Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Uniknya Perayaan Imlek di Semarang, Ada Tradisi Tuk Panjang Simbol Toleransi

Reporter

Editor

Mila Novita

image-gnews
Tradisi tuk panjang dalam menyambut perayaan Imlek yang berlangsung di kawasan Pecinan, Semarang, Kamis (8/2/2024). (ANTARA/Pemkot Semarang)
Tradisi tuk panjang dalam menyambut perayaan Imlek yang berlangsung di kawasan Pecinan, Semarang, Kamis (8/2/2024). (ANTARA/Pemkot Semarang)
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Perayaan Imlek umumnya dilakukan dengan tradisi yang sama, tapi ada beberapa daerah yang memiliki kebiasaan yang unik seperti Semarang. Di ibu kota Jawa Tengah itu, Imlek disambut dengan tradisi "tuk panjang".

Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Semarang menjelaskan bahwa tradisi tersebut sarat dengan akulturasi budaya sebagai simbol toleransi dan kerukunan antarumat beragama. Kepala Disbudpar Kota Semarang Wing Wiyarso, di Semarang, Jumat, 9 Februari 2024, menjelaskan bahwa "tuk panjang" telah  menjadi prosesi rutin di sana.

Makan bersama

"Tuk panjang" adalah sebuah tradisi meja panjang yang di atasnya disediakan berbagai hidangan, seperti kue keranjang kukus santan, nasi hainan, tujuh macam sayur hijau yang masing-masing punya lambang dan harapan baik. Menu lainnya adalah lumpia dan aneka makanan sebagai wujud akulturasi budaya. 

Makanan tersebut ditata di atas meja sepanjang 200 meter untuk dimakan bersama-sama masyarakat keturunan Tionghoa, perwakilan tokoh agama, dan masyarakat.

Wing menyebutkan bahwa "tuk panjang" selalu hadir menyambut perayaan Imlek di Semarang dan selalu berlangsung meriah. Pada Imlek tahun ini, "tuk panjang" telah digelar pada Kamis malam, 8 Februari 2024 di kawasan Pecinan.

Menurut dia, akulturasi budaya yang tergambar dalam tradisi "tuk panjang" menyambut Imlek sebenarnya melekat bagi masyarakat dan menjadi kekuatan, termasuk untuk pariwisata dan lainnya.

"Ini ada filosofinya, makan bersama yang mewujudkan kerukunan umat beragama karena ada berbagai macam etnis yang ikut memeriahkan. Akulturasi budaya, harapannya menjadi semangat menjaga toleransi di kota ini," katanya, seperti dikutip dari Antara.

Jaga keharmonisan dan kerukunan

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Sementara itu, Ketua Komunitas Pecinan Semarang Untuk Pariwisata (Kopi Semawis) Haryanto Halim menjelaskan bahwa tradisi "tuk panjang" coba diangkat ke jalan guna wujudkan keharmonisan dan kerukunan antarumat beragama.

"Tradisi ini biasanya dilakukan orang Tionghoa di rumah orang paling tua, karena keluarga yang datang banyak, akhirnya banyak meja yang disusun memanjang," katanya.

Dengan dihadirkan di jalanan, tidak hanya masyarakat Tionghoa yang menikmati, tetapi juga warga sekitar, tokoh agama, tokoh masyarakat juga diajak duduk dan makan bersama menyambut Imlek.

ANTARA

Pilihan Editor: Menengok Tradisi Tahun Baru Imlek di Berbagai Negara Asia

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Geledah Beberapa Lokasi di Semarang, KPK Sita Dokumen hingga Uang

18 jam lalu

Juru Bicara Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Tessa Mahardhika dalam konferensi pers di Gedung Merah Putih KPK, Jakarta Selatan, Jumat, 26 Juli 2024. TEMPO/Defara
Geledah Beberapa Lokasi di Semarang, KPK Sita Dokumen hingga Uang

Ini daftar barang yang disita KPK usai menggeledah sejumlah lokasi di Semarang terkait dugaan korupsi di lingkungan Pemerintah Kota Semarang,


TikToker M Siap Hadapi Laporan Pemilik Rumah di Semarang yang Dijadikan Konten Horor

1 hari lalu

Ilustrasi YouTuber (Pixabay.com)
TikToker M Siap Hadapi Laporan Pemilik Rumah di Semarang yang Dijadikan Konten Horor

TikToker itu mengatakan, cplikan video sebelum siaran langsung konten horor yang telah diunggah di TikTok soal rumah di Semarang itu sudah dihapus.


LRC-KJHAM Catat 452 Laporan Kekerasan Perempuan di Jawa Tengah sejak 2020, Mayoritas Kekerasan Seksual

2 hari lalu

Ilustrasi kekerasan seksual. Freepik.com
LRC-KJHAM Catat 452 Laporan Kekerasan Perempuan di Jawa Tengah sejak 2020, Mayoritas Kekerasan Seksual

Kota Semarang menjadi daerah terbanyak laporan kekerasan perempuan di Jawa Tengah yaitu ada 59 kasus.


Komitmen BNPT dan RAN PE Ciptakan Iklim Toleransi di Dunia Pendidikan

2 hari lalu

Direktur Perlindungan BNPT RI Brigjen Pol Imam Margono, saat Focus Group Discussion Tematik Perpres Rencana Aksi Nasional Pencegahan dan Penanggulangan Ekstremisme 2025 - 2029, bertemakan Pendidikan, Keterampilan Masyarakat, dan Fasilitas Lapangan Kerja di Depok, Selasa, 24 Juli 2024. Dok. BNPT
Komitmen BNPT dan RAN PE Ciptakan Iklim Toleransi di Dunia Pendidikan

Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) melalui Sekretariat Bersama (Sekber) Rencana Aksi Nasional Pencegahan dan Penanggulangan Ekstremisme (RAN PE) berkomitmen menciptakan iklim toleransi di dunia pendidikan


8 Calon Pembeli Batal, Pemilik Lapor Polisi Rumahnya Dijadikan Lokasi Konten Horor

2 hari lalu

ilustrasi jual rumah (pixabay.com)
8 Calon Pembeli Batal, Pemilik Lapor Polisi Rumahnya Dijadikan Lokasi Konten Horor

Dia akhirnya mengetahui sejumlah akun Tiktok dan channel Youtube telah membuat konten bergenre horor di rumahnya.


Pakar Hukum Sebut Pembuat Konten Horor Rumah di Semarang Bisa Diperdatakan oleh Pemilik Rumah

2 hari lalu

Ilustrasi menonton film horor. Shutterstock
Pakar Hukum Sebut Pembuat Konten Horor Rumah di Semarang Bisa Diperdatakan oleh Pemilik Rumah

Fickar menyebut, pemilik rumah di Semarang itu bisa mengajukan gugatan ganti rugi sebesar-besarnya kepada pembuat konten horor tersebut.


Menilik Keris Lombok yang Mirip dengan Keris Bali, Fungsinya Lebih dari Senjata

3 hari lalu

Seorang peserta ritual memperlihatkan sebilah keris yang hendak menjalani kegiatan bisoq keris di Desa Kebon Ayu, Kabupaten Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat, Senin (15/7/2024). (ANTARA/Sugiharto Purnama)
Menilik Keris Lombok yang Mirip dengan Keris Bali, Fungsinya Lebih dari Senjata

Keris Lombok punya ciri serupa dengan keris dari Bali. Kemiripan itu terbentuk melalui jalur akulturasi budaya Kerajaan Klungkung yang masuk ke Lombok


Mengintip Ritual Bisoq Keris Suku Sasak di Lombok, Tidak Sekadar Membersihkan Benda Pusaka

3 hari lalu

Ketua Majelis Adat Sasak Lalu Sajim Sastrawan menggenggam sebilah keris dengan warangka berbalut warna emas dan butiran batu permata sesaat jelang ritual bisoq keris di Desa Kebon Ayu, Kabupaten Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat, Senin (15/7/2024). ANTARA/Sugiharto Purnama.
Mengintip Ritual Bisoq Keris Suku Sasak di Lombok, Tidak Sekadar Membersihkan Benda Pusaka

Bagi Suku Sasak, tradisi bisoq keris tidak sekadar membersihkan keris, tetapi juga membersihkan hati dan pikiran para pemiliknya.


Rumah di Semarang Tak Laku Dijual setelah Jadi Tempat Konten Horor, Pemilik Laporkan Konten Kreator ke Polisi

4 hari lalu

Ilustrasi memotret dengan ponsel diam-diam. Foto : Youtube
Rumah di Semarang Tak Laku Dijual setelah Jadi Tempat Konten Horor, Pemilik Laporkan Konten Kreator ke Polisi

Pemilik rumah menyatakan informasi yang disampaikan konten kreator bahwa rumah tersebut kosong puluhan tahun keliru.


Gibran dan Dico Ganinduto Blusukan di Semarang, Temui Pedagang Pasar dan Nelayan

6 hari lalu

Wakil presiden terpilih, Gibran Rakabuming Raka dan Bupati Kendal, Dico Ganinduto blusukan untuk bertemu dengan warga, pedagang, dan kalangan nelayan di Semarang, Jawa Tengah, Sabtu, 20 Juli 2024. Foto: Istimewa
Gibran dan Dico Ganinduto Blusukan di Semarang, Temui Pedagang Pasar dan Nelayan

Gibran Rakabuming melakukan blusukan menyasar berbagai lokasi di Kota Semarang, Jawa Tengah bersama Bupati Kendal, Dico M Ganinduto.