TEMPO.CO, Jakarta - Ribuan orang berkumpul mengenakan kemeja bermotif bunga dan memegang pistol air warna-warni di jalan-jalan Kota Bangkok, Thailand, untuk merayakan Songkran atau tahun baru tradisional pada Jumat, 12 April 2024. Perayaan ini dilakukan dengan saling menyiramkan air sambil mendinginkan diri dari panasnya kota.
Untuk pertama kalinya pada tahun ini, Festival Songkran dirayakan di Thailand setelah diakui oleh UNESCO sebagai Warisan Budaya Takbenda Kemanusiaan. Liburan Songkran tahun ini adalah yang terpanjang karena pemerintah Thailand telah menyetujui lima hari libur dari 12 hingga 16 April 2024.
Banyak pusat perbelanjaan di Bangkok telah menyiapkan tidak hanya tangki air bagi pengunjung yang ingin mengisi ulang air mereka, namun juga seluncuran air, kolam renang, dan kolam anak-anak agar peserta dapat bersantai selama musim panas.
Seorang anak laki-laki dan turis bermain air saat merayakan liburan Songkran yang menandai Tahun Baru Thailand di Bangkok, Thailand, 13 April 2023. REUTERS/Chalinee Thirasupa
Chavanin Kalayanamitra, 18 tahun, warga setempat, yang ikut dalam kemeriahan festival ini mengatakan bahwa Songkran sangat berarti baginya. "Saya bisa bertemu dengan teman-teman yang belum pernah saya temui sejak SMA atau kuliah. Menyenangkan sekali bisa bertemu dengan teman-teman lama saya,” kata dia, seperti dilansir dari Reuters, Jumat.
Makna saling siram air
Baca juga:
Sebagai bagian dari budaya tradisional Thailand, kebiasaan menyambut tahun baru dengan saling menyiramkan air dianggap sebagai ritual pembersihan untuk menghapus dosa dan kesialan. Banyak yang memiliki keyakinan bahwa hal ini akan membawa keberuntungan dan berkah di tahun yang akan datang.
Dijuluki sebagai perang air terbesar di dunia, Songkran menarik ribuan wisatawan dari seluruh dunia untuk merayakan festival tersebut setiap tahunnya. Wisatawan yang basah kuyup oleh air saling menyemprot dengan pistol air di jalan backpacker terkenal di Bangkok
“Kami baru saja terbang ke Thailand dan sungguh luar biasa bisa berada di sini untuk menyaksikan festival ini,” kata Chloe, 25, turis Prancis.
Ritual Songkran
Selain adu air, warga setempat juga merayakan Songkran dengan mengunjungi kuil hingga melakukan ritual memandikan patung Buddha. Selama ritual ini, air wangi disiramkan ke atas patung untuk secara simbolis menghapus perbuatan buruk dari tahun lalu.
Banyak orang yang mengambil kesempatan libur Songkran untuk pulang kampung agar bisa merayakannya bersama dengan keluarga. Anggota keluarga muda biasanya menuangkan air ke tangan dan kaki orang yang lebih tua untuk menunjukkan rasa hormat.
Festival Songkran juga dirayakan di negara tetangga Kamboja, Laos, dan Myanmar, jatuh pada waktu terpanas dalam setahun ketika suhu bisa mencapai di atas 40 derajat Celsius.
REUTERS | THE SUN MY | EURO NEWS
Pilihan Editor: Saat Thailand Kembali Gelar Festival Songkran, Ribuan Orang Ikut Perang Air