TEMPO.CO, Jakarta - Dinas Kebudayaan Sumatera Barat (Sumbar) menggelar Pekan Kebudayaan Daerah (PKD) pada 2 hingga 6 Oktober 2023. Kegiatan tahunan tersebut akan menampilkan sejumlah kesenian daerah.
Sejumlah kegiatan di PKD 2023 di antaranya, Panggung Apresiasi Seni, Festival Teater, Workshop Content Creator, Lomba Fotografi, Lomba Pemusik Jalanan, Bazar dan Pameran Kuliner, serta pertunjukan seni lainnya. Semua kegiatan tersebut bisa diikuti masyarakat.
Ada sejumlah pelaku seni budaya yang berpartisipasi pada PKD Sumbar 2023. Para pelaku seni tersebut terdiri dari pertunjukan seni tradisi, kreasi, maupun modern/ kontemporer. Para pelaku seni tersebut yakni, Sibat Dance Theatre, Sendi Orysal, sanggar seni DKI Jakarta, Aditya Warman, Sanggar Uma Jaraik Sikerei Mentawai, Darak Badarak, Sanggar Siriah Pulang ka Pitunggua, Sanggar Sagatok Siriah, dan Sanggar Tari Bundo Kanduang.
Penampilan Darak Badarak di Pekan Kebudayaan Daerah (PKD) Sumatera Barat 2023 di Taman Budaya. (TEMPO/Fachri Hamzah)
Selaun itu ada Sanggar Seni Sarantak Sadaram, Sanggar Anak Indonesia (AI), Sanggar Seni Sumbar, Sanggar Nagari Batu Bajanjang, KPJ Sakato, Sanggar Seni Sumarak Anjuang Nan Tinggi, Filhamzah Dance, Sanggar Rimbo Api-Api, Komunitas Salingka Art, Sanggar Seni SMP 17 Padang, Sanggar Alang Babega, Sanggar Gentar Alam, Sanggar Pituah Bundo, Komunitas Luak Nan Bungsu, Sanggar Seni Abai Sakato, dan Lab Art Project.
Pada pembukaan PKD ditampilkan sejumlah sanggar seni, salah satunya adalah penampilan dari Juara 2 Indonesia Got Talent (IGT) Darak Badarak. Selain itu juga ada pemberian Anugerah Kebudayaan Sumbar 2023 kepada tujuh orang pelaku seni dan budayawan. Untuk kategori Maestro diberikan kepada sastrawan A.A. Navis, Sofyan Nadar, dan Wisran Hadi. Kategori Pencipta diberikan kepada Chairul Harun dan Huriah Adam, Kategori Pelestari diberikan kepada Hasan Basri Durin dan Sofyan Naan.
Tema Rona Budaya
Kepala Dinas Kebudayaan Sumatera Barat Syaifullah menjelaskan, PKD Sumatera Barat tahun 2023 mengangkat tema Rona Budaya. Tema ini menggambarkan perkembangan kultural, terutama keragaman seni budaya tradisi.
"Tema ini untuk mengekspresikan aneka corak, ragam, dan warna tradisi budaya yang hidup di Sumatera Barat, beserta bermacam pengembangan kreativitas yang beradaptasi dengan perkembangan zaman," katanya.
Kemudian, PKD memberi ruang untuk pertukaran gagasan, kerja kolaborasi, komunikasi antargenre, dan peluang-peluang kerja sama yang saling menguatkan demi terciptanya ekosistem yang mengeluarkan rasa nyaman.
"Meski di tengah suhu ekonomi bangsa yang kurang sehat, tetap diupayakan memberi ruang silaturahmi dan apresiasi bagi masyarakat dan pelaku seni budaya untuk menjalin komunikasi kreatif berkenaan dengan produk dan atraksi budaya yang relevan dengan nilai-nilai kehidupan," katanya.
FACHRI HAMZAH
Pilihan Editor: Menjajaki Monumen PDRI, Sejarah yang Hampir Hilang