Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Menonton Lomba Perahu Naga Festival Peh Cun di Cisadane

Reporter

Editor

Yunia Pratiwi

image-gnews
Perlombaan perahu naga dan papak Festival Peh Cun di Sungai Cisadane, Sabtu 15 Juni 2024. Tempo/ AYU CIPTA
Perlombaan perahu naga dan papak Festival Peh Cun di Sungai Cisadane, Sabtu 15 Juni 2024. Tempo/ AYU CIPTA
Iklan

TEMPO.CO, Tangerang - Langit di atas Sungai Cisadane tak begitu cerah sepanjang Sabtu dan Ahad 15-16 Juni 2024. Air sungai kecokelatan dengan sampah-sampah yang mengambang di atasnya tak menyurutkan 21 timl peserta lomba mendayung perahu naga dan papak dalam rangkaian puncak Festival Peh Cun. Mereka dengan ceria mengikuti aba-aba balapan sepanjang 500 meter dari Kalipasir ke Tao Pekong Air. Jarak itu dikurangi dari rencana semula 800 meter hingga Jembatan Kaca Gerendeng.

Karena kemacetan mengular Tempo menyusuri sepanjang 2 kilometer  jalan Kalipasir  Indah menuju  dari Tao Pekong Air dengan berjalan kaki. Dari titik ini perlombaan mendayung perahu naga (pha liung son) di Sungai Cisadane. Para peserta berkumpul dan bersiap-siap. Setelah beres, mereka bergerak menyusuri  sungai menuju lokasi start di Kalipasir dan mendayung hingga finish di Tao Pekong  Air.

Tampak penonton berdiri berjajar di sepanjang bantaran kali, menonton dari balik pagar besi yang membatasi sungai dan taman serta jalan promenede. Ratusan masyarakat tua, muda, besar, kecil menyaksikan kemeriahan lomba perahu naga dan papak itu.

Mereka bersorak manakala tim jagoan mereka mendayung lebih cepat dan sampai finish. Menurut panitia acara Suryadi, dari 22 tim peserta lomba Perahu Naga dan Papak, hanya satu yang mengundurkan diri yakni tim Dayak. Lainnya seperti; Kongco Pecun, Buaya Cisadane, Naga Hitam, JPC, Naga Hitam, Putra Bangsin tetap berlaga. Di antara nama-nama tim itu mengikuti dua perlombaan dengan setiap regu berisi 24 pendayung. 

Perlombaan perahu naga sejatinya telah berlangsung sejak lebih satu abad silam atau tepatnya sejak 1910. Itu ditandai dengan pembuatan 4 perahu naga pada tahun 1911. Sebelumnya  menurut Ketua Klenteng Boen Tek Bio Ruby Santamoko lomba perahu menggunakan gethek (bambu rakitan).

Baru pada 1911 perahu panjang berkepala naga dibuat. Ada 4 perahu naga yang setiap tahunnya dimandikan di Pendopo Peh Cun Tanah Gocap, Kota Tangerang. Dua diantara 4 perahu naga itu hingga kini masih digunakan untuk  perlombaan mendayung termasuk Festival Peh Cun 2024.

Dua perahu naga berusia ratusan tahun itu diturunkan ke Sungai Cisadane dalam Festival Peh Cun 2024. Ada 4 perahu koleksi Perkumpulan Klenteng Boen Tek Bio yang digunakan untuk perlombaan mendayung, 2 perahu naga dan 2 perahu Papak dibuat antara tahun 1960 hingga 1980.

"Tahun ini,  hanya  dua  perahu naga yang diturunkannya,  dua lainnya perahu papak. Koleksi perahu kami ada enam buah," kata Ruby Santamoko, kepada Tempo Ahad 16 Juni 2024.

Festival Peh Cun ini dirayakan setiap tahunnya pada tanggal 5 bulan 5 penanggalan Imlek dan telah berumur lebih 2300 tahun dihitung dari masa Dinasti Zhou, dan dilakukan  di berbagai kota di Indonesia dan negeri asalnya Tiongkok.

