TEMPO.CO, Jakarta - Aktivitas mendaki gunung semakin diminati banyak orang, terutama di kalangan anak muda. Mendaki bukan lagi petualangan, tetapi sudah menjadi bagian dari pariwisata.
Tingginya minat mendaki gunung membuat agen atau jasa open trip semakin menjamur. Biasanya agen open trip ini akan mengurus semua keperluan perjalanan, mulai dari transportasi, makan, tiket, sampai dengan perizinan jika diperlukan.
Namun, calon pendaki mesti berhati-hati memilih karena tak semuanya sesuai harapan. April lalu, misalnya, ratusan pendaki gagal naik ke Gunung Rinjani karena ternyata agen open trip tidak Surat Izin Masuk Kawasan Konservasi (Simaksi).
Lalu, bagaimana memilih agen open trip mendaki gunung yang tidak bikin kecewa?
(Kiri-kanan) Alley, pendiri Jejak Backpacker; Panca Yudha Dirgantara, konsultan Kelimutu Outdoor; Muhammad Rifqi Maulana, pendiri Tiga Dewa Adventure Indonesia; dan Didiet Rao moderator Sharing Session "Open Trip? Siapa Takut" di Indofest Jakarta Convention Center, Ahad, 7 Juli 2024.
1. Pilih Agen Open Trip Berpengalaman
Pemilik kanal YouTube Jejak Backpacker Alley mengatakan bahwa saat ini banyak open trip baru yang bermunculan. Mereka bisa menawarkan harga trip atau share cost dengan biaya yang sangat rendah, tetapi tidak mau menanggung risiko yang mungkin muncul di perjalanan.
"Kalau ikut open trip memang harus hati-hati. Pertama, pilih (agen) yang sudah malang melintang, ditambah kalau dia sudah ada sertifikat pemandu gunung, itu lebih bagus lagi," kata Alley saat ditemui di acara Community Hub Sharing Session di festival outdoor Indofest, Jakarta Convention Center, Ahad, 7 Juli 2024.
2. Kroscek
Salah satu cara melihat pengalaman agen open trip itu dengan mengecek agen open trip, mulai dari badan hukum, website, media sosial, sampai dengan rekening bank yang digunkan. Hampir semua agen open trip sudah memiliki media sosial, entah Instagram, Twitter (X), atau TikTok.
Pendiri Tiga Dewa Adventure Indonesia Muhammad Rifqi Maulana mengatakan bahwa media sosial dan website akan sangat membantu untuk menentukan pilihan. "Kroscek perlu dilakukan untuk memberi kekuatan (caon pendaki) untuk mendaftar," kata dia.
Di media sosial atau website biasanya terpampang dokumentasi trip-trip sebelumnya, juga komentar-komentar pengguna.
Selain itu, perlu juga mengecek nomor rekening yang digunakan untuk transaksi pendaftaran. Rifqi mengatakan, biasanya manajemen open trip yang sudah baik akan menggunakan rekening dengan nama perusahaan atau pendirinya.
3. Cek Sertifikasi Pemandu Gunung
Unggahan di media sosial biasanya dipilih yang paling menarik. Bahkan kini banyak agen yang berani menyewa influencer untuk menarik calon klien.
"Sekarang banyak yang berani nyewa influencer buat ikutan (open trip). Jadi ketika buka open trip itu, dipampanglah foto selebgram itu untuk memikat orang di tripnya. Kalau saya nggak terlalu tertarik yang seperti itu, saya lebih memilih orang-orang yang di dalamnya sudah ada sertifikat APGI (Asosiasi Pemandu Gunung Indonesia) atau pemandu gunung lainnya," ujar dia.
Pilihan Editor: 5 Syarat Naik Gunung Rinjani dan Cara Daftar Pendakiannya