TEMPO.CO, Yogyakarta - Jogja Fashion Week 2023 yang berlangsung 9-12 November 2023 di Jogja Expo Center (JEC) Yogyakarta menyimpan cerita menarik selain pameran karya ratusan desainer yang terlibat. Di antaranya soal dampak momentum Indonesia yang kini bersiap menjalani Pemilu 2024 dan situasi perang di belahan manca negara.
"Menjelang Pemilu 2024 dan juga adanya situasi perang di mancanegara pengaruhnya yang dirasakan sekarang mungkin lebih ke daya beli masyarakat pada produk fesyen Tanah Air," kata pelaku UMKM asal Yogya yang bergerak di bidang fesyen, Sutardi di sela gelaran Jogja Fashion Week 2023 Minggu, 12 November 2023.
Sutardi yang juga pendiri brand Farah Button itu mengakui memasuki akhir Oktober hingga saat ini, ia mencatat ada penurunan permintaan hingga 50 persen. Meski situasi pariwisata dan mobilitas normal.
"Kunjungan pariwisata memang masih tinggi, namun belanja khususnya fesyen yang menurun, ini tidak hanya kami yang merasakan," kata dia.
Desainer yang bisa memproduksi 30 ribu potong pakaian setiap bulan untuk didistribusikan ke berbagai daerah di tanah air itu menduga, dalam situasi politik dalam dan luar negeri saat ini, masyarakat lebih memilih saving atau mengatur pengeluaran belanjanya.
"Kalau wisata meningkat tapi belanjanya menurun, analisisnya masyarakat berarti sedang butuh healing saat ini dan berjaga dengan pengeluarannya," kata dia. Namun di satu sisi dari kondisi penurunan permintaan pasar atas produk fesyen itu, kata Sutardi, harga harga bahan baku relatif menurun.
"Dari pabrikan bahan baku yang sekarang mulai menurunkan harga, bisa sampai 10-15 persen, jadi lumayan meringankan," kata dia.
Sutardi mengungkap, permintaan pasar produknya sejauh ini tertinggi masih di Bali. Ia menduga kondisi itu karena wisatawan mancanegara saat ini paling banyak berkumpul di Puau Dewata.
"Hanya Bali yang permintaannya tetap tinggi," kata dia.
Meski demikian, Sutardi menuturkan, tetap mencoba mengambil sisi positif dari kondisi yang diduga memicu penurunan omzet jelang akhir tahun ini. Salah satunya menggenjot inovasi produk dan karya untuk dikenalkan ke pasar dengan kategori lebih luas.
Seperti dalam ajang Jogja Fashion Week 2023 ini, untuk kali pertama Sutardi menjajal inovasi baru dengan kreasi wastra atau kain tradisional.
Sutardi dalam Jogja Fashion Week 2023 menampilkan sedikitnya sembilan outfit ready to wear bertema Victorian Girl x Wastra dalam fashion show, Sabtu (11/11/2023) malam. "Di ajang ini kami memilih menggunakan kain tenun, yang halus, lembut, dan bahannya adem agar dapat digunakan di setiap acara,” ucap Sutardi.
PRIBADI WICAKSONO
Pilihan Editor: Mulai Gaungkan Wellness Tourism, Yogya Gelar Sederet Event Relaksasi Berbasis Budaya