TEMPO.CO, Jakarta - Beberapa orang mengenali Sidoarjo sebagai kabupaten yang langsung berbatasan dengan Kota Surabaya. Namun, di balik itu, Sidoarjo memiliki sejarah yang panjang yang bermula sejak zaman kerajaan di Indonesia. Bagaimana sebenarnya sejarah dan asal-usul Kabupaten Sidoarjo?
Asal Muasal Kabupaten Sidoarjo
Kabupaten Sidoarjo, yang terletak di Provinsi Jawa Timur, Indonesia, adalah sebuah wilayah yang kaya akan sejarah dan warisan budaya. Dengan populasi yang besar dan beragam, serta letaknya yang strategis dekat dengan kota-kota besar seperti Surabaya dan Malang, Sidoarjo telah menjadi pusat perhatian sejak zaman kuno.
Asal usul nama "Sidoarjo" sendiri berasal dari bahasa Jawa. "Sidho" berarti "mata air" atau "sumber air", sementara "arjo" adalah singkatan dari "arep jumeno", yang berarti "berkumpul". Jadi, Sidoarjo secara harfiah diterjemahkan sebagai "tempat berkumpulnya mata air". Nama ini merujuk pada keberadaan banyak mata air dan sungai yang mengalir melalui wilayah ini.
Wilayah Sidoarjo memiliki sejumlah peninggalan sejarah yang menarik, termasuk situs arkeologi dan peninggalan Hindu-Buddha. Salah satu situs terpenting adalah Candi Sumur, sebuah kompleks candi Hindu yang berasal dari abad ke-14 Masehi. Candi ini menjadi bukti keberadaan kerajaan Hindu di wilayah ini pada masa lampau.
Seperti banyak wilayah di Indonesia, Sidoarjo juga mengalami masa penjajahan Belanda. Pada masa kolonial, Sidoarjo menjadi pusat perdagangan dan pertanian yang penting bagi pemerintah kolonial. Banyak bangunan-bangunan peninggalan Belanda masih dapat ditemui di sekitar kota, mencerminkan warisan arsitektur kolonial mereka.
Sidoarjo, Masa Penjajahan
Selama periode perjuangan kemerdekaan Indonesia, Sidoarjo juga memegang peran penting. Banyak tokoh-tokoh lokal terlibat dalam pergerakan kemerdekaan, baik secara politik maupun melalui perlawanan fisik terhadap penjajah. Namun, perjuangan ini juga diwarnai dengan penderitaan akibat kekejaman tentara pendudukan Jepang yang menduduki wilayah ini sebelum kemerdekaan.
Setelah Indonesia meraih kemerdekaannya pada tahun 1945, Sidoarjo mengalami perkembangan pesat dalam berbagai bidang. Pembangunan infrastruktur, pendidikan, dan ekonomi menjadi fokus utama pemerintah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Hal ini tercermin dalam pertumbuhan industri, perdagangan, dan sektor jasa di wilayah ini.
Namun, sejarah Sidoarjo juga mencatat peristiwa tragis pada tahun 2006, ketika letusan lumpur panas dari sumur gas Lapindo Brantas menenggelamkan sebagian wilayah Sidoarjo. Bencana ini mengakibatkan kerugian besar, baik secara ekonomi maupun sosial, dan masih berdampak hingga hari ini meskipun upaya pemulihan terus dilakukan.
Meskipun menghadapi tantangan, Sidoarjo terus berkembang sebagai tujuan wisata yang menarik. Wisata sejarah dan budaya menjadi daya tarik utama bagi wisatawan yang ingin menjelajahi warisan budaya dan keindahan alam wilayah ini. Tempat-tempat seperti Candi Sumur, Museum Sidoarjo, dan pasar tradisional menjadi destinasi populer bagi para pengunjung.
Pemerintah dan masyarakat Sidoarjo juga aktif dalam upaya pemeliharaan warisan budaya mereka. Melalui kegiatan-kegiatan seperti festival budaya, pertunjukan seni tradisional, dan program pendidikan sejarah, mereka berusaha untuk menjaga agar nilai-nilai budaya dan sejarah tetap hidup dan relevan bagi generasi mendatang.
Sebagai bagian penting dari sejarah Jawa Timur, Kabupaten Sidoarjo telah menyimpan jejak yang kaya akan peristiwa sejarah, kebudayaan, dan perkembangan sosial. Dari masa kolonial hingga masa kini, Sidoarjo terus berkembang sebagai pusat kegiatan ekonomi, sosial, dan budaya, sementara tetap memelihara dan menghargai warisan leluhur mereka.
Dengan semangat keberlanjutan dan kebanggaan akan identitas mereka, Kabupaten Sidoarjo terus menjadi destinasi yang menarik bagi siapa pun yang ingin menjelajahi keindahan dan kekayaan sejarah Jawa Timur.
JATIM KEMENKUMHAM | SCRIBD.COM
Pilihan editor: Ragam Kuliner Khas Sidoarjo