TEMPO.CO, Jakarta - Rengasdengklok menjadi pembicaraan di Internet gara-gara Debat Cawapres atau Calon Wakil Presiden pada Ahad malam, 21 Januari 2024. Sebelum debat, para pendukung pasangan Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar atau Amin mengatakan, jika penampilan Muhaimin atau Cak Imin di debat kali ini dianggap blunder, mereka akan menculik calon wakil presiden itu ke Rengasdengklok. Tapi jika dianggap bagus maka akan dibuatkan videotron.
“Terima kasih Cak Imin, semangat juga untuk debat ke-4. kalau Cak Imin blunder, kami dari golongan pemuda akan menculik Anda ke rengasdengklok,” tulis @bim***. Tweet yang viral itu pun ditanggapi oleh Cak Imin dengan lucu, “husshh husshh...jangan culak-culik. Nggak bahaya tah,” tulis @cakiminow.
Setelah debat, Rengasdengklok pun banyak dibicarakan. Banyak netizen yang menyatakan, rencana menculik Cak Imin ke Rengasdengklok batal. "Bubarkan tim pensyulikan ke Rengasdengklok! Operasi dibatalkan! Abort! Cak Imin tidak blunder dan tetap bunder," tulis @salimafillah, pendakwah. "Aman sudah Cak Imin, gak jadi diculik ke Rengasdengklok," tulis @naa****.
Ancaman penculikan ini tentu bercanda. Tapi kalaupun "diculik" ke Rengasdengklok, mungkin Cak Imin tak perlu marah karena bisa wisata sejarah.
Rengasdengklok adalah salah satu kecamatan di Kabupaten Karawang, Jawa Barat. Nama ini tak asing bagi rakyat Indonesia karena Peristiwa Rengasdengklok. Dalam catatan sejarah, peristiwa ini merupakan penculikan terhadap Sukarno dan Mohammad Hatta yang dilakukan oleh sekelompok pemuda menjelang Proklamasi Kemerdekaan RI.
Karena sejarahnya, Rengasdengklok sering dikunjungi wisatawan dari berbagai daerah. Berikut tiga spot bersejarah yang bisa dikunjungi wisatawan saat ke Rengasdengklok.
Pengunjung melihat isi rumah bersejarah peninggalan keluarga Djiauw Kie Siong yang pernah disinggahi Proklamator RI Soekarno-Hatta di Rengasdengklok, Karawang, Jawa Barat, Sabtu 15 Agustus 2020. Rumah bersejarah tersebut pernah digunakan sebagai tempat persinggahan Soekarno dan M Hatta menjelang proklamasi kemerdekaan Indonesia pada 16 Agustus 1945. Rumah tersebut juga menjadi salah satu destinasi wisata sejarah untuk mengenang dan menghormati proklamator. ANTARA FOTO/M Ibnu Chazar
1. Rumah Djiaw Kie Song
Selama diculik atau diasingkan ke Rengasdengklok, Sukarno ditempatkan di rumah Djiaw Kie Song di Dusun Bojong selama dua malam. Djiaw Kie Song adalah seorang petani kecil keturunan Tionghoa Hakka. Rumah ini dipilih karena dianggap aman dan tidak mencurigakan.
Rumah sederhana ini kini telah menjadi cagar budaya. Bagian-bagian rumahnya masih asli, tetapi sebagian barang-barang yang digunakan Sukarno di rumah itu dibawa ke Museum Siliwangi Bandung. Saat ini Rumah Djiaw Kie Song masih dimiliki keturunannya.
2. Monumen Kebulatan Tekad Rengasdengklok
Dibangun di atas tanah seluas 1.500 meter persegi, monumen ini berada di bekas lokasi markas PETA di Kampung Bojong Tugu, Desa Rengasdengklok Utara, Kecamatan Rengasdengklok. Berada di sisi Sungai Citarum, Monumen Kebulatan Tekad Rengasdengklok ini tak jauh dari Rumah Djiaw Kie Song. Monumen ini dibangun untuk memperingati peristiwa agresi militer Belanda pada 9 Desember 1947.
Monumen ini terdiri dari sebuah bulatan besar dengan tangan mengepal di atasnya, dan dikelilingi empat bulatan kecil yang melambangkan mata angin. Terdapat tulisan 17 Agustus 1945 serta teks Proklamasi.
3. Monumen Tragedi Rawagede
Jika ingin melihat perjuangan bangsa Indonesia pada agresi militer Belanda pada 9 Desember 1947, Monumen Tragedi Rawagede ini bisa menjadi pilihan. Terletak di Desa Balongsari, Kecamatan Rawamerta, Kabupaten Karawang, di monumen ini, wisatawa bisa melihat ukiran dinding kisah perjuangan rakyat Indonesia saat melawan penjajah. Ada juga diorama tentara Belanda dan warga yang menjadi korban peristiwa Rawagede. Peristiwa tersebut menelan korban 431 jiwa yang kemudian dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Sampurna Raga.
Itulah tiga spot wisata sejarah yang sering dikunjungi wisatawan di Rengasdengklok.
Pilihan Editor: 5 Tempat Pengasingan Bung Karno yang Kini Jadi Tempat Wisata