Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Hujan dan Angin Kencang di Yogyakarta, Kusir Andong Tertimpa Pohon dan Dilarikan ke Rumah Sakit

image-gnews
Andong di Kota Yogyakarta hancur tertimpa pohon tumbang pasca hujan deras disertai angin kencang melanda kawasan itu Kamis sore (4/1). Dok. Istimewa
Andong di Kota Yogyakarta hancur tertimpa pohon tumbang pasca hujan deras disertai angin kencang melanda kawasan itu Kamis sore (4/1). Dok. Istimewa
Iklan

TEMPO.CO, Yogyakarta - Hujan deras disertai angin kencang menimbulkan sejumlah kerusakan di wilayah Kota Yogyakarta pada Kamis sore, 4 Januari 2024. Sejumlah pohon tumbang  menimpa bangunan dan kendaraan. Seorang kusir andong yang melintas di Jalan Ibu Ruswo, timur Alun-alun Utara Yogyakarta, menjadi korban tertimpa pohon.

Andong yang sedang tak membawa penumpang itu pun ringsek dan kusir terluka. Sementara kuda yang menarik andong itu selamat. Kusir andong yang terluka itu lalu dibawa ke Rumah Sakit Wirosaban menggunakan ambulans.

"Yang tertimpa pohon tumbang itu namanya Pak Nuryanto alias Pak Slamet, dari paguyuban kusir Alun-alun A, usianya sekitar 60-an tahun, kusir yang sudah lama beroperasi," kata Ketua Paguyuban Kusir Andong Wisata DIY Purwanto kepada Tempo, Kamis.

Purwanto menuturkan, kusir asal Pundong Kabupaten Bantul itu kemungkinan baru mau berangkat kerja menarik penumpang.

"Lalu tiba-tiba angin kencang sama hujan, beliau mungkin juga tidak menduga ada alangan (musibah) itu," kata dia. "Kondisi Pak Slamet masih sadar, sekarang sedang di rontgen semuanya untuk memastikan kondisinya," dia menambahkan.

Purwanto memperkirakan, kerugian ditaksir Rp 20 juta dengan melihat kondisi andong yang hancur itu.

Adapun kuda yang juga tertimpa pohon sementara dititipkan di kandang kerabat Keraton Yogyakarta, di kediaman Gusti Bendara Pangeran Harya (GBPH) Yudhaningrat yang lokasinya juga berada di Jalan Ibu Ruswo, tempat kejadian.

Perwira Jaga Tim Reaksi Cepat (TRC) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Ardian menuturkan saat mendapat informasi andong tertimpa pohon itu timnya langsung bergerak melakukan pertolongan dan evakuasi. Jalanan Ibu Ruswo pun saat ini sudah bersih dan kembali bisa dilalui.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

"Untuk kudanya sekarang dititipkan di kandang milik Gusti Yudho," ujar dia. 

Status siaga darurat untuk cuaca ektsrem

Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DIY Noviar Rahmad, mengungkapkan bahwa Pemda DIY menetapkan status siaga darurat merespons potensi cuaca ekstrem sebagaimana rilis yang dikeluarkan BMKG Yogyakarta.

"Pemda DIY sudah mengeluarkan status siaga darurat untuk merespons cuaca ekstrem ini," kata dia.

Noviar menjelaskan status siaga darurat tersebut terkait dengan bencana hidrometeorologi yang terjadi di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta yang berlaku sejak 28 Desember 2023 hingga 29 Februari 2024. "Melalui status itu kami minta masyarakat waspada terutama hujan dan angin kencang yang berakibat longsor, banjir atau pohon tumbang," kata dia.

PRIBADI WICAKSONO

Pilihan Editor: Keraton Puro Pakualaman Yogyakarta Gelar Dhaup Ageng, Pernikahan dengan Adat Kerajaan

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


30 Warga Thailand Tewas Akibat Cuaca Panas Terik

2 hari lalu

Penduduk lokal dan wisatawan saling menembakan pistol air saat merayakan hari raya Songkran yang menandai Tahun Baru Thailand di Bangkok, Thailand, 13 April 2024. REUTERS/Chalinee Thirasupa
30 Warga Thailand Tewas Akibat Cuaca Panas Terik

Thailand mencatat cuaca panas menyebabkan 30 orang tewas sejak awal Januari hingga April 2024.


8 Hotel Murah Dekat Stasiun Lempuyangan, Harga Mulai 100 Ribuan

2 hari lalu

Jika Anda melancong di Yogyakarta, Anda bisa memilih menginap di hotel dekat Stasiun Lempuyangan yang murah. Ini rekomendasinya.  Foto: Booking.com
8 Hotel Murah Dekat Stasiun Lempuyangan, Harga Mulai 100 Ribuan

Jika Anda melancong di Yogyakarta, Anda bisa memilih menginap di hotel dekat Stasiun Lempuyangan yang murah. Ini rekomendasinya.


