TEMPO.CO, Yogyakarta - Pemerintah Kabupaten Sleman Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) tak lagi hanya mengandalkan penambahan tempat pengolahan sampah terpadu (TPST) untuk mengatasi persoalan darurat sampah di wilayahnya. Terlebih, Sleman yang melimpah dengan berbagai jenis destinasi itu diprediksi bakal disambangi jutaan wisatawan pada libur akhir tahun nanti yang otomatis meningkatkan kembali volume sampah yang dihasilkan.
Jurus baru untuk mengatasi persoalan sampah pun mulai diterapkan, yakni memutar produksi sampah itu menjadi barang lain yang berguna seperti refuse derived fuel (RDF) atau bahan bakar alternatif pengganti batu bara.
"RDF dari sampah itu akan diolah menjadi bahan bakar alternatif bagi pabrik semen di Indonesia," kata Bupati Sleman Kustini Sri Purnomo Senin 13 November 2023.
Kustini menuturkan, untuk mengolah sampah yang dihasilkan menjadi RDF itu, Sleman telah meneken kerja sama resmi dengan perusahaan PT Solusi Bangun Indonesia (SBI) asal Cilacap Jawa Tengah.
Pekerja menurunkan sampah dari truk pengangkut di Tempat Pembuangan Sampah (TPS) Sementara Tamanmartani, Kalasan, Sleman, DI Yogyakarta, Senin, 7 Agustus 2023. Pemerintah Kabupaten Sleman mengoperasikan TPS Sementara Kalasan selama 45 hari untuk mengatasi permasalahan sampah terkait penutupan TPST Piyungan yang ditutup karena sudah melebihi kapasitas. ANTARA FOTO/Hendra Nurdiyansyah
Perusahaan ini akan secara kontinyu dipasok sampah anorganik dari sejumlah TPST di Sleman seperti TPST Minggir dan TPST Tamanmartani untuk diolah menjadi bahan RDF dengan kapasitas sebanyak 70 sampai 100 ton sampah per harinya.
"Dengan konsep seperti ini persoalan sampah di Sleman kami harapkan segera teratasi," kata Kustini.
Adapun kriteria sampah yang bisa diolah menjadi bahan RDF itu, syaratnya harus memiliki kandungan 3.200 kalori serta kadar air kurang dari 20 persen.
Dengan menggunakan bahan bakar RDF selain dapat menggantikan peran batu bara juga mengurangi kandungan Co2.
Ketua Pelaksana Satgas Pengelolaan Sampah Kabupaten Sleman Dwi Anta Sudibyo mengatakan, demi mengatasi persoalan sampah pemerintah daerah terus menambah TPST. Sleman ingin benar benar mandiri dan tidak mengandalkan tampungan di TPST Piyungan yang saat ini overload hingga memicu darurat sampah di tiga kabupaten/kota DIY.
"Kami menargetkan sampai tahun 2025 sudah memiliki empat TPST baik di Sleman Timur, Barat, dan Tengah," kata dia.
Sejumlah TPST baru di Sleman itu kini sudah tahap pembangunan dan sisanya menunggu proses perizinan lahan. Pembangunan TPST memanfaatkan tanah kas desa seluas sekitar 1 hektare lebih dan bisa untuk pengolahan sampah 60-80 ton per hari.
PRIBADI WICAKSONO
Pilihan Editor: Berpotensi Ganggu Wisata, Ini Langkah Sultan Yogyakarta Atasi Persoalan Sampah