Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Hari Jadi Yogyakarta ke-268 Tahun, Begini Asal Mula Sultan Hamengkubuwono I Babat Alas

image-gnews
Sejumlah Prajurit Keraton Yogyakarta mengikuti kirab saat Grebeg Besar di Masjid Kauman, Yogyakarta, Selasa 18 Juni 2024. Tradisi Grebeg Besar Keraton Yogyakarta merupakan rangkaian perayaan Idul Adha 1445 H sebagai simbol sedekah raja kepada rakyatnya sekaligus wujud rasa syukur kepada Tuhan. ANTARA FOTO/Hendra Nurdiyansyah
Sejumlah Prajurit Keraton Yogyakarta mengikuti kirab saat Grebeg Besar di Masjid Kauman, Yogyakarta, Selasa 18 Juni 2024. Tradisi Grebeg Besar Keraton Yogyakarta merupakan rangkaian perayaan Idul Adha 1445 H sebagai simbol sedekah raja kepada rakyatnya sekaligus wujud rasa syukur kepada Tuhan. ANTARA FOTO/Hendra Nurdiyansyah
Iklan

TEMPO.CO, JakartaPerayaan HUT Yogyakarta berdasarkan berdirinya kota ini melalui Perjanjian Giyanti pada 13 Februari 1755. Isi Perjanjian tersebut adalah Negara Mataram dibagi dua, yaitu setengah menjadi hak Kerajaan Surakarta, sedangkan setengah lainnya menjadi hak Pangeran Mangkubumi.

Pada perjanjian tersebut, Pengeran Mangkubumi diakui menjadi Raja atas setengah daerah Pedalaman Kerajaan Jawa dengan Gelar Sultan Hamengkubuwono Senopati Ing Alega Abdul Rachman Sayidin Panatagama Khalifatullah (Sri Sultan Hamengkubuwono I).

Dikutip hutkota.jogjakota.go.id, setelah itu, Hamengkubuwono I segera menetapkan Daerah Mataram di dalam kekuasaannya diberi nama Ngayogyakarta Hadiningrat dan memilih ibu kota di Ngayogyakarta (Yogyakarta). Ketetapan ini diumumkan pada 13 Maret 1755. Penetapan daerah kekuasaan diikuti dengan pemilihan tempat sebagai ibu kota, yaitu Hutan Beringin, Desa Pachetokan. Setelah penetapan tersebut diumumkan, Hamengkubuwono I segera memerintahkan kepada rakyat membabat hutan tersebut untuk didirikan keraton.

Ilustrasi Keraton Yogyakarta. Shutterstock

Namun, sebelum Keraton Yogyakarta jadi, Hamengkubuwono I menempati pesanggrahan Ambarketawang, Gamping, pada 9 Oktober 1755. Lalu, satu tahun kemudian, ia memasuki Istana Baru (Keraton Yogyakarta) sekaligus meresmikan Kota Yogyakarta atau Negari Ngayogyakarta Hadiningrat. Pesanggrahan Ambarketawang ditinggalkan Hamengkubuwono I untuk menetap di Keraton Yogyakarta pada 7 Oktober 1756.

Setelah Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945, Sultan Hamengkubuwono IX dan Sri Paduka Paku Alam VIII menerima piagam pengangkatan menjadi Gubernur dan Wakil Gubernur DIY dari Presiden RI. Lalu, pada 5 September 1945, ia mengeluarkan amanat, daerah Kesultanan dan Pakualaman merupakan Daerah Istimewa sebagai bagian Republik Indonesia.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Kemudian, pada 30 Oktober 1945, ia mengeluarkan amanat kedua berbunyi, pelaksanaan Pemerintahan di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dilakukan Sultan Hamengkubuwono IX dan Sri Paduka Paku Alam VIII bersama-sama Badan Pekerja Komite Nasional.

Kota Yogyakarta yang meliputi Kasultanan dan Pakualaman baru menjadi Kota Praja atau Kota Otonomi dengan lahirnya Undang-Undang Nomor 17 Tahun 1947.  Status Kota Otonomi Yogyakarta semakin dipertegas dengan Undang-undang Nomor 22 Tahun 1948 tentang Pokok-pokok Pemerintahan Daerah. Melalui aturan tersebut, DIY menjadi Tingkat I dan Kotapraja Yogyakarta sebagai Tingkat II yang menjadi bagian kota ini.

