TEMPO.CO, Jakarta - Bob Marley kembali jadi sorotan setelah film biografinya, Bob Marley: One Love, tayang di bioskop sejak pekan lalu. Film tentang penyanyi reggae itu menempati puncak teratas Box Office selama sepekan tayang.
Film itu memuat gambaran kampung halaman Bob Marley di Jamaika. Jadi tidak heran, setelah menonton film ini, banyak orang yang tertarik berkunjung ke sana.
Jamaika telah lama populer di kalangan wisatawan. Daratan yang membentang sejauh 233 kilometer di Karibia itu menawarkan banyak hal untuk dinikmati, mulai dari hidangan pedas yang dimasak di barbekyu pinggir jalan hingga kunjungan ke perkebunan kopi di Blue Mountains yang megah, serta pesta matahari terbenam di Pantai Seven Mile Negril.
1. Desa Kelahiran Bob Marley
Namun, bagi wisatawan, kampung halaman Bob Marleylah yang paing banyak dituju. Desa Nine Mile, 90 menit berkendara ke timur Teluk Montego, adalah tempat kelahiran Bob Marley pada 1945. Desa ini juga telah menjadi tempat wisata populer dengan deretan resor di pantai utara Jamaika.
Orang tuanya adalah seorang pengawas perkebunan kulit putih berusia 60 tahun, Norval Marley, dan Cedella Malcolm yang berusia 17 tahun, saat menikah. Mereka pindah ke Kingston ketika putranya berusia 12 tahun.
Operatur tur biasanya memulai perjalanan dari rumahnya lalu bergerak menanjak ke Gunung Zion, di mana terdapat gereja Ortodoks Etiopia kecil dan rumah sederhana dengan dua kamar tempat Marley dibesarkan. Di sana juga mausoleum marmer tempat Bob dan Cedella dimakamkan.
Presiden Barack Obama saat berkunjung ke Museum Bob Marley pada 8 April 2015. Foto: AP Photo/Pablo Martinez Monsivais
3. Museum Bob Marley
Sebuah rumah besar abad ke-19 di Hope Road nomor 56 di Kingston menjadi tempat tinggal Bob Marley sejak 1973. Di sana dia hidup dikelilingi sesama musisi Rastafarian. Tempat ini kini menjadi museum. Ruangan yang paling menarik adalah studio berlapis kayu tempat lagu-lagu hits seperti Buffalo Soldier direkam. Di sini juga ada bekas lubang peluru dari upaya pembunuhan pada tahun 1976.
Kamar Bob Marley di museum ini dipertahankan seperti ketikadia hidup untuk memastikan keasliannya
Untuk memperkaya pengalaman, tersedia tur gabungan yang menambah atmosfer studio rekaman Tuff Gong, di mana wisatawan bisa melihat ruang latihan dan mesin untuk mencetak piringan hitam.
3. Strawberry Hill
Strawberry Hill ini dimiliki oleh Chris Blackwell, produser rekaman asal Jamaika yang membawa Bob Marley And The Wailers menjadi perhatian dunia. Hotel mewah yang dibangun dari kayu ini terletak di ketinggian 3.100 kaki di Blue Mountains yang megah, satu jam berkendara ke timur laut Kingston.
Penggemar musik dapat mengunjungi Gold Room yang dipenuhi dengan penghargaan yang diberikan kepada label Blackwell, Island Records, yang mencakup beberapa penghargaan dari Bob Marley dan bandnya.
DAILY MAIL | FORBES
Pilihan Editor: Bob Marley, 40 Tahun Lalu Jadi Pendukung Kemerdekaan Zimbabwe