TEMPO.CO, Kediri- Ketika sebagian lain menandai hari ini, 14 Februari 2016, dengan bunga dan cokelat, warga Desa Medowo di Kecamatan Kandangan, Kabupaten Kediri, Jawa Timur, justru memilih durian. Pada hari ini yang bertepatan dengan perayaan Hari Kasih Sayang atau Valentine Day, warga desa Medowo menggelar pesta durian sebagai pembuka dari diperkenalkannya paket wisata di desa itu.
Pesta digelar dengan menyediakan tiket seharga Rp 5 ribu per lembar yang bisa ditukarkan dengan satu buah durian utuh nan legit. Selain alpukat, manggis, sirsak, nangka, dan jeruk, durian adalah satu produk unggulan petani di Desa Medowo. Sehingga tak heran di musim durian saat ini, produksi durian di desa itu sangat berlimpah dan membanjiri pasar buah setempat.
Pesta durian yang diberi tajuk “Dahar Durian Medowo” atau dalam bahasa Indonesia memakan durian Medowo ini dimulai tepat pukul 09.00 WIB di depan Kantor Desa Medowo, Kecamatan Kandangan. Lebih dari 1.000 buah durian disediakan panitia di tiga titik yang akan menjadi lokasi perburuan pengunjung. “Seluruh buah durian ini produksi petani Desa Medowo,” kata Camat Kandangan Gembong Prajitno, Minggu 14 Februari 2016.
Gembong menjelaskan, produksi durian di Desa Medowo sangat besar. Setiap hari di musim panen mulai November 2015 sampai hari ini, tak kurang dari 3.000 buah durian dipetik dari lahan petani. Diperkirakan dalam satu musim panen durian selama enam bulan, jumlah produksi durian dari Desa Medowo mencapai 600 ribu durian. Bahkan karena terlalu besarnya jumlah produksi itu hingga kesulitan mencari pasar.
Hal inilah yang melatarbelakangi pemerintah desa setempat menggelar pesta durian pada hari ini. Pesta ini sekaligus menandai dibukanya paket wisata Desa Medowo yang juga menghasilkan minuman susu sapi segar dan kopi. “Selama ini durian di sini hanya ditampung pedagang, kalau bisa langsung ke tangan wisatawan sebagai paket agrowisata pasti punya nilai ekonomi tinggi,” kata Gembong.
Andimas, satu pengunjung pesta durian mengakui kelezatan buah durian produksi Desa Medowo. Menurut dia rasanya cukup legit dengan daging buah yang besar. “Selain itu segar karena dipetik langsung dari pohon,” katanya.
Selain menyantap durian di tempat hasil penukaran kupon, karyawan swasta asal Kelurahan Banjaran, Kota Kediri, ini membeli beberapa durian yang dijual di lokasi. Hanya saja untuk buah yang dibawa pulang harganya tak lagi semurah kupon karena menyesuaikan harga pasar.
Dia juga cukup menyayangkan kerja panitia yang terkesan tak siap dengan kedatangan pengunjung yang membeludak. Sebab banyak pengunjung yang menurut dia tak kebagian durian meski telah membeli kupon.
HARI TRI WASONO