Menurut jogjaprov.go.id, seiring berjalannya reformasi, tuntutan untuk menyelenggarakan pemerintahan di daerah secara otonom semakin mengemuka. Akibatnya, pemerintah menerbitkan Undang-Undang Nmor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah. Sesuai UU ini, sebutan untuk Kotamadya Dati II Yogyakarta diubah menjadi Kota Yogyakarta, sedangkan pemerintahannya disebut Pemerintahan Kota Yogyakarta dengan Wali Kota Yogyakarta sebagai Kepala Daerah.

Saat ini, Yogyakarta sudah berusia 268 tahun setelah melalui sejarah panjang. Perayaan HUT Yogyakarta pada 2024 akan dirayakan oleh Dinas Pariwisata Kota Yogyakarta melalui Wayang Jogja Night Carnival (WJNC) #9 Tahun 2024. Puncak rangkaian acara HUT Kota Yogyakarta ini diadakan di Kawasan Tugu Yogyakarta dengan tema “Gatotkaca Wirajaya”.

Pilihan Editor: Ada Wayang Jogja Night Carnival di Tugu Yogyakarta, Pelanggan Kereta Diimbau Datang ke Stasiun Lebih Awal

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Branding City Of Festival, Jurus Yogyakarta Kukuhkan Jadi Destinasi Wisata Utama

21 jam lalu

Gelaran Wayang Jogja Night Carnival di kawasan Tugu Yogyakarta Senin petang 7 Oktober 2024. Tempo/Pribadi Wicaksono
Branding City Of Festival, Jurus Yogyakarta Kukuhkan Jadi Destinasi Wisata Utama

Meski tak memiliki destinasi alam, Kota Yogyakarta tiap tahun sukses menjadi tujuan wisata utama.


Yogyakarta Dorong Warganya Bersedia Daftarkan Koleksi Naskah Kuno, Ini Alasannya

1 hari lalu

Seorang pengalih media menyelesaikan pengalihwahanaan naskah kuno di Perpustakaan Nasional (Perpusnas), Salemba, Jakarta, Kamis, 1 Agustus 2024. Sebanyak 6.700 dari total 12.700 naskah kuno yang ada di Perpusnas telah selesai dialihwahanakan dari konvensional menjadi digital sebagai upaya optimalisasi tempat penyimpanan, keamanan dari berbagai bentuk bencana, serta meningkatkan resolusi gambar dan file menjadi lebih stabil. ANTARA/Fauzan
Yogyakarta Dorong Warganya Bersedia Daftarkan Koleksi Naskah Kuno, Ini Alasannya

Pemerintah Kota Yogyakarta mendorong warganya yang memiliki koleksi naskah kuno didaftarkan ke Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Yogyakarta.


Pasca Ricuh Prawirotaman Yogya, Belasan Outlet hingga Kafe Penjual Miras Ditutup

1 hari lalu

Petugas gabungan kepolisian dan Satpol PP di Yogyakarta menutup unit usaha penjual minuman keras tak berizin dan menyita ribuan botol minuman beralkohol dalam operasi Rabu-Kamis, 30-31 Oktober 2024. (Dok. istimewa)
Pasca Ricuh Prawirotaman Yogya, Belasan Outlet hingga Kafe Penjual Miras Ditutup

Sejumlah kafe outlet, hingga toko yang menjual minuman beralkohol atau minuman keras (miras) di Yogyakarta mulai ditutup satuan polisi pamong praja (Satpol PP) Kamis 31 Oktober 2024.


