Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Mengenal Tradisi Yaa Qowiyyu yang Dilangsungkan di Jatinom, Klaten, Jawa Tengah

image-gnews
Apem-apem yang akan disebarkan kepada penduduk. Foto: @frzy.al
Apem-apem yang akan disebarkan kepada penduduk. Foto: @frzy.al
Iklan

TEMPO.CO, JakartaTradisi Yaa Qowiyyu dilakukan kembali digelar di Kompleks Pemakaman Ki Ageng Gribig, Kecamatan Jatinom, Kabupaten Klaten pada Jumat, 1 September 2023.

Tradisi Yaa Qowiyyu tahun ini, lebih dari 6 ton kue apem dibagikan dalam tradisi sebaran apem tersebut. Apem ini berasal dari sumbangan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Klaten dan masyarakat, khususnya dari Jatinom.

Merangkum klatenkab.go.id, puncak tradisi tersebut dengan membagikan dua gunungan apem kepada masyarakat. Sebaran apem dimulai dengan lemparan pertama dari Ganjar Pranowo, lalu diikuti penyebaran apem di dua menara yang berada di tengah Alun-Alun Plampeyan. Tradisi sebaran apem Yaa Qowiyyu ini merupakan peninggalan budaya dari Ki Ageng Gribig, tokoh ulama besar yang menyebarkan ajaran Islam di Desa Krajan, Kecamatan Jatinom. 

Yaa Qowiyyu adalah festival tradisi yang diadakan di Jatinom setiap bulan Sapar atau Saparan, setiap Jumat 15 Sapar, bulan kedua penanggalan Jawa. Keunikan dari Yaa Qowiyyu adalah penyebaran kue apem, kudapan bundar dari tepung beras. Ribuan apem disebarkan di selatan masjid yang berada di kompleks pemakaman Ki Ageng Gribig. Masyarakat meyakini bahwa apem tersebut membawa kesejahteraan bagi mereka yang berhasil mendapatkannya.

Yaa Qowiyyu dimulai setelah Ki Ageng Gribig kembali dari menunaikan ibadah haji di Mekkah. Ia diyakini sebagai keturunan Prabu Brawijaya. Adapun, nama Yaa Qowiyyu berasal dari penyingkatan bacaan doa bagian akhir dalam bahasa Arab yang berbunyi, yaa gowiyyu, yaa aziz, gowwina wal muslimiin, yaa qoiyyu warzugna wal muslimiin. Doa tersebut dibacakan sebelum apem dibagikan kepada masyarakat yang memiliki makna meminta kekuatan. 

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Tradisi Yaa Qowiyyu sampai saat ini diperingati sebagai upacara tradisi atau adat di Jatinom yang diselenggarakan di Lapangan Sendang Klampeyan dekat makam Ki Ageng Gribig. Makam tersebut merupakan salah satu makam wali di nusantara yang memiliki fungsi utama sebagai tempat ziarah dan penerimaan tamu setiap hari, terutama pada malam Jumat legi dan Jumat kliwon. Biasanya, orang yang berziarah melakukan zikir, tahlil, dan memohon ampun kepada Ki Ageng Gribig serta Allah. 

Tradisi Yaa Qowiyyu dilangsungkan dengan memiliki tujuan khusus. Tradisi sebaran kue apem ini menjadi napak tilas kontribusi Ki Ageng Gribig dalam menyebarkan agama Islam melalui budaya lokal, khususnya Jawa.

Hadirnya tradisi ini membuat masyarakat meneladani peran Ki Ageng Gribig dalam melancarkan dakwah agama Islam. Selain itu, tradisi ini juga bertujuan untuk meluruskan dan melestarikan budaya Jawa. Tradisi ini juga menjadi peringatan kepada masyarakat agar selalu menjaga keimanan, melaksanakan perintah Allah, menjauhi larangan Allah, dan memohon ampunan kepada Allah, sebagaimana dilansir dalam laman kikomunal-indonesia.dgip.go.id.

Pilihan Editor: Tradisi Yaa Qowiyyu Sebar Kue Apem 7 Ton

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Kades dari Karanganyar Batal Diperiksa Hari ini, Polda Jawa Tengah Jadwalkan Pemanggilan Ulang

3 hari lalu

Kabid Humas Polda Sumbar Kombes Satake Bayu. ANTARA/ Mario Sofia Nasution
Kades dari Karanganyar Batal Diperiksa Hari ini, Polda Jawa Tengah Jadwalkan Pemanggilan Ulang

Rencananya para kades di Karanganyar itu akan dipanggil pada Senin hingga Rabu, 27-29 November 2023.


Polda Jawa Tengah Telusuri Laporan Pemotongan Dana Aspirasi Desa 3 Kabupaten di Jawa Tengah

7 hari lalu

Kapolda Jawa Tengah Irjen Pol Ahmad Luthfi (kiri) mengecek kelengkapan atribut personel Polri yang akan bertugas mengamankan jalannya Piala Dunia U-17 2023 dalam gelaran apel Gelar Pasukan OPS Aman Bacuya 2023 Polda Jateng di Alun-Alun Utara Solo, Jawa Tengah, Kamis, 9 November 2023. TEMPO/SEPTHIA RYANTHIE
Polda Jawa Tengah Telusuri Laporan Pemotongan Dana Aspirasi Desa 3 Kabupaten di Jawa Tengah

Polda Jawa Tengah menelusuri laporan pemotongan dana aspirasi desa yang bersumber dari bantuan keuangan Provinsi Jawa Tengah di 3 daerah 2020-2022.


Mengenal Cang Incang Pedamaran, Sastra Tutur OKI yang Masuk Warisan Budaya Takbenda

14 hari lalu

Cang Incang dan Jidur Pedamaran Warisan Budaya Tak Benda OKI (Instagram/@kominfo.oki)
Mengenal Cang Incang Pedamaran, Sastra Tutur OKI yang Masuk Warisan Budaya Takbenda

Tradisi Cang Incang dan Jidur Pedamaran ditetapkan sebagai warisan budaya takbenda pada September lalu.


Berlangsung 10 Hari, Atraksi Budaya Sasak dan Bali Digelar di Lingsar Lombok Barat

14 hari lalu

Suasana Perang Topat di Lingsari Kabupaten Lombok Barat (Dok. Dinas Pariwisata Lombok Barat)
Berlangsung 10 Hari, Atraksi Budaya Sasak dan Bali Digelar di Lingsar Lombok Barat

Atraksi budaya selama 10 hari ini diharapkan bisa menjadi salah satu magnet bagi wisatawan untuk datang ke Lombok Barat.


Kisah Beberapa Penginjil di Tanah Jawa Abad 19: Kiai Sadrach dan Lainnya

16 hari lalu

Kiai Sadrach. Wikipedia
Kisah Beberapa Penginjil di Tanah Jawa Abad 19: Kiai Sadrach dan Lainnya

Beberapa tokoh di abad ke-19 dikenal sebagai penginjil-penginjil besar pribumi di Jawa, yakni Paulus Tosari, Kiai Tunggul Wulung, dan Kiai Sadrach.


Profil Kiai Sadrach, Pemimpin Gereja di Tanah Jawa yang Wafat 99 Tahun Lalu

16 hari lalu

Kiai Sadrach. Wikipedia
Profil Kiai Sadrach, Pemimpin Gereja di Tanah Jawa yang Wafat 99 Tahun Lalu

Pada masa hidupnya, ia merupakan seorang pemimpin terhormat dari gereja terbesar di Jawa sehingga menjadikannya sebuah figur yang berpengaruh.


Merti Umbul, Tradisi Warga Sleman Yogyakarta Syukuri Mata Air yang Terus Mengalir saat Kemarau

25 September 2023

Warga Dusun Saren Sleman menggelar Merti Umbul untuk mensyukuri limpahan air yang terus mengalir di masa kemarau. (Dok. Istimewa)
Merti Umbul, Tradisi Warga Sleman Yogyakarta Syukuri Mata Air yang Terus Mengalir saat Kemarau

Merti Umbul dianggap penting dilakukan warga Dusun Saren di Sleman, Yogyakarta, karena sejarah panjang mata air serta kemanfaatan Umbul Saren.


Warga Terdampak Proyek Jalan Tol Solo-Yogyakarta di Klaten Gugat Perdata Jokowi

17 September 2023

Presiden Joko Widodo menyampaikan sambutan saat pembukaan Rapat Kerja Nsional (Rakernas) Sekretariat Nasional (Seknas) Jokowi di Kota Bogor, Jawa Barat, Sabtu 16 September 2023. Rakernas Seknas Jokowi yang diikuti sebanyak 25 perwakilan DPW se-Indonesia tersebut sebagai bagian konsolidasi organisasi dalam persiapan menjelang Pilpres 2024. ANTARA FOTO/Arif Firmansyah
Warga Terdampak Proyek Jalan Tol Solo-Yogyakarta di Klaten Gugat Perdata Jokowi

Jokowi bersama empat tergugat lainnya itu digugat untuk membayar kerugian immateril Rp 150 miliar dan materiil Rp 14 miliar.


Mengenal Tradisi Tolak Bala Sejak Masa Sultan Agung Lewat Rabu Pungkasan

14 September 2023

Lemper raksasa mewarnai pelaksanaan tradisi Rabu Pungkasan di Wonokromo, Pleret, Bantul Yogyakarta, Selasa 12 September 2023. Dok. Istimewa
Mengenal Tradisi Tolak Bala Sejak Masa Sultan Agung Lewat Rabu Pungkasan

Tradisi Rabu Pungkasan dipercaya telah ada sejak masa Pemerintahan Sultan Agung, raja Kesultanan Mataram


Kasus Praktik Kawin Tangkap di Sumba, Polisi Periksa 6 Orang Saksi

9 September 2023

Penyidik Reskrim Polres Sumba Barat Daya Polda Nusa Tenggara Timur sedang melakukan pemeriksaan terhadap salah seorang pelaku terkait kasus praktik
Kasus Praktik Kawin Tangkap di Sumba, Polisi Periksa 6 Orang Saksi

Tim penyidik Polres Sumba Barat Daya memeriksa enam orang saksi dalam kasus praktik kawin tangkap yang menimpa DM (20)