Yang menarik adalah sejumlah lukisan perempuan Jawa berkebaya, yang dipampang di beberapa ruang utama. Perempuan berkulit sawo matang pada lukisan itu ada yang sedang bergaya duduk sambil melamun, ada pula yang sedang berdandan. "Lukisan perempuan Jawa itu menyimbolkan sosok tuan rumah yang menyambut tamunya," ujar Manajer Humas Hotel Hermitage Karina Eva Poetry. (Baca: Harga Terjangkau Hotel Mentereng)
Karena tak begitu luas, gedung inti dimanfaatkan manajemen sebagai lobi utama, resepsionis, aula, lounge, juga kafe. Yang jadi andalan adalah Courtyard Cafe. Dekorasi kafe itu digarap sedemikian rupa hingga membuat tamu merasa seperti tengah nongkrong di Eropa. Ada juga Cigar Room, ruang santai bergaya eklektik dengan dominasi perabot hitam dan cokelat tua. Sentuhan klasik pada ruangan ini disumbang gorden emas, tepat di samping lukisan "si nyonya rumah".
Lantas, di mana kamar hotelnya? Keterbatasan ruang memaksa manajemen membikin bangunan baru berisi 90 kamar di bagian tengah yang dulunya berupa taman. Gayanya sama-sama art deco. Ya, bangunan baru mencontek persis desain interior gedung lama, baik bentuk pintu, teralis, jendela, dan ventilasi. Bahkan motif karpet yang digelar di kamar hotel persis dengan ubin di bangunan lama. Kamar di hotel yang bertarif Rp 2,7-44 juta per malamnya ini didesain seperti rumah.
ISMA SAVITRI
Terpopuler:
Ketika Geger Melanda Acara Puncak JFW 2015
Kopi Kolombia, Pilihan Menu Baru Minum Kopi
Begini Cara Terapi Target untuk Kanker Bekerja
Desember, Uji Klinis Terapi Ebola Pertama
Bogor Organic Fair Akan Digelar di Sempur
Naomi Watts Duta Kecantikan untuk L'Oreal Paris