Yogyakarta Bersih Miras, Sultan HB X Tenggat Kabupaten-Kota Lakukan Ini Dalam 2 Pekan

1 hari lalu

Ribuan santri menggerudug Markas Polda DIY menuntut kasus pengeroyokan santri diusut dan menekan peredaran miras di Yogyakarta, Selasa, 29 Oktober 2024. Tempo/Pribadi Wicaksono
Yogyakarta Bersih Miras, Sultan HB X Tenggat Kabupaten-Kota Lakukan Ini Dalam 2 Pekan

Upaya Yogyakarta mewujudkan kenyamanan dan keamanan sebagai Kota Wisata, Kota Budaya, dan Kota Pelajar dari pengaruh buruk minuman keras atau miras kian ditindaklanjuti serius


Catat 5 Agenda Menarik November di Yogyakarta, mulai Ngayogjazz hingga Tour de Menoreh

1 hari lalu

Seniman asal Perancis Samy Thibault (tengah) dan Felipe Crabrera (kedua kanan) menunjukan aksinya saat Ngayogjazz 2023 bertajuk
Catat 5 Agenda Menarik November di Yogyakarta, mulai Ngayogjazz hingga Tour de Menoreh

Event jazz ikonik asal Yogyakarta, Ngayogjazz, akan kembali dihelat 16 November 2024 mendatang.


Bank Sampah di Dusun di Yogya Ubah Plastik Jadi BBM, Begini Cerita Manfaat dan Produksinya

2 hari lalu

Bahan bakar minyak (BBM) dari sampah plastik. BBM ini diproduksi Bank Sampah Go-Green di Dusun Cupuwatu II di Kalasan, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). TEMPO/M. Syaifullah
Bank Sampah di Dusun di Yogya Ubah Plastik Jadi BBM, Begini Cerita Manfaat dan Produksinya

Produk BBM jenis solar dari hasil Bank Sampah Go-Green di Dusun Cupuwatu II mengolah sampah plastik mengalir sampai ke kawasan Malioboro.


Republik Cek dan Yogyakarta Kerja Sama Siapkan Festival Film

3 hari lalu

Duta Besar Republik Ceko untuk Indonesia, Jaroslav Doleek, kedua dari kanan, meresmikan Kantor Perwakilan Konsulat Jenderal Kehormatan di Fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada Yogyakarta, Selasa, 29 Oktober 2024 (TEMPO/Shinta Maharani)
Republik Cek dan Yogyakarta Kerja Sama Siapkan Festival Film

Kedutaan Besar Republik Cek menyiapkan kerja sama kebudayaan dengan Indonesia dalam bentuk festival film di Yogyakarta pada 2025.


Sultan HB X Perintahkan Kepala Daerah se-DIY Atasi Peredaran dan Penjualan Miras Daring

3 hari lalu

Petugas memusnahkan minuman keras ilegal di Kantor Pusat Bea Cukai, Jakarta, Rabu 31 Juli 2024. Direktorat Jenderal Bea dan Cukai memusnahkan 162.708 botol minuman keras (miras) dan 12 juta batang rokok ilegal senilai Rp165 miliar. TEMPO/Tony Hartawan
Sultan HB X Perintahkan Kepala Daerah se-DIY Atasi Peredaran dan Penjualan Miras Daring

Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Sri Sultan Hamengku Buwono X memerintahkan bupati/wali kota di wilayah itu membuat regulasi yang lebih efektif dan relevan untuk memberantas peredaran minuman keras atau miras.


Desak Yogyakarta Bebas dari Kekerasan dan Miras, Ribuan Santri Turun ke Jalan

3 hari lalu

Aksi ribuan santri mengeruduk Polda DIY mendesak penusukan dan pengeroyokan santri di Prawirotaman Yogyakarta diusut tuntas Selasa (29/10). Tempo/Pribadi Wicaksono
Desak Yogyakarta Bebas dari Kekerasan dan Miras, Ribuan Santri Turun ke Jalan

Aksi solidaritas itu dipicu kekerasan yang dilakukan sekelompok orang di kawasan kampung turis Prawirotaman Yogyakarta.


Yogyakarta Benahi Kawasan Kumuh Pinggir Sungai Menjadi Penyokong Wajah Wisata

3 hari lalu

Kawasan permukiman pinggir sungai di Kota Yogyakarta. Dok.istimewa
Yogyakarta Benahi Kawasan Kumuh Pinggir Sungai Menjadi Penyokong Wajah Wisata

Kebijakan ini berupaya menata kawasan kumuh Yogyakarta untuk menuntaskan seluruh indikator kumuh serta menurunkan faktor risiko bencana