TEMPO.CO, Jakarta - Lays Laraya, seorang travel blogger secara tidak sengaja melanggar undang-undang bea cukai saat memasuki Australia. Dia juga harus membayar denda yang besar karena kesalahannya itu.
Lays Laraya melakukan perjalanan dari Dubai, tempat tinggalnya, ke Perth awal bulan ini, dengan maskapai Qatar Airways. Saat turun dari pesawat ia mendapat bunga mawar oleh awak kabin sebagai ucapan terima kasih karena telah memberikan catatan tulisan tangan kepada seluruh awak selama penerbangan.
Lays sempat memfoto mawar itu dan mengunggahnya ke Instagram Story. Tanpa mengetahui bahwa dia sedang diawasi oleh petugas bea cukai. Tak lama, seorang petugas berpakaian preman segera mendekatinya. Petugas itu meminta untuk menunjukkan kartu penumpang, yang harus dilengkapi oleh semua pendatang di Australia untuk melewati bea cukai.
Setelah memeriksa seluruh bagasi dan tasnya selama 30 menit, dia diinterograsi oleh petugas, yang menanyakan apakah dia telah mengisi kartu penumpang dengan jujur. Dia terus mempertahankan bahwa dia telah menjawab semuanya dengan penuh kejujuran sementara mawar itu ada di meja di depannya.
Rupayanya, Lays belum menuliskan bunga mawar itu di bagian tanaman kartu penumpang. Dia juga menyatakan tidak tahu bahwa dia harus melakukan hal tersebut. Karena kesalahan yang tidak diketahui itu dia harus membayar denda.
Lays harus membayar sebesar US 1.878 atau sekitar Rp 28,5 juta, karena melanggar Undang-Undang Keamanan Hayati Australia. "Tidak terlintas dalam benak saya bahwa mawar termasuk dalam kategori tanaman yang dilarang. Jika aku tahu aku melakukan sesuatu yang salah dengan sukarela, aku akan membuangnya sebelumnya, setidaknya aku punya kesempatan," katanya.
Namun Lays berencana mengajukan banding atas denda tersebut. Dia mendapat masukan dari orang lain bahwa dia seharusnya dibebaskan