Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Menjajaki Monumen PDRI, Sejarah yang Hampir Hilang

Reporter

Editor

Yunia Pratiwi

image-gnews
Rumah bercat kuning merupakan tempat Musyawarah Besar PDRI dan di depannya dibangun Monumen PDRI di Sumpur Kudus, Kabupaten Sijunjung, Sumatera Barat. (TEMPO/Fachri Hamzah)
Rumah bercat kuning merupakan tempat Musyawarah Besar PDRI dan di depannya dibangun Monumen PDRI di Sumpur Kudus, Kabupaten Sijunjung, Sumatera Barat. (TEMPO/Fachri Hamzah)
Iklan

TEMPO.CO, Padang - Sumatera Barat memiliki banyak tempat bersejarah yang dapat dikunjungi oleh para wisatawan penyuka sejarah. Salah satunya monumen Pemerintahan Darurat Republik Indonesia atau PDRI

PDRI merupakan peristiwa yang terjadi saat Belanda yang dibonceng oleh sekutu pasca Perang Dunia II ingin menguasai Indonesia kembali. Belanda memulai Agresi keduanya pada 19 Desember 1948 dengan menyerang Yogyakarta yang menjadi Ibukota Indonesia. Selain itu, Presiden dan Wakil Presiden Indonesia ditahan Belanda.

Akhirnya, Soekarno sebagai kepala negara mengirim surat kepada Mr Syafruddin Prawinegara membentuk Pemerintah Darurat  di Sumatera. Surat tersebut berbunyi "Kami sebagai Presiden Indoensia memberitakan bahwa Belanda pada hari Minggu 19 Desember 1948, djam 6 pagi Belanda telah memulai seranganja atas ibu kota Jogjakarta, Djika dalam keadaan pemerintah tidak bisa menjalankan kewajibanya, kami menugaskan Mr Sjafuddin Prawinegara, Mentri Kemakmuran Republik Indonesia membentuk Pemerintah Darurat di Sumatera,".

Namun sebelum surat yang dikirim via kawat itu sampai ditangan Syafruddin, sudah terlebih dahulu dijegal oleh Belanda. Sehingga Syafruddin memutuskan  untuk mendeklarasikan PDRI, tanpa menunggu kabar dari pusat terlebih dahulu. Mestika Zed dalam bukunya Somewhere inThe Jungle, karena hubungan dengan Jogja terputus, akhirnya mereka mengambil keputusan sendiri memutuskan untuk mendirikan Pemerintah Darurat Republik Indonesia. 

Dalam buku yang sama, PDRI terjadi tidak di satu tempat saja, tetapi banyak tempat. Syafruddin terus berjalan menyusuri belantara Sumatera Barat dimulai sejak 19 Desember 1948 hingga 13 Juli 1949. Hal tersebut dilakukan untuk menghindari gempuran Belanda dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Daerah yang pernah dijajaki Syafruddin itu banyak dirikan monumen-monumen kenangan PDRI. 

1. Markas PDRI di Bidar Alam Solok Selatan

Bidar Alam menjadi tempat yang cukup lama dijadikan Syafruddin sebagai daerah basis PDRI. Dalam buku Mestika Zed dijelaskan PDRI di Bidar Alam selama 3 bulan untuk merundingkan strategi. Di Bidar Alam juga Kabinet PDRI bisa tersambung dengan Panglima Jenderal Sudirman, sehingga perjuangan bisa dikonsolidasikan dengan baik.

Saat ini di Bidar Alam terdapat Monumen PDRI yang berada di depan Sekolah Dasar Negeri (SDN) 03 Bidar Alam. Selain itu juga masih berdiri rumah yang pernah dijadikan Syafruddin sebagai tempat rapat. Lalu, masyarakat Bidar Alam juga memberi sebuah masjid dengan nama Syafruddin Prawiranegara. 

Monumen PDRI di Koto Kociak, Kabupaten Limapuluh Kota. (TEMPO/ Fachri Hamzah)

2. Kabupaten Limapuluh Kota 

Di Limapuluh Kota terdapat banyak monumen PDRI. Sebab, daerah tersebut juga menjadi salah satu basis perjuangan PDRI. Adapun monumen PDRI di Limapuluh Kota berada di Nagari Halaban yang menjadi tempat disusunnya Kabinet PDRI pada 22 Desember 1948. 

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Selain di Halaban, Monumen PDRI juga ada di Koto Kaciak dan Koto Tinggi. Di Koto Kociak, Kabupaten Limapuluh Kota terdapat sebuah tugu yang dibangun oleh Gubernur Sumatera Barat Azwar Anas  untuk mengenang lokasi perjuangan PDRI melawan Belanda, tak jauh dari monumen tersebut juga terdapat Museum PDRI.

Museum PDRI yang baru saja rampung dibangun oleh Pemerintah Provinsi Sumatera Barat di Koto Tinggi, Kabupaten Limapuluh. (TEMPO/Fachri Hamzah)

Lalu pindah ke Koto Tinggi, daerah tersebut berada Kecamatan Gunung Omeh, Limapuluh Kota itu punya banyak kenangan terhadap PDRI. Sebab, akhir perjuangan PDRI berada di daerah tersebut. Saat ini jika berkunjung ke Koto Tinggi terdapat beberapa monumen berupa tugu. Tidak hanya itu, pemerintah juga membangun sebuah Museum PDRI di Koto Tinggi.

3. Sumpur Kudus Kabupaten Sijunjung

Sumpur Kudus merupakan tempat digelar pertama kali Musyawarah Besar PDRI pada 14 -17 Juli 1949 menyikapi Perjanjian Roem Royen. Daerah tersebut juga menyatukan Kabinet PDRI yang sudah berpisah sejak dideklarasikan PDRI di Halaban pada 22 Desember 1948. 

Pihak keluarga wali perang menunjuk foto Syafruddin di lokasi Musyawarah Besar PDRI di Sumpur Kudus, Kabupaten Sijunjung. (TEMPO/Fachri Hamzah)

Para Menteri Kabinet PDRI menggelar rapat di sebuah rumah Wali Perang Sumpur Kudus. Sampai saat ini rumah tersebut masih dirawat oleh pihak keluarga dan pemerintah. Rumah tersebut juga sudah ditetapkan sebagai cagar budaya.

Memasuki rumah tersebut terdapat peninggalan-peninggalan wali perang dan dokumen-dokumen perjuangan PDRI, seperti Surat Presiden Soekarno, tongkat Wali Perang, foto-foto Wali Perang bertemu dengan Syafruddin. Lalu di depan rumah juga didirikan monumen PDRI. 

FACHRI HAMZAH

Pilihan editor: Sejarah Monumen Jam Gadang di Bukittinggi yang Diresmikan pada 1927

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Penataan Kawasan Cagar Budaya Nasional Muara Jambi Siap Dilakukan

16 jam lalu

Penandatanganan Kontrak Konstruksi Fisik Pembangunan Museum Kawasan Cagar Budaya Nasional  Muara Jambi/Istimewa
Penataan Kawasan Cagar Budaya Nasional Muara Jambi Siap Dilakukan

Dirjen Kebudayaan Hilmar Farid minta pembangunan fisik Kawasan Cagar Budaya Nasional Muara Jambi dilakukan dengan standar yang baik.


Kecelakaan Bus ALS di Agam Sumatera Barat, Ini Profil Perusahaan Otobus Berusia 58 Tahun

10 hari lalu

Ilustrasi Bus ALS. Wikipedia/Mujiono Ma'ruf
Kecelakaan Bus ALS di Agam Sumatera Barat, Ini Profil Perusahaan Otobus Berusia 58 Tahun

Bus ALS alami kecelakaan di Malalak Selatan, Agam, Sumatera Barat pada Senin 15 April 2024. Berikut profil PO bus ALS yang beroperasi sejak 1966.


Libur Lebaran 2024: Kunjungi 3 Rekomendasi Destinasi Wisata Religi di Kota Padang

14 hari lalu

Masjid Al Hakim yang memiliki model arsitektur mirip Taj Mahal India. TEMPO/Fachri Hamzah
Libur Lebaran 2024: Kunjungi 3 Rekomendasi Destinasi Wisata Religi di Kota Padang

Kota Padang punya beberapa destinasi wisata religi antara lain Masjid Raya Sumatera Barat, Masjid Al Hakim, dan Masjid Raya Ganting. Ini istimewanya.


5 Tradisi Unik Lebaran di Sumatera Barat, Malamang hingga Tradisi Bakajang

21 hari lalu

Peserta malamang pada FBIM 2019, Palangka Raya, Selasa 18 Juni 2019.ANTARA/Muhammad Arif Hidayat
5 Tradisi Unik Lebaran di Sumatera Barat, Malamang hingga Tradisi Bakajang

Keunikan tradisi Idul Fitri atau lebaran di Sumatera Barat tak kalah dengan daerah lainnya. Di sini ada Malamang, Kabau SIrah, hingga Bakajang.


Menu Lebaran ala Padang: Lamang Tapai, Kue Sapik, hingga Itik Koto Gadang

21 hari lalu

Berbuka dengan Lamang Tapai
Menu Lebaran ala Padang: Lamang Tapai, Kue Sapik, hingga Itik Koto Gadang

Menu lebaran di tiap daerah banyak variannya, termasuk di Sumatera Barat. Makanan ala restoran Padang pun tersaji mulai lamang sampai Itik Koto Gadang


Banjir Lahar Gunung Marapi Terjang Daerah di Kabupaten Agam dan Tanah Datar

23 hari lalu

Banjir lahar dingin yang terjadi di Bukit Batabuah, Kabupaten Agam, Sumatera Barat pada Jumat, 5 April 2024. Foto Istimewa.
Banjir Lahar Gunung Marapi Terjang Daerah di Kabupaten Agam dan Tanah Datar

Banjir lahar dingin dari Gunung Marapi pada Jumat sore, 5 April 2024, dipicu hujan deras


Pertamina Amankan Stok BBM Menjelang Mudik Lebaran di Sumatera Barat

28 hari lalu

Situasi Bandara Internasional Minangkabau (BIM), Sumatera Barat pada Arus Mudik pada Kamis 14 April 2023. TEMPO/Fachri Hamzah
Pertamina Amankan Stok BBM Menjelang Mudik Lebaran di Sumatera Barat

PT Pertamina Patra Niaga Regional Sumbagut mengaktifkan Satgas RAFI untuk memastikan stok BBM aman.


Konsumsi BBM Jenis Gasolin saat Lebaran di Sumatra Barat Diprediksi Naik, Gasoil Turun

28 hari lalu

Petugas menunjukkan cara mendaftar di website sebelum membeli BBM bersubsidi di SPBU Kota Padangpanjang, Sumatera Barat, Jumat 1 Juli 2022. Pertamina menyosialisasikan mekanisme baru pembelian BBM bersubsidi dalam upaya memastikan penyaluran tepat sasaran, yakni dengan mendaftar melalui website subsidi.tepat.mypertamina.id khusus untuk kendaraan roda empat. ANTARA FOTO/Iggoy el Fitra
Konsumsi BBM Jenis Gasolin saat Lebaran di Sumatra Barat Diprediksi Naik, Gasoil Turun

Pertamina Patra Niaga memprediksi konsumsi BBM jenis gasolin bakal meningkat saat libur Idul Fitri 2024 di Sumatra Barat.


Gunung Marapi Semburkan Abu Vulkanik Setinggi 1,5 Kilometer, Warga Sekitar Berhamburan Keluar Rumah

33 hari lalu

Gunung Marapi yang memendarkan bayangan lava pijar terlihat dari Jorong Batang Silasiah, Nagari Bukik Batabuah, Agam, Sumatera Barat, Jumat 23 Februari 2024 malam. Pos Pengamatan Gunung Api (PGA) Marapi di Bukittinggi mencatat sejak Senin (19/2/2024) hingga Jumat (23/2) sore, aktivitas gunung yang berstatus siaga level III tersebut meningkat dengan 13 kali letusan dan 219 kali hembusan. ANTARA FOTO/Iggoy el Fitra
Gunung Marapi Semburkan Abu Vulkanik Setinggi 1,5 Kilometer, Warga Sekitar Berhamburan Keluar Rumah

Erupsi Gunung Marapi di Sumatera Barat pada dinihari tadi membuat warga lokal berhamburan keluar rumah.


Erupsi Tengah Malam Gunung Marapi, Tinggi Kolom Abu Mencapai 1,5 Kilometer

33 hari lalu

Gunung Marapi kembali mengeluarkan asap saat erupsi di Sumatera Barat, Rabu 7 Februari 2024. Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) masih menetapkan status Gunung Marapi pada level III. Foto TEMPO/Fachri Hamzah
Erupsi Tengah Malam Gunung Marapi, Tinggi Kolom Abu Mencapai 1,5 Kilometer

Gunung Merapi meletus pada Rabu dinihari, 27 Maret 2024. Lompatan abu vulkaniknya jauh lebih tinggi dibandingkan kondisi beberapa bulan terakhir.