dan mulai menyantap sayuran di atas "nabemono" panas.

ANTARA

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Garuda Indonesia Benarkan Proses Merger dengan InJourney, Inisiatif Pemegang Saham

48 hari lalu

CEO Garuda Indonesia, Irfan Setiaputra. Instagram/setiaputrairfan
Garuda Indonesia Benarkan Proses Merger dengan InJourney, Inisiatif Pemegang Saham

Direktur Utama PT Garuda Indonesia Irfan Setiaputra menebut rencana merger dengan PT Aviasi Indonesia merupakan inisiatif Kementerian BUMN.


Grup Garuda Masuk InJourney dalam Beberapa Bulan ke Depan, Sudah Sehat?

49 hari lalu

Pesawat Garuda Indonesia dengan corak Pocari Sweat merupakan bagian dari kampanye Sweat to Discover yang diluncurkan Kamis, 2 Februari 2024. Kampanye ini bertujuan mengembangkan sport tourism di Indonesia. (Tempo.co/Mila Novita)
Grup Garuda Masuk InJourney dalam Beberapa Bulan ke Depan, Sudah Sehat?

InJourney mengklaim Garuda Indonesia dan Citilink bakal masuk ke holding aviasi pariwisata itu dalam beberapa bulan ke depan. Tanda Garuda sehat?


Sandiaga Pamer Akomodasi di IKN, Hotel Nusantara Diklaim Beroperasi Agustus 2024

10 Januari 2024

Sandiaga Salahudin Uno Menparekraf mengalungkan bunga ke salahs satu wisman yang baru datang di Lagoi, Bintan, Kepulauan Riau, Senin (1/1/2024). TEMPO/Yogi Eka Sahputra
Sandiaga Pamer Akomodasi di IKN, Hotel Nusantara Diklaim Beroperasi Agustus 2024

Proyek sektor Pariwisata di IKN diklaim jalan terus. Hotel Nusantara beroperasi tabun ini.


Heru Budi Usul Perda Pengelolaan Kepulauan Seribu Dicabut: Tidak Relevan dengan UU Cipta Kerja

7 November 2023

Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono menyampaikan penjelasan Raperda tentang Pencabutan Perda Nomor 11 Tahun 1992 tentang Penataan dan Pengelolaan Kepulauan Seribu Kota Madya Jakarta Utara di Ruang Rapat Paripurna DPRD DKI Jakarta, Selasa, 7 November 2023. Tempo/Mutia Yuantisya
Heru Budi Usul Perda Pengelolaan Kepulauan Seribu Dicabut: Tidak Relevan dengan UU Cipta Kerja

Pj Gubernur DKI Heru Budi mengusulkan Perda DKI tentang penataan dan pengelolaan Kepulauan Seribu dicabut. UU Cipta Kerja disinggung.


Mas Dhito Gagas Magnet Baru di Kediri Bagian Timur.

20 April 2023

Mas Dhito Gagas Magnet Baru di Kediri Bagian Timur.

Adanya bandara akan menjadikan banyak orang dari luar daerah datang ke Kabupaten Kediri.


Universitas Pelita Harapan Buka Prodi S1 Pariwisata

20 April 2023

TEMPO/A. Andrian
Universitas Pelita Harapan Buka Prodi S1 Pariwisata

Universitas Pelita Harapan (UPH) resmi membuka program studi S1 Pariwisata di Kampus Lippo Village Karawaci, Tangerang, Banten.


Dinilai Ancam Bisnis Pariwisata, Rencana Tambang Laut PT Timah Tbk di Blok Olivier Ditolak

14 Maret 2023

Ilustrasi timah. ANTARA
Dinilai Ancam Bisnis Pariwisata, Rencana Tambang Laut PT Timah Tbk di Blok Olivier Ditolak

PT Timah Tbk. dikabarkan akan membuka penambangan timah di blok laut Olivier Perairan Manggar Kabupaten Belitung Timur.


Tak Harus Jauh dan Mahal, Dosen Pariwisata Unair Bagikan Tips Libur Natal dan Tahun Baru 2023

23 Desember 2022

Pengunjung memberikan makanan pada domba wahana saat berlibur di Cimory Dairyland, Puncak, Bogor, 20 Desember 2022. Liburan sekolan dimanfaatkan warga untuk mengajak anak-anaknya berlibur dik kawasan Puncak, Bogor. TEMPO/Fajar Januarta
Tak Harus Jauh dan Mahal, Dosen Pariwisata Unair Bagikan Tips Libur Natal dan Tahun Baru 2023

Dosen Pariwisata Universitas Airlangga (Unair) M. Nilzam Aly membagikan beberapa tips untuk masyarakat dalam menghabiskan libur natal dan tahun baru.


Hertz Bisnis Rental Mobil di Indonesia Gandeng Tunas Rent

24 November 2022

Perusahaan rental mobil, Hertz. REUTERS
Hertz Bisnis Rental Mobil di Indonesia Gandeng Tunas Rent

Perusahaan rental mobil nasional Tunas Rent berdiri lebih dari 20 tahun lalu. Hertz melihat jumlah wisatawan dfi Indonesia sebagai peluang.


SMK di Batam Jadi Pusat Belajar Guru Pariwisata se-Indonesia

29 Agustus 2022

 Suasana Masjid Tanjak Kota Batam yang baru diresmikan beberapa waktu lalu. Masjid ini menjadi lokasi destinasi wisata reriligi baru di Batam. Foto Yogi Eka Sahputra
SMK di Batam Jadi Pusat Belajar Guru Pariwisata se-Indonesia

Para guru pariwisata dari seluruh Indonesia akan belajar di SMKN 2 Batam. Mereka nantinya akan menyampaikan pada siswanya dan membuat paket wisata.