TEMPO.CO, Jakarta- Penyelenggaraan kedelapan Pesta Rakyat Papua digelar selama lima hari berturut-turut mulai 19 hingga 23 Juni 2015 di kawasan wisata Khalkhote, Sentani Timur. Pesta ini diselenggarakan tahunan sejak 2007.
Pesta menyedot perhatian wisatawan lokal dan mancanegara, dilihat dari pertambahan jumlah pengunjung. Tahun 2013, jumlah pengunjung tercatat 7.500 orang dan pada 2014 meningkat menjadi 8.900 orang.
Pengunjung dapat menyaksikan keragaman adat istiadat, seni, dan budaya. Pesta ini merupakan perpaduan suguhan alam dan budaya asli wilayah Tabi, yang didiami oleh 16 subsuku.
Khalkhote awalnya merupakan dermaga di Danau Sentani yang ditata menjadi lokasi wisata. Selain tari-tarian, ditampilkan pula upacara adat penobatan Ondoafi atau pemimpin adat masyarakat asli Sentani.
Pusat kemeriahan ada di Khalkhote. Namun iring-iringan tarian di atas perahu (Isosolo), dari perwakilan 24 kampung di Danau Sentani, bergerak dari kampung masing-masing menuju Pulau Asei.
Di Pulau Asei, terdapat tulang tertua yang konon dipercaya sebagai pusat pertemuan antara nenek moyang suku-suku asli Sentani dan imigran Kepulauan Melanesia. Dari Asei, mereka menyebar ke pesisir dan pulau-pulau Danau Sentani, yang kemudian menjadi cikal bakal orang asli Sentani.
Di pergelaran pesta ini juga dihadirkan ritual pembayaran harta kepala orang yang sudah meninggal, serta peresmian Pendopo Ondoafi.
TRAVELOUNGE