Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke [email protected].

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Mengenal 5 Suku di Papua Beserta Tradisi Uniknya

Reporter

Editor

Mila Novita

image-gnews
Sekelompok warga  Suku Asmat dengan menggunakan perahu dan dayung mengikuti kegiatan parade foto   sebagai salah satu kegiatan dalam festival Asmat  di Sungai Aswet Kabupaten Asmat-Papua (11/10).   ANTARA /Husyen Abdillah
Sekelompok warga Suku Asmat dengan menggunakan perahu dan dayung mengikuti kegiatan parade foto sebagai salah satu kegiatan dalam festival Asmat di Sungai Aswet Kabupaten Asmat-Papua (11/10). ANTARA /Husyen Abdillah
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Papua menjadi sorotan setelah isu hutan adat yang menjadi sumber kehidupan suku-suku pedalaman pulau itu akan diubah menjadi kebun kelapa sawit. Dua suku yang bereaksi keras adalah masyarakat adat Awyu yang menempati kawasan Sungai Digul di Papua Selatan dan suku Moi dari Sorong, Papua Barat Daya. Perjuangan dua suku pedalaman ini didukung oleh publik dengan kampanye All Eyes on Papua yang viral di Internet. 

Selain dua suku tersebut, Papua masih memiliki ratusan suku lain yang tersebar diberbagai pelosok. Di Provinsi Papua saja, menurut situs resminya, terdapat 255 suku yang memperkaya budaya mereka. 

Berikut beberapa suku yang mendiami tanah Papua

1. Asmat

Suku Asmat terkenal di dunia karena ukiran kayunya yang khas. Dulu, ukiran ini dibuat sebagai pelengkap upacara adat, tetapi kini fungsinya lebih luas termasuk sebagai karya seni yang dikoleksi. Masyarakat Asmat secara turun temurun menekuni seni ini. 

Seperti umumnya masyarakat papua, makanan pokok suku Asmat adalah sagu. Pohon sagu banyak banyak tersebar di hutan di daerah yang mereka tinggali, Kabupaten Asmat, Papua Selatan. 

 2. Suku Wamesa

Suku ini mendominasi wilayah Papua Barat. Sebagian besar masyarakat adat Wamesa mendiami wilayah sekitar aliran Sungai Waisan di Kabupaten Teluk Bintuni dan sebagian di Teluk Wondama. Mereka menjalani hidup dengan cara meramu dan berburu. Sagu dan ikan menjadi makanan sehari-hari mereka. 

3. Suku Dani 

Menempati daerah Lembah Baliem, Papua Pegunungan, suku Dani merupakan salah satu kelompok adat terbesar di pulau ini. Terdapat sekitar 250.000 ribu orang suku Dani yang tinggal di Pegunungan Tengah, sebagian banyak di desa-desa kecil diantara lereng gunung yang curam. 

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Sampai dengan abad ke-20, suku ini masih terisolasi dari dunia luar. Mereka menjalani kehidupan tradisional mengikuti kebiasaan nenek moyang sejak puluhan ribu tahun lalu. Ada beberapa tradisi lama yang masih mereka jalani, seperti pesta babi, perang, mumi, dan potong jari. 

4. Suku Biak

Kelompok etnis terbesar di Papua ini mendiami wilayah utara Teluk Cenderawasih di pulau-pulau utama yakni Biak, Supiori, dan Numfor. Dilansir dari laman Kemendikbud, suku ini terkenal dengan tradisi wor yang menyangkut berbagai aspek kehidupan mereka, mulai dari pembayaran mas kawin (ararem) transaksi makan (fanfan dan munsasu), tarian adat dan nyanyian adat. Wor merupakan upacara dan sebagai nyanyian adat atau folklor dalam budaya orang Biak, yang punya fungsi mengatur hubungan mereka dengan sang pencipta, antar sesama dan dengan lingkungan alam tempat di mana mereka berada. 

5. Suku Kamoro

Selain Asmat, suku Kamaro juga dikenal sebagai penghasil ukiran kayu. Kelompok etnis ini menempati wilayah pesisir selatan Papua, di Kabupaten Mimika, Papua Tengah. Salah satu tradisi unik mereka adalah upacara arapao ini dilakukan setiap 5-7 tahun sekali. Ritual ini dianggap sebagai inisiasi pelepasan anak usia 10 hingga 15 tahun untuk dipersiapkan menjadi anggota masyarakat dewasa. 

Dalam ritual ini, remaja laki-laki akan dimasukkan ke rumah adat yang tak boleh dimasuki sembarang orang. Di depan rumah diletakkan patung yang dianggap sebagai pelindung. Ketika waktunya tiba, mereka diundang keluar untuk berlomba-lomba memanjat tiang kayu di depan rumah adat untuk mengambil rumbai (pakaian adat) yang diikat di atap. Rumbai tersebut dibakar, abunya digunakan untuk menggosok badan. 

Masih banyak suku-suku lain di Papua yang memiliki budaya unik. Sebagian besar dari masyarakat suku-suku Papua masih menjalani tradisi nenek moyang dan bersatu dengan alam. 

Pilihan Editor: 8 Suku Terasing di Dunia, Tinggal di Hutan dan Ogah Tersentuh Dunia Luar

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


TPNPB Sebut Nasib Egianus Kogoya Ditentukan Hasil Sidang Istimewa

11 jam lalu

Panglima Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat-Organisasi Papua Merdeka atau TPNPB-OPM dari Komando Daerah Pertahanan III Ndugama-Derakma, Egianus Kogoya sesaat sebelum pembebasan Pilot Susi Air Philip Mark Mehrtens. Foto: TPNPB-OPM
TPNPB Sebut Nasib Egianus Kogoya Ditentukan Hasil Sidang Istimewa

Sebby mencurigai Egianus Kogoya dan milisinya telah menerima suap dari Edison Gwijangge untuk membenaskan Philip Mark Mehrtens.


Diskriminasi Terhadap Warga Papua jadi Isu Advokasi Paling Berisiko Mendapatkan Ancaman

17 jam lalu

Dirjen Kemenkumham Dhahana Putra, eks Menkopolhukam Mahfud MD dan Ketua Komnas HAM Atnike Nova Sigiro di acara Peluncuran dan Diseminasi Hasil Riset
Diskriminasi Terhadap Warga Papua jadi Isu Advokasi Paling Berisiko Mendapatkan Ancaman

Ada 2.652 korban dari diskriminasi terhadap warga Papua sepanjang November 2014 hingga Desember 2023.


IShowSpeed Pamitan dari Siaran Langsung di Asia Tenggara, di Indonesia Cetak Sejarah

2 hari lalu

IShowSpeed mengunjungu Museum Nasional Kamboja, September 2024.
IShowSpeed Pamitan dari Siaran Langsung di Asia Tenggara, di Indonesia Cetak Sejarah

YouTuber IShowSpeed berpamitan dari siaran langsungnya di Asia Tenggara. Siaran langsung di Indonesia mencetak sejarah.


Wamentan Sudaryono Minta Australia Bantu Olah Lahan Rawa 2 Juta Hektare untuk Program Cetak Sawah

2 hari lalu

Lahan cetak sawah di Kabupaten Merauke, Papua Selatan. Dok. Kementan
Wamentan Sudaryono Minta Australia Bantu Olah Lahan Rawa 2 Juta Hektare untuk Program Cetak Sawah

Wakil Menteri Pertanian Sudaryono mengusulkan agar Australia bisa mendukung pengelolaan lahan rawa 2 juta hektare untuk program cetak sawah.


Pesan Haris Azhar Usai MA Tolak Kasasi Jaksa di Kasus Lord Luhut

2 hari lalu

Terdakwa Haris Azhar dan Fatia Maulidiyanti usai menjalani sidang putusan perkara dugaan pencemaran nama baik terhadap Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan di Pengadilan Negeri Jakarta Timur, Senin 8 Januari 2024. Sidang yang dipimpin oleh ketua majelis hakim Cokorda Gede Arthana dengan hakim anggota Muhammad Djohan Arifin dan Agam Syarief Baharudin memutuskan Haris Azhar dan Fatia bebas tidak bersalah. TEMPO/Subekti.
Pesan Haris Azhar Usai MA Tolak Kasasi Jaksa di Kasus Lord Luhut

MA menolak kasasi yang diajukan oleh jaksa dalam perkara 'Lord Luhut' dengan terdakwa dua aktivis HAM, Haris Azhar dan Fatia Maulidiyanti


Saatnya Mengakhiri Konflik di Tanah Papua

2 hari lalu

Saatnya Mengakhiri Konflik di Tanah Papua

Pembebasan pilot Susi Air, Philip Mark Mehrtens, bisa menjadi langkah awal pemerintah mengakhiri konflik di tanah Papua.


TNI Pastikan Tak Ada Penarikan Pasukan di Papua Setelah Pilot Susi Air Dibebaskan

3 hari lalu

Panglima Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat-Organisasi Papua Merdeka atau TPNPB-OPM dari Komando Daerah Pertahanan III Ndugama-Derakma, Egianus Kogoya sesaat sebelum pembebasan Pilot Susi Air Philip Mark Mehrtens. Foto: TPNPB-OPM
TNI Pastikan Tak Ada Penarikan Pasukan di Papua Setelah Pilot Susi Air Dibebaskan

Keberhasilan membebaskan pilot Susi Air dianggap mesti menjadi preseden bagi pemerintah, khususnya TNI-Polri, dalam penanganan konflik di Papua.


Menang di MA, Fatia dan Haris Azhar Minta Investigasi Dugaan Konflik Kepentingan Luhut di Papua

3 hari lalu

Caption:Majelis hakim Pengadilan Negeri Jakarta Timur memutuskan Haris Azhar dan Fatia bebas tidak bersalah, Senin, 8 Januari 2024.  Foto: Yudi Purnomo Harahap
Menang di MA, Fatia dan Haris Azhar Minta Investigasi Dugaan Konflik Kepentingan Luhut di Papua

Kemenangan ini tidak hanya mengakhiri proses hukum terhadap mereka, tapi juga membuka kembali isu dugaan conflict of interest Luhut di Papua.


Siapa Martias Fangiono, Raja Sawit yang Babat Hutan Papua untuk Proyek Tebu Jokowi

3 hari lalu

Martias Fangiono (kanan). TEMPO/ Tommy Satria
Siapa Martias Fangiono, Raja Sawit yang Babat Hutan Papua untuk Proyek Tebu Jokowi

Sosok Martias Fangiono diduga menjadi aktor dibalik proyek swasembada tebu Pemerintahan Jokowi yang babat hutan di Papua.


BNPT Segera Bentuk Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme di Papua Barat

3 hari lalu

Deputi Bidang Pencegahan Perlindungan dan Deradikalisasi Mayjen TNI Roedy Widodo (kiri) saat audiensi dengan Komandan Korem 181/Praja Vira Tama  Brigjen TNI Totok Sutriono di Markas Komando Korem 181 Sorong pada hari Selasa, 24 September 2024. Dok. BNPT
BNPT Segera Bentuk Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme di Papua Barat

Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme atau FKPT merupakan mitra strategis BNPT di bidang pencegahan terorisme, sekaligus memberdayakan perempuan, anak, dan remaja.