Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Mengenal Clear Air Turbulence, Musuh Dalam Selimut di Dunia Penerbangan

Reporter

Editor

Mila Novita

image-gnews
Ilustrasi pesawat (Pixabay)
Ilustrasi pesawat (Pixabay)
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Turbulensi dapat terjadi ketika sebuah pesawat terkena arus udara yang kuat sehingga mendorong atau menarik badan pesawat. Hal itu semakin sering terjadi, seperti Singapore Airlines SQ321 yang belum lama ini mengalami clear air turbulence (CAT).

Pengamat penerbangan independen Alvin Lie mengatakan, turbulensi yang patut diwaspadai adalah CAT seperti yang dialami Singapore Airlines. Menurut dia, hingga hari ini, belum ada teknologi yang dapat mendeteksi CAT. 

“Kalau spesifik seperti SQ321 itu mengalami clear air turbulence  yang tidak nampak di radar,” ujar Alvin Lie, ketika dihubungi Tempo melalui pesan singkat pada Selasa, 4 Juni, 2024.

Tidak seperti turbulensi pada umumnya yang disebabkan oleh kondisi awan, CAT terbentuk dari pergerakan angin yang tidak beraturan. Bagai musuh dalam selimut, CAT tidak terlihat wujudnya dan lebih sulit diprediksi.

“CAT itu terbentuk dari pergerakan angin yang tidak beraturan, dan mungkin juga pertemuan angin dari dua atau lebih arah, bukan karena awan,” Alvin menerangkan.

CAT biasa terjadi di ketinggian yang lebih tinggi, biasanya di atas 15.000 kaki, khususnya antara inti aliran jet dan udara sekitarnya. Namun secara umum, definisi CAT mengecualikan turbulensi yang disebabkan oleh badai petir, inversi suhu pada ketinggian rendah, panas, angin permukaan yang kencang, atau fitur medan lokal.

CAT Dipengaruhi Perubahan Iklim

Menurut data penerbangan, ditemukan bahwa turbulensi menyumbang lebih dari sepertiga kejadian yang dilaporkan dan sebagian besar mengakibatkan satu atau lebih cedera serius. Akan tetapi, menurut studi 2021 yang dilakukan oleh Dewan Keselamatan Transportasi Nasional AS, dari tahun 2009 hingga 2018, tidak ada laporan kerusakan pada pesawat.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Meski begitu, turbulensi fatal dalam perjalanan udara terhitung jarang terjadi. Alvin Lie mengungkapkan intensitas turbulensi pada penerbangan Singapore Airlines kemungkinan “ekstrem”. Hal ini berdasarkan klasifikasi tertinggi menurut Layanan Cuaca Nasional Badan Kelautan dan Atmosfer Nasional Amerika Serikat (NOAA).'

Pergantian Musim 

Turbulensi akhir-akhir ini sering terjadi salah satunya disebabkan oleh pergantian musim, kata Alvin.

“Belahan bumi Utara itu mulai memasuki musim panas, belahan bumi Selatan ini mulai masuk musim dingin. Ada pergerakan udara dari selatan ke utara dan terjadi juga benturan-benturan pergerakan udara ini, terutama di daerah dekat khatulistiwa dan daerah pegunungan,” Alvin melanjutkan. Akan tetapi, untuk intensitasnya tetap tidak bisa diperkirakan.

Menurut Alvin, karena sifatnya yang lokal, turbulensi yang menimpa pesawat Singapore Airlines SQ321 dikarenakan nasib yang buruk. “CAT itu sifatnya sangat lokal ya. SQ321 itu saya menilai nasibnya saja sedang tidak baik,” kata Alvin. “Jangan lupa, rute SQ321 itu, pada hari kejadian itu juga dilewati ratusan pesawat lainnya, itu tidak jadi masalah. Pada ketinggian yang sama, pada lokasi yang sama, beda waktu saja sudah tidak mengalami itu. Dia berada di tempat tersebut pada waktu tersebut. Kalau misalnya bergeser beberapa menit saja atau bergeser beberapa ratus meter dari lokasi tersebut, itu tidak akan mengalami CAT.”

Pilihan Editor: Emirates Pasang Pengamanan Ekstra untuk Cegah Turbulensi Ekstrem

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


10 Maskapai Penerbangan Terbaik di Dunia 2024, Garuda Masuk?

1 hari lalu

Pesawat Boeing 777-300 dicat dalam desain retro dari Qatar Airways (ANTARA/HO)
10 Maskapai Penerbangan Terbaik di Dunia 2024, Garuda Masuk?

Daftar maskapai penerbangan terbaik di dunia pada 2024, pertama Qatar Always


Kemenparekraf: Maskapai Internasional Buka Rute Langsung ke Indonesia

3 hari lalu

Petugas beraktivitas di dekat pesawat maskapai Super Air Jet nomor penerbangan IU-763 tujuan Jakarta di Bandara Internasional Lombok, Nusa Tenggara Barat, 4 Desember 2021. Super Air Jet resmi membuka rute penerbangan Jakarta-Lombok (CGK-LOP) pulang-pergi sejak 18 November lalu. TEMPO/Nita Dian
Kemenparekraf: Maskapai Internasional Buka Rute Langsung ke Indonesia

Kemenparekraf menyampaikan ada sejumlah maskapai penerbangan yang siap menghadirkan rute penerbangan internasional baru ke Indonesia.


Pengolahan Kelapa Jadi Bahan Bakar Pesawat, Kementerian ESDM: Secara Teknis Memungkinkan

3 hari lalu

Ilustrasi minyak kelapa untuk  Bioavtur. antaranews.com
Pengolahan Kelapa Jadi Bahan Bakar Pesawat, Kementerian ESDM: Secara Teknis Memungkinkan

BRIN menyatakan bahwa kelapa non-standar sudah diakui kelayakannya oleh Organisasi Penerbangan Sipil Internasional.


Garuda Indonesia Tawarkan Diskon Tiket Pesawat 80 Persen, Dibuka 22 hingga 31 Juli

3 hari lalu

Pesawat Garuda Indonesia Boeing 737-800 NG dengan tema Pikachu Pokemon. garuda-indonesia.com
Garuda Indonesia Tawarkan Diskon Tiket Pesawat 80 Persen, Dibuka 22 hingga 31 Juli

Garuda Indonesia bersama Bank Mandiri menggelar Garuda Indonesia "Sales Office Travel Fair" (SOTF) 22-31 Juli 2024. Diskon tiket hingga 80 persen.


3 Maskapai Buka Penerbangan Langsung ke Indonesia, Ada dari Korea ke Bali

3 hari lalu

Ilustrasi pesawat (Pixabay)
3 Maskapai Buka Penerbangan Langsung ke Indonesia, Ada dari Korea ke Bali

Penerbangan langsung dari luar negeri dinilai akan memudahkan wisatawan mancanegara mengakses destinasi wisata Indonesia.


Cerita Penumpang Menginap di Bandara selama Empat Hari karena Penerbangan Delay

4 hari lalu

 Vienna Skye, 25 menginap di bandara Rio de Janeiro, Brasil, selama empat hari setelah penerbangannya ditunda pada Mei 2024 (Instagram/@viennaskye)
Cerita Penumpang Menginap di Bandara selama Empat Hari karena Penerbangan Delay

Penumpang itu mengaku tidak bisa keluar bandara karena maskapai terus-menerus membatalkan penerbangan selama empat hari berturut-turut.


Alasan Layangan Bisa Mengganggu Penerbangan

4 hari lalu

Petugas memeriksa helikopter Bell-505 yang dioperasikan PT. Whitesky Aviation setelah jatuh di kawasan Suluban, Badung, Bali, Jumat 19 Juli 2024. Helikopter tur wisata dengan nomor registrasi PK-WSP tersebut melakukan upaya pendaratan darurat dan mengalami kecelakaan karena terlilit tali layangan yang mengakibatkan seorang pilot dan empat penumpangnya terluka. ANTARA FOTO/Fikri Yusuf
Alasan Layangan Bisa Mengganggu Penerbangan

Helikopter yang jatuh di Bali diduga akibat benang layangan yang melilit mesin. Ini alasan layangan berbahaya bagi penerbangan.


Gangguan IT Global, Sistem Layanan Indonesia AirAsia Berangsur Normal

6 hari lalu

Pesawat Maskapai AirAsia. airasia.com
Gangguan IT Global, Sistem Layanan Indonesia AirAsia Berangsur Normal

Maskapai penerbangan Indonesia AirAsia memastikan seluruh operasional penerbangan pada Sabtu 20 Juli 2024, mulai berangsur normal.


AP II: Sistem Informasi Maskapai AirAsia dan Citilink di Bandara Kembali Normal

6 hari lalu

Penumpang AirAsia menunggu untuk check-in secara manual di Terminal 2 Bandara Internasional Kuala Lumpur, setelah pemadaman sistem IT Global, di Sepang, Malaysia, 19 Juli 2024. REUTERS/Hasnoor Hussain
AP II: Sistem Informasi Maskapai AirAsia dan Citilink di Bandara Kembali Normal

PT Angkasa Pura II menginformasikan bahwa sistem teknologi dan informasi milik maskapai AirAsia dan Citilink saat ini sudah kembali normal.


Sedikitnya 4.400 Penerbangan Dibatalkan akibat Pemadaman Internet Global

7 hari lalu

Penumpang AirAsia menunggu untuk check-in secara manual di Terminal 2 Bandara Internasional Kuala Lumpur, setelah pemadaman sistem IT Global, di Sepang, Malaysia, 19 Juli 2024. REUTERS/Hasnoor Hussain
Sedikitnya 4.400 Penerbangan Dibatalkan akibat Pemadaman Internet Global

Sedikitnya 4.400 penerbangan di seluruh dunia dibatalkan akibat gangguan teknologi informasi (TI) yang memicu pemadaman internet global