"Bedanya perahu naga dan papak, kalau peragu naga ada kepala naga di ujung perahu bagian depan,"kata Ruby.

Untuk pelaksanaan  Festival Peh Cun tahun ini peserta dari seputar Tangerang, Jakarta, Bogor, Depok dan Bekasi saja tidak diikuti peserta mancanegara. "Alasan kami agar tidak membludak, sengaja dibatasi," ujar Ruby.

Sebab pada September  2024 mendatang pihaknya akan menyelnggarakan hajat internasional  Arak-arakan Taopekong 12 Tahun Dewi Kwan Im. "Jadi Festival  Peh Cun ini kami adakan bagian dari tradisi ritual seperti memandikan  perahu naga, di Pendopo Peh Cun Tanah Gocap," kata Ruby.

Ruby mengatakan Festival Peh Cun di kalangan Tionghoa-Indonesia adalah salah satu festival penting dalam kebudayaan dan sejarah Tiongkok, dan tradisi yang tak lekang adalah memandikan perahu naga dan papak. 

Perlombaan perahu naga dan papak Festival Peh Cun di Sungai Cisadane, Sabtu 15 Juni 2024. Tempo/ AYU CIPTA

Teladan Chu Yuan 

Peh Cun adalah perayaan untuk menghormati serta meneladani sikap Chu Yuan atau dikenal juga dengan nama Kut Gwan seorang menteri pada masa lampau. 

Chu Yuan adalah menteri yang jujur dan setia. Namun, para pejabat lain yang iri lantas menghasut raja, sehingga Chu Yuan diasingkan. Akhirnya Chu Yuan menceburkan diri ke Sungai Miluo.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Lalu menurut legenda, ia melompat ke sungai pada tanggal 5 bulan 5. Rakyat yang kemudian merasa sedih kemudian mencari-cari jenazah sang menteri di sungai tersebut. Mereka lalu melemparkan nasi dan makanan lain ke dalam sungai dengan maksud agar ikan dan udang dalam sungai tersebut tidak mengganggu jenazah sang menteri.

Kemudian untuk menghindari makanan tersebut dari naga dalam sungai tersebut maka mereka membungkusnya dengan daun-daunan yang dikenal sebagai bakcang sekarang. Para nelayan yang mencari-cari jenazah sang menteri dengan berperahu akhirnya menjadi cikal bakal dari perlombaan perahu naga setiap tahunnya.

Bermula Dari Tradisi Suku Kuno Yue di Tiongkok Selatan

Perayaan sejenis Peh Cun ini juga telah dirayakan oleh suku Yue di selatan Tiongkok pada zaman Dinasti Qin dan Dinasti Han. Perayaan yang mereka lakukan adalah satu bentuk peringatan dan penghormatan kepada nenek moyang mereka. Kemudian setelah terasimilasi secara budaya dengan suku Han yang mayoritas, perayaan ini kemudian berubah dan berkembang menjadi perayaan Peh Cun yang sekarang kita kenal.

Kata “peh cun” sendiri merupakan dialek Amoi (Minan) yang berarti “(men)dayung perahu ba chuan” dalam bahasa Mandarin hari raya ini disebut Duanwujie. Tak heran jika perlombaan dayung perahu naga menjadi ritual rutin dalam Festival Pehcun dan Festival Cisasadane. Dua kegiatan ini masuk menjadi kalender event Pemerintah Kota Tangerang.

Peh Cun Hilang semasa Orde Baru

Peneliti budaya Tionghoa asal Tangerang Frendi Frengklin  menyebut, di Tangerang perayaan Peh Cun sudah dilakukan sejak 1910. Namun, ketika Orde Baru berkuasa festival berhenti karena larangan pemerintahan saat itu yang mengkaitkan warga etnis Tionghoa dikaitkan erat  dengan Partai Komunis Indonesia (PKI).

Festival kembali dilakukan era reformasi kemudian bisa diselenggarakan kembali hingga sekarang.

Catatan Tempo,  pada 2019 Peayaan Peh Cun dirangkaikan dengan berbagai kegiatan menarik sperti Festival Chili (cabai) era Boen Tek Bio ketua dibabat Hudaya Halim.yang juga pemilik Museum Benteng Heritage 

Ruby Santamoko mengatakan Perayaan Peh Cun sempat vakum karena Covid-19, dan diadakan lagi pada 2023. Bahkan Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Pemerintah Kota Tangerang  R. Rizal Ridolloh mengatakan Festival  Peh Cun menjadi event tahunan Pemerintah Kota  yang diselenggarakan masyarakat dan masuk menjadi warisan budaya tak benda yang tercatat di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan  RI.

"Festival Peh  Cun  juga menjadi daya tarik wisatawan  domestik tahun ini meningkat sepuluh persen," kata Rizal.

Perlombaan perahu naga dan papak Festival Peh Cun di Sungai Cisadane, Sabtu 15 Juni 2024. Tempo/ AYU CIPTA

Sebelum di Cisadane Peh Cun Digelar di Jakarta

Dari laman warisan budayakemdikbud.id tertulis bahwa perayaan pehcun di Sungai Cisadane, Tangerang, merupakan salah satu yang tertua di Indonesia. Sudah ada sejak tahun 1910, perayaan yang digelar rutin oleh perkumpulan Boen Tek Bio ini selalu diisi oleh berbagai ritual dan tradisi unik. 

Sebelum diadakan di Sungai Cisadane, perayaan ini diadakan di kawasan Kota, Jakarta. Tapi karena sungai di sana mengalami pendangkalan, perayaan pehcun dipindahkan ke Sungai Cisadane.

Dalam perayaan ini, diadakan berbagai tradisi yang tidak lepas dari kebudayaan sungai, seperti lomba perahu naga, lomba menangkap bebek, lempar bacang, hingga mendirikan telur di waktu Twan Ngo.

Pilihan editor: Asal Mula Bakcang yang Wajib Hadir Pada Festival Peh Cun, Begini Filosofinya

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Lomba Perahu Naga di Tanjungpinang Digelar 3 Hari, Jadi Daya Tarik Wisatawan

6 hari lalu

Suasana lomba perahu naga di Kota Tanjungpinang, Provinsi Kepulauan Riau, Senin, 17 Juni 2024. Foto Humas Pemprov Kepri
Lomba Perahu Naga di Tanjungpinang Digelar 3 Hari, Jadi Daya Tarik Wisatawan

Lomba perahu naga dinilai penting sebagai simbol persatuan dan kekuatan masyarakat Kepulauan Riau, tidak hanya warga Tionghoa.


Rangkaian Kegiatan Festival Perahu Naga Tangerang, dari Lempar Bebek hingga Mendirikan Telur

12 hari lalu

Warga keturunan Tionghoa mencoba mendirikan telur saat perayaan Peh Cun di Topekong Air Sungai Cisadane, Tangerang, Banten, Senin, 10 Juni 2024. Tradisi mendirikan telur adalah rangkaian dari acara Pehcun, yaitu saat posisi Matahari, Bulan dan Bumi sejajar. ANTARA FOTO/Muhammad Iqbal
Rangkaian Kegiatan Festival Perahu Naga Tangerang, dari Lempar Bebek hingga Mendirikan Telur

Salah satu agenda dari Festival Perahu Naga Peh Cun adalah lomba perahu naga akhir pekan ini.


Tradisi Festival Perahu Naga Hong Kong dari Perlombaan hingga Menikmati Zongzi

19 hari lalu

Dragon Boat Festival di Hong Kong. hkcdba.org
Tradisi Festival Perahu Naga Hong Kong dari Perlombaan hingga Menikmati Zongzi

Ada dua tradisi yang tidak boleh dilewatkan saat Festival Perahu Naga Hong Kong


Takut Dikejar Geng Motor, Dua Pemuda Lompat ke Sungai Cisadane

28 hari lalu

Warga menjala ikan di sungai Cisadane yang airnya mulai surut di kawasan Pintu Air 10, Tangerang, Banten, Selasa, 25 Juli 2023. Surutnya air sungai Cisadane sudah terjadi sejak satu bulan terakhir karena tidak adanya hujan di wilayah Tangerang dan berkurangnya debit air kiriman dari Bogor. ANTARA FOTO/Muhammad Iqbal
Takut Dikejar Geng Motor, Dua Pemuda Lompat ke Sungai Cisadane

Dua pemuda melompat ke Sungai Cisadane saat berpapasan dengan arak-arakan geng motor di Jembatan Pintu Air Bendung Pintu 10


Banjir Akibat Sungai Cisadane Meluap dan Rob Rendam 1070 Rumah di Teluk Naga Tangerang

30 hari lalu

Ilustrasi Banjir/TEMPO / Hilman Fathurrahman W
Banjir Akibat Sungai Cisadane Meluap dan Rob Rendam 1070 Rumah di Teluk Naga Tangerang

Sungai Cisadane meluap hingga menyebabkan banjir yang menggenangi 1.070 rumah di empat kampung di Desa Tanjung Burung


Ratusan Warga Pesona Serpong Terdampak Banjir Luapan Sungai Cisadane, BPBD Distribusikan 300 Paket Bantuan

30 hari lalu

Ratusan rumah di Pesona Serpong terendam banjir luapan Sungai Cisadane, Sabtu 25 Mei 2024.  (TEMPO/Muhammad Iqbal)
Ratusan Warga Pesona Serpong Terdampak Banjir Luapan Sungai Cisadane, BPBD Distribusikan 300 Paket Bantuan

Banjir yang menggenangi perumahan Persona Serpong, Tangsel, sempat mencapai ketinggian 80 cm, namun kini sudah surut.


Perumahan Pesona Serpong Kembali Terendam Banjir, Akibat Luapan Sungai Cisadane Sabtu Pagi

30 hari lalu

Warga Perumahan Pesona Serpong sedang membersihkan lumpur di bantu petugas pemadam kebakaran karena terkena luapan Sungai Cisadane dini hari tadi, Jumat 26 April 2019. TEMPO/Muhammad Kurnianto.
Perumahan Pesona Serpong Kembali Terendam Banjir, Akibat Luapan Sungai Cisadane Sabtu Pagi

Perumahan yang ada di wilayah Kecamatan Setu, Kota Tangerang Selatan ini langganan banjir karena dekat Sungai Cisadane.


Pemkab Tangerang Kebut Pembangunan Dermaga untuk Kapal Neon Moon II Pemberian Coldplay

1 Desember 2023

Kapal pembersih sampah Cisadane Neon Moon II, Senin, 28 November 2023. Dok. Sekretariat Daerah Pemkab Tangerang
Pemkab Tangerang Kebut Pembangunan Dermaga untuk Kapal Neon Moon II Pemberian Coldplay

Pemerintah Kabupaten Tangerang sedang mengebut pembangunan sarana dan prasarana untuk kapal Neon Moon II pemberian grup band Coldplay.


Top 3 Metro: Turap 1.200 Meter Cegah Banjir Luapan Cisadane, Pelanggan Cengkareng yang Didenda Rp 33 Juta Titip Pesan ke PLN

29 November 2023

Banjir di Serpong, Kota Tangerang Selatan akibat luapan Sungai Cisadane, Rabu 22 November 2023. (Dok BPBD)
Top 3 Metro: Turap 1.200 Meter Cegah Banjir Luapan Cisadane, Pelanggan Cengkareng yang Didenda Rp 33 Juta Titip Pesan ke PLN

Pemerintah Kota Tangerang Selatan usul pembuatan turap sepanjang 1.200 meter di bantaran Sungai Cisadane untuk cegah banjir susulan.


Banjir Akibat Luapan Sungai Cisadane, Wali Kota Tangsel Minta Dibuatkan Turap 1.200 Meter

28 November 2023

Banjir di Serpong, Kota Tangerang Selatan akibat luapan Sungai Cisadane, Rabu 22 November 2023. (Dok BPBD)
Banjir Akibat Luapan Sungai Cisadane, Wali Kota Tangsel Minta Dibuatkan Turap 1.200 Meter

Wali Kota Tangsel Benyamin Davnie akan berkoordinasi dengan Banten untuk membangun turap di bantaran Sungai Cisadane.