TEMPO.CO, Yogyakarta - Kampung Karangkajen Kecamatan Mergangsan Kota Yogyakarta dipromosikan sebagai Kampung Religius jelang Ramadan atau awal Maret 2024 ini.
"Kampung Karangkajen merupakan kampung yang memiliki latar sejarah kuat," kata Sekretaris Daerah Kota Yogyakarta yang juga Ketua Dewan Pengurus Korpri Kota Yogyakarta, Aman Yuriadijaya, Jumat 22 Maret 2024.
Lantas ada spot apa saja yang menarik di Kampung Karangkajen Yogyakarta itu sebenarnya? Setidaknya ada tiga spot menarik yang dapati dijadikan destinasi wisata, yaitu makam tokoh Muhammadiyah, kampung sentra batik, dan pasar bersejarah.
Karangkajen merupakan kampung yang terletak di sebelah selatan Kota Yogyakarta. Di sini terdapat beberapa lokasi makam sejumlah tokoh Islam terutama Muhammadiyah.
Ada makam pendiri Muhammadiyah Kyai Haji Ahmad Dahlan, makam Ketua Umum Muhammadiyah 1968-1990 Abdur Razzaq (AR) Fachruddin serta makam ulama Muhammadiyah yang juga mantan Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) periode 2015-2020 Yunahar Ilyas.
Batik Brontokusuman menggunakan teknik cap yang menggunakan tetumbuhan. TEMPO/Pribadi Wicaksono
Sejak masa lalu, Karangkajen juga dikenal sebagai tempat bermukimnya para saudagar batik dan kini menjadi salah satu kampung sentra batik di Yogyakarta. Dari banyaknya kampung batik di Yogyakarta yang mengusung ciri kahas masing-masing, kampung batik di Karangkajen tepatnya Brontokusuman memiliki keunikan yang khas terutama teknik pembuatannya.
Batik yang diproduksi kampung Brontokusuman Karangkajen berjenis ecoprint. Hasil produksinya telah menembus pasar ekspor seperti Malaysia, Singapura bahkan Amerika hingga Australia.
Teknik membatik ecoprint itu cukup sederhana, namun butuh ketelatenan dan kesabaran. Sebab teknik ini memanfaatkan berbagai dedaunan, bunga, dan ranting-ranting pohon yang disebarkan begitu saja secara acak atau ditata di atas kain.
Terakhir, di Karangkajen juga terdapat pasar bersejarah yang dikenal sebagai Pasar Telo atau pasar ubi, yang telah ada sejak tahun 1857. Isitmewanya, tentu saja pasar ini khusus menjual ubi (tela). Selain itu, pasar Telo hanya satu-satunya di Yogyakarta, bahkan juga satu-satunya di Indonesia.
Pilihan editor: Istimewanya Batik Ecoprint di Kampung Brontokusuman Yogyakarta