TEMPO.CO, Jakarta - Ada yang bilang Biak adalah singkatan dari “bila ingat akan kembali”. Kami tak kuasa membantahnya. Di sini, hampir setiap kampung pesisir memamerkan pantai pasir putih dan karang, seolah-olah sedang berlomba dalam kontes kecantikan. Belum lagi Kepulauan Padaido yang layak menjadi peserta unggulan. Berbagai peninggalan Perang Dunia II dapat dijumpai di lereng bukit dan dasar lautan. Ini tempat-tempat yang wajib Anda kunjungi dalam wisata pantai di Biak.
Pasar Bosnik
Pasar Tradisional Bosnik merupakan salah satu pusat berkumpulnya nelayan dari seantero Biak: menjajakan hasil tangkapannya atau saling tukar apa saja. Mereka punya sistem SKS, yaitu Selasa, Kamis, dan Sabtu, sebagai hari pasar. Pada akhir pekan, ikan segar dan olahan beraneka ukuran bersaing dengan sayur-mayur. Ada juga bermacam kerajinan laut dan batu akik.
Mumwar
Terletak di semenanjung timur Pulau Biak, kawasan hutan tepi pantai di Mumwar menunjukkan jejak betapa dahsyatnya tsunami menerjang kawasan ini dua dekade lalu.
Pantai Anggaduber
Sebuah jembatan alam--berupa tebing menjorok ke arah laut--seolah-olah menjadi pintu gerbang pantai pasir putih yang memanjang dan menghadap langsung ke arah gugusan Pulau Padaido. Kalau cukup bernyali, Anda bisa terjun dari atasnya.
Pantai Korem
Pantai ini merekam sejarah tsunami 1996. Warga Kampung Korem, yang dulu memenuhi pinggiran pantai, pindah menjauh dari laut sejak gelombang air bah menghantam teluk.
Pantai Wari
Inilah pantai terlebar yang kami temukan di Biak bagian utara. Di sini, muara sungai yang kehijauan berpunggungan dengan pantai, membentuk delta berpasir nan putih.
Pantai Batu Pica
Laut tak pernah menyerah untuk memecahkan tebing karang yang memanjang di pantai ini. Dentumannya memantik pertanyaan: bagaimana besarnya gelombang di tengah Pasifik sana?
Pantai Wardo
Terletak di pesisir barat Biak, Wardo menjadi tempat paling pas menunggu matahari tenggelam. Di sini, muara yang kehijauan menyimpan pantai-pantai mini di sepanjang sungai.
Pulau Owi, Auki, dan Wundi
Ketiganya adalah pulau terdepan di Padaido. Di sini, sekitar 75 tahun lalu, tentara Sekutu membangun dermaga dan landasan udara untuk menyiapkan serangan ke Pulau Biak, yang dikuasai tentara Jepang. Sayang, peninggalan perang semakin sulit dijumpai lagi di atas pulau. Namun Anda bisa menyelam untuk menemukannya.
Pulau Samakur
Jika Anda telah tiba di salah satu pulau di Padaido, datanglah ke Samakur. Warga setempat menyebutnya “Pulau Burung”. Setiap sore menjelang petang, puluhan ribu--mungkin juga ratusan ribu--bangau laut terbang di atasnya. Mereka menunggu koloni kelelawar pergi dari gua-gua karang di pulau tempat para bangau itu hendak menginap. Esoknya, subuh menjelang pagi, giliran kelelawar antre masuk, sambil menanti kawanan burung pergi.
Lihat videonya:
AGOENG WIJAYA