Ratusan Rumah di Luwu Sulawesi Selatan Terendam Banjir setelah Hujan 10 Jam

2 hari lalu

Ilustrasi Banjir/TEMPO / Hilman Fathurrahman W
Ratusan Rumah di Luwu Sulawesi Selatan Terendam Banjir setelah Hujan 10 Jam

Kendati mulai surut, BNPB mengantisipai banjir susulan.


Ahli Klimatologi BRIN Erma Yulihastin Dikukuhkan sebagai Profesor Riset Iklim dan Cuaca Ekstrem

2 hari lalu

Ahli Klimatologi dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Erma Yulihastin, dikukuhkan sebagai profesor riset bidang kepakaran iklim dan cuaca ekstrem, Kamis, 25 April 2024. TEMPO/Alif Ilham Fajriadi
Ahli Klimatologi BRIN Erma Yulihastin Dikukuhkan sebagai Profesor Riset Iklim dan Cuaca Ekstrem

Dalam orasi ilmiah pengukuhan profesor riset dirinya, Erma membahas ihwal cuaca ekstrem yang dipicu oleh kenaikan suhu global.


Alasan Sumpah Jabatan Presiden Indonesia Pertama Dilakukan di Keraton Yogyakarta

2 hari lalu

Presiden pertama RI, Sukarno (kiri) didampingi Wakil Presiden Mohammad Hatta, memberikan hormat saat tiba di Jalan Asia Afrika yang menjadi Historical Walk dalam penyelenggaraan Konferensi Asia Afrika (KAA) di Bandung, 1955. Dok. Museum KAA
Alasan Sumpah Jabatan Presiden Indonesia Pertama Dilakukan di Keraton Yogyakarta

Di Indonesia sumpah jabatan presiden pertama kali dilaksanakan pada tahun 1949. Yogyakarta dipilih karena Jakarta tidak aman.


Depo Sampah Tutup, Warga Yogyakarta Berebut Buang Sampah ke Bak Truk yang Melintas

2 hari lalu

Video viral di media sosial berisi aksi belasan warga berebutan melempar sampah ke bak sebuah truk yang melintas di jalanan sekitar depo sampah Pasar Ngasem Kota Yogyakarta pada Rabu 24 April 2024. Dok. Istimewa
Depo Sampah Tutup, Warga Yogyakarta Berebut Buang Sampah ke Bak Truk yang Melintas

Pascalibur Lebaran, sejumlah depo sampah di Kota Yogyakarta memang belum dibuka. Tumpukan sampah masih tampak menggunung.


Massa Geruduk KPU Yogyakarta, Serukan Gerakan Oposisi Rakyat

3 hari lalu

Aktivis pro demokrasi Usman Hamid saat berorasi dalam Aksi Sejagad yang diikuti elemen gerakan Gejayan Memanggil hingga Forum Cik Ditiro di halaman Kantor KPU DIY Rabu, 24 April 2024. Tempo/Pribadi Wicaksono
Massa Geruduk KPU Yogyakarta, Serukan Gerakan Oposisi Rakyat

Massa menggelar aksi di depan kantor KPU Yogyakarta hari ini. Usman Hamid yang hadir di aksi itu menyinggung tentang nepotisme.


Alexander Marwata Beberkan Nama-Nama Pegawai KPK yang Diperiksa Polda Metro Jaya

3 hari lalu

Wakil Ketua KPK, Alexander Marwata memberikan keterangan kepada awak media, di gedung KPK, Jakarta, Selasa, 19 Maret 2024. KPK mengungkapkan telah menaikan status penyelidikan ke tingkat penyidikan dugaan penyimpangan tindak pidana korupsi dalam pemberian fasilitas penyaluran kredit Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI). TEMPO/Imam Sukamto
Alexander Marwata Beberkan Nama-Nama Pegawai KPK yang Diperiksa Polda Metro Jaya

Wakil Ketua KPK Alexander Marwata, membeberkan nama-nama pegawai lembaga antikorupsi itu yang telah diperiksa oleh Polda Metro Jaya.


Promosikan Cenderamata, Pelaku Wisata Didorong Manfaatkan Layanan Indikasi Geografis

3 hari lalu

Batik Nitik Yogyakarta yang sudah tercatat dalam indikasi geografis. Tempo/Pribadi Wicaksono
Promosikan Cenderamata, Pelaku Wisata Didorong Manfaatkan Layanan Indikasi Geografis

Ketika cenderamata lokal sudah tertandai dengan indikasi geografis, reputasinya akan terangkat karena produk itu sudah dinyatakan original.


Atmosfer Bergejolak, BMKG Minta Masyarakat Waspadai Cuaca Ekstrem Sepekan ke Depan

4 hari lalu

Ilustrasi gelombang Rossby. Aasnova.org
Atmosfer Bergejolak, BMKG Minta Masyarakat Waspadai Cuaca Ekstrem Sepekan ke Depan

BMKG mendeteksi faktor-faktor atmosfer pemicu kenaikan curah hujan di berbagai wilayah. Masyarakat harus mewaspadai cuaca ekstrem.