TEMPO.CO, Jakarta - Salah satu gangguan ketika bepergian adalah ponsel yang kehabisan daya. Hal ini tentu akan menyulitkan saat ingin memberi kabar kepada keluarga atau sekedar mencari informasi dan update di media sosial. Namun pakar teknologi menyarankan untuk tidak mengisi daya ponsel di charging station umum di bandara.
Sebab, mengisi daya ponsel di charing station USB memiliki risiko yang signfikan. Berk Baryaktar, CEO perusahaan teknologi Esimatic, memperingatkan bahwa charging station USB publik dapat disusupi oleh penjahat dunia maya. Penjahat ini dapat mengakses data atau memasang malware di perangkat dalam proses yang dikenal sebagai "juice jacking".
Apa itu juice jacking
“Charging station USB publik, yang biasa ditemukan di bandara, dapat disusupi oleh penjahat dunia maya yang ingin mengakses informasi pribadi yang tersimpan di perangkat Anda," katanya seperti dilansir dari laman Express UK.
Menurut Baryaktar, penjahat dunia maya ini dapat menginstal malware atau membuat koneksi yang menyadap data yang ditransfer melalui port, sebuah taktik yang sering disebut sebagai juice jacking.
“Setelah perangkat Anda disusupi, informasi sensitif seperti email pribadi, data keuangan, atau bahkan kredensial login dapat diakses oleh pihak yang tidak berwenang," ujarnya. Konsekuensinya pun bisa sangat parah, mulai dari pencurian identitas hingga kerugian finansial yang signifikan.
Cara menghindari risiko juice jacking
Baryaktar menekankan bahwa cara terbaik untuk menghindari risiko ini adalah dengan bepergian dengan membawa perangkat pengisi daya portabel.
“Memiliki power bank sendiri memungkinkan Anda mengisi ulang ponsel Anda dengan aman tanpa bergantung pada stasiun pengisian daya umum, sehingga meminimalkan kemungkinan menjadi korban peretas jahat," katanya.
Selain itu, Baryaktar merekomendasikan untuk mengaktifkan fitur keamanan seperti mode terbatas USB pada ponsel. Pengaturan ini mencegah transfer data melalui koneksi USB, yang menambahkan lapisan perlindungan ekstra kalau terpaksa menggunakan pengisi daya umum. Dengan mengaktifikan fitur itu, dapat mengurangi risiko peretas jahat mengakses data pribadi, saat melakukan pengisian daya di ruang publik.
Langkah penting lainnya untuk melindungi dari ancaman dunia maya adalah menjaga perangkat lunak ponsel tetap mutakhir. "Pembaruan rutin memastikan bahwa ponsel Anda memiliki patch keamanan terbaru dan perbaikan bug, sehingga mempersulit penjahat dunia maya untuk mengeksploitasi kerentanan" katanya.
Risiko lain selain stasiun pengisian daya
Selain stasiun pengisian daya umum di bandara, jaringan Wi-Fi publik yang juga tersedia di bandara, juga rentan terhadap ancaman dunia maya. Jadi sebaiknya membatasi aktivitas penggunaan internet saat menggunakan jaringan yang tidak aman hanya untuk penelusuran biasa. Selain itu upayakan menghindari aktivitas yang melibatkan akun pribadi atau transaksi keuangan.
Baryaktar mengatakan dengan memperhatikan keamanan perangkat baik ponsel atau lainnya dapat membantu wisatawan untuk menghindari pelanggaran keamanan data. Wisatawan pun dapat fokus menikmati perjalanan dengan nyaman dan tenang.
"Untuk perlindungan tambahan, menggunakan jaringan pribadi virtual (VPN) dapat membantu mengenkripsi lalu lintas internet Anda dan melindungi data Anda dari pengintaian. Dengan melakukan tindakan pencegahan ini, Anda dapat memastikan pengalaman perjalanan yang lebih aman dan melindungi informasi pribadi Anda dari ancaman dunia maya," ujarnya.
Pilihan editor: 6 Bandara Terbesar di Dunia, Ada yang Luasnya Lebih Besar dari Jakarta