Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

5 Etika Makan Pasta di Italia, Jangan Pernah Potong Spageti

Reporter

Editor

Mila Novita

image-gnews
Ilustrasi spageti (PIxabay)
Ilustrasi spageti (PIxabay)
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Jika memesan pasta di Italia, ini bukan berarti hanya makanannya, melainkan keseluruhan pengalaman yang disertai dengan seperangkat aturan yang tidak boleh dilanggar atau diolok-olok. Italia adalah pusat etiket sejak masa Renaissance Eropa. Jadi, Italia tampaknya menjadi polisi etiket, terutama dalam hal makanan.

Ketika ke Italia, jangan lakukan kesalahan saat memesan pasta di restoran. Etiket ini akan berguna tidak hanya untuk lebih menikmati makanan Italia, tetapi juga untuk menghindari pandangan tidak suka dari orang Italia.

Inilah aturan utama yang perlu diketahui sebelum memulai petualangan kuliner di Negeri Pisa, dilansir dari tastingtable.com.

1. Jangan potong spageti

Jika disuguhi sepiring besar spageti yang diidamkan, jangan keburu nafsu ingin memakannya buru-buru. Berhati-hatilah karena memotong spageti adalah kesalahan etiket terbesar di restoran Italia. Makanan seharusnya disantap secara perlahan agar bisa menikmati setiap gigitan. Selain itu, pemotongan mengganggu keharmonisan hidangan. Jika dimaksudkan terasa lebih pendek, spageti akan dibuat lebih pendek sejak awal.

Jangan gunakan sendok untuk mengambil spageti dari piring. Gunakan garpu, tempelkan di tengah piring, dan memutarnya hingga dikelilingi spageti yang padat. Itu akan memudahkan membawanya ke mulut dengan anggun tanpa menumpahkan saus ke mana-mana atau menyeruputnya.

Satu lagi, jangan berharap untuk memakan spageti di piring datar. Umumnya spageti akan disajikan di piring sup karena pinggirannya yang membulat akan membantu menjaga saus tetap terkumpul saat memutar garpu.

2. Ambil sisa saus dengan roti

Hal lain yang tidak disukai orang Italia adalah terlalu banyak saus di piring. Restoran yang bagus tidak akan menyajikan pasta bermandikan saus, tapi dalam jumlah yang cukup untuk melapisi pasta dan memberi rasa. Meski begitu, sebagian saus kemungkinan besar akan tertinggal ke sisi piring. Jangan mengambilnya dengan jari atau sendok, ambil dengan "scarpetta" atau sepotong roti yang biasanya diletakkan di meja. 

3. Tidak semua bisa ditambahkan keju parmesan

Paramesan dapat ditemukan di banyak restoran Italia, baik diparut langsung ke piring atau terpisah. Tapi tak semua hidangan bisa ditambahkan parmesan karena rasa dan teksturnya yang kuat bisa merusak hidangan. 

Pasta dengan saus yang kuat dan beraroma seperti marinara, Bolognese, dan variasinya, bisa. Tapi makanan yang mengandung bahan khusus seperti truffle, dengan rasa unik, sebaiknya tidak diberi tambahan parmesan. Jenis pasta lain yang tidak cocok dengan parmesan di Italia adalah hidangan makanan laut, seperti spageti dengan kerang atau ikan. 

4. Pasta sebagai hidangan pertama

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Di negara lain, pasta mungkin menjadi menu hidangan utama. Tapi di Italia, pasta sering kali menjadi makanan pertama sebelum daging. Porsinya juga lebih kecil, tak perlu meminta porsi tambahan. Setelah pasta, biasanya orang akan memakan roti "scarpetta". Jangan sampai keburu kenyang sebelum hidagan kedua datang.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Kisah Jendela Wine di Restoran-restoran di Italia, Digunakan untuk Social Distancing pada Abad ke-15

1 hari lalu

Jendela wine atau buchette del vino di Florence, Italia. Lubang kecil ini digunakan untuk membeli wine pada abad ke-16, kembali populer saat pandemi Covid-19. (Instagram/@babaefirenze)
Kisah Jendela Wine di Restoran-restoran di Italia, Digunakan untuk Social Distancing pada Abad ke-15

Jendela wine diperkenalkan pada 1600-an, pada saat wabah bubonic menyebar ke seluruh Florence. Kembali populer saat pandemi Covid-19.


Ikan Arsik dan Mie Gomak Khas Danau Toba Jadi Incaran Wisatawan

2 hari lalu

Mie gomak. Instagram
Ikan Arsik dan Mie Gomak Khas Danau Toba Jadi Incaran Wisatawan

Ada dua masakan khas masyarakat sekitar Danau Toba yang menjadi incaran pelancong dari berbagai penjuru


Sensasi Menyantap Daging Yakiniku dalam Jyubako

2 hari lalu

Karubi Maru menghadirkan konsep open kitchen. (dok. Istimewa)
Sensasi Menyantap Daging Yakiniku dalam Jyubako

Yakiniku yang disajikan dalam Jyubako atau bento box memberikan kesan menarik dengan makanan yang bervariasi, kaya nutrisi, dan terkontrol porsinya.


Polisi Tangkap Eks Manajer Restoran Hotman Paris yang Bawa Kabur Uang Rp172 Juta

3 hari lalu

Konferensi pers pengungkapan kasus penggelapan uang di restoran Hotmen milik Hotman Paris di Kota Bogor. Foto: ANTARA/Shabrina Zakaria
Polisi Tangkap Eks Manajer Restoran Hotman Paris yang Bawa Kabur Uang Rp172 Juta

Tersangka berinisial FA diduga membawa kabur uang di restoran Hotmen milik pengacara Hotman Paris


Beda Michelin Key dengan Michelin Star, Panduan Pelancong Memilih Hotel dan Restoran Terbaik

4 hari lalu

Restoran Bintang Michelin Deanes Eipic (Instagram/@deanes_eipic)
Beda Michelin Key dengan Michelin Star, Panduan Pelancong Memilih Hotel dan Restoran Terbaik

Michelin Key fokus pada penghargaan hotel, berbeda dengan Michelin Star yang fokus pada kuliner.


5 Destinasi Wisata yang Jadi Sarang Copet di Eropa Menurut Survei Baru, Turis Harus Hati-hati

4 hari lalu

Wisatawan mengenakan masker bedah berfoto selfie di depan spot wisata air mancur Trevi setelah dua kasus virus corona terkonfirmasi di kota mode tersebut di Roma, Italia, Jumat, 31 Januari 2020. Para pelancong yang tengah berwisata dengan rela mengenakan masker sebagai perlindungan diri dari virus baru tersebut. REUTERS/Remo Casilli
5 Destinasi Wisata yang Jadi Sarang Copet di Eropa Menurut Survei Baru, Turis Harus Hati-hati

Atraksi terkenal adalah salah satu tempat beraksi bagi pencopet karena perhatian wisatawan cenderung terganggu.


Mencicip Daging BBQ ala Texas di Django's, Pengasapan Butuh Waktu Berjam-jam

4 hari lalu

Rib Eye Short Bone In, salah satu menu daging bbq ala Texas di Django's Kelapa Gading (TEMPO/Mila Novita)
Mencicip Daging BBQ ala Texas di Django's, Pengasapan Butuh Waktu Berjam-jam

Berisket BBQ ala Texas ini diasapi berjam-jam, menghasilkan sajian daging yang garing di luar tetapi lembut di dalam.


Solo Indonesia Culinary Festival 2024 Bakal Digelar di Stadion Manahan Solo, Catat Tanggalnya!

6 hari lalu

Ketua panitia penyelenggara Solo Indonesia Culinary Festival 2024 Daryono menjelaskan tentang rencana penyelenggaraan festival kuliner tersebut di Kota Solo, Jawa Tengah, Sabtu, 27 April 2024. SICF 2024 akan digelar di Stadion Manahan Solo, 9-12 Mei mendatang. TEMPO/SEPTHIA RYANTHIE
Solo Indonesia Culinary Festival 2024 Bakal Digelar di Stadion Manahan Solo, Catat Tanggalnya!

Bagi penggemar kuliner masakan khas Indonesia jangan sampai melewatkan acara Solo Indonesia Culinary Festival atau SICF 2024


Warga Lokal Protes Venesia Mulai Tarik Biaya Masuk, Kenapa?

6 hari lalu

Gondola di Kanal Venesia (Pixabay)
Warga Lokal Protes Venesia Mulai Tarik Biaya Masuk, Kenapa?

Mulai 25 April, wisatawan harian di Venesia harus beli tiket masuk sebesar Rp86.000.


Milan Berencana Larang Penjualan Piza dan Es Krim Tengah Malam, Kenapa?

8 hari lalu

Pandangan umum gerbang kota Porta Garibaldi, setelah pemerintah Italia memberlakukan lockdown di utara negara itu, di Milan, Italia, Ahad, 8 Maret 2020. Karantina diberlakukan setelah jumlah kasus virus corona melonjak 25% dalam periode 24 jam menjadi 7.375, sementara kematian naik 57% menjadi 366. REUTERS/Flavio Lo Scalzo
Milan Berencana Larang Penjualan Piza dan Es Krim Tengah Malam, Kenapa?

Kebijakan melarang piza dan es krim tengah malam pernah ada satu dekade lalu, tapi ditentang warga Milan sehingga aturan ini ditinggalkan.