TEMPO.CO, Jakarta - Pasar Rawa Belong merupakan salah satu kawasan yang terletak di Jakarta Barat, lebih tepatnya berada di Jalan Sulaiman, Sukabumi Utara, Kebon Jeruk, Jakarta barat. Banyak orang yang langsung teringat pasar bunga jika mendengar nama kawasan ini.
Namun, di setiap menjelang perayaan Imlek, sejumlah pedagang ikan bandeng musiman berdagang di kawasan pasar bunga Rawa Belong, bahkan selalu meraup untung setiap tahun. Kawasan Rawa Belong, Jakarta Barat menjadi salah satu lokasi pedagang ikan bandeng musiman berjalan. Dari pantauan Tempo, di sekitar kawasan terjadi kemacetan diakibatkan aktivitas jual beli ikan bandeng.
Kembali pada pasar bunga Rawa Belong, Tidak heran jika Rawa Belong memang dikenal dengan sebagai sentra perdagangan bunga yang terkenal di Jakarta. Berdiri di lahan seluas 1,3 ha dan menaungi 600 pedagang, pasar ini disebut sebagai Pasar Bunga Terbesar se-Asia Tenggara. Pusat penjualan bunga segar menjadi hal yang identik dengan Rawa Belong. Seperti juga kampung lainnya, tentu ada sejarah atau cerita mengenai penamaan atau asal-usul Kampung Rawa Belong.
Dengan peran dan fungsinya yang strategis, pasar ini seharusnya mencerminkan dan turut melestarikan nilai-nilai budaya setempat yang merupakan bagian dari jati dirinya. Sehingga dalam perancangan ini berupaya menghadirkan desain Pasar Bunga Rawa Belong yang merepresentasikan peran dan identitasnya dengan menghadirkan pasar yang tidak hanya mengakomodasi aktivitas jual beli tetapi juga edukasi dan rekreasi dengan fasilitas berupa workshop, green house anggrek, serta area kuliner Betawi. Hal ini seperti yang dikutip dari Jurnal Universitas Diponegoro (Undip)
Meskipun kini dikenal sebagai sentra pasar bunga, dulu Rawa Belong merupakan desa wisata kampung yang memiliki sejarah cukup panjang. Pada awalnya, desa ini merupakan sebuah kampung kecil yang terletak di di Jakarta Barat tepatnya di Kecamatan Kebon Jeruk kelurahan Sukabumi Utara di Jalan Sulaiman. Masyarakat desa ini mayoritas berasal dari suku Betawi dan mayoritas bekerja sebagai petani .
Berdasarkan dilansir dari laman Kemenparekraf Desa Wisata DKI Jakarta, nama Rawa Belong sudah dikenal di zaman Belanda, bahkan sejak awal abad ke-19 seperti ketika muncul nama pahlawan Betawi Pitung. Meskipun makam Pitung dan keberadaannya sering diperdebatkan, tetapi satu hal yang pasti yakni, Pitung lahir di Rawa Belong pada 1830-an.
Seorang penduduk setempat yang bernama Kong Uming memperkenalkan seni bela diri Silat Cingkrik ke masyarakat desa pada tahun 1959. Setelah selesai berguru dengan gurunya Ki Maing, ia menyebarkan ilmunya dengan membuka sebuah perguruan bela diri dan mulai mengajarkan Main Pukul Silat Cingkrik kepada anak-anak di desa.
Seiring berjalannya waktu, seni bela diri pencak silat menjadi semakin populer di Rawa Belong tersebut dan menjadi bagian dari kehidupan sehari-sehari. Sehingga para pemuda desa pada tahun 2019 mengembangkan desa menjadi tempat wisata yang berbasis seni budaya dan Silat, sehingga diresmikan pada tahun 2023 oleh Kadis Parekraf Provinsi DKI Jakarta tentang penetapan Desa/Kampung Wisata di Provinsi DKI Jakarta dengan Nomor SK: SK No. e-0001 tahun 2023.
Selain itu, Desa Wisata Kampung Rawa Belong juga menyimpang daya tarik para wisatawan dengan berbagai macam bidang, mulai dari wisata kebudayaan, wisata bunga, wisata sentra golok qrisdoren, wisata kuliner hingga wisata religi. Kampung Rawa Belong dioptimalkan sebagai tempat wisata ideal bagi pengunjung yang ingin merasakan budaya dan tradisi Indonesia yang kaya dan beragam.
MYESHA FATINA RACHMAN I M YUSUF MANURUNG
Pilihan Editor: Ikan Bandeng di Pasar Kaget Rawa Belong Menjelang Imlek Dijamin Bebas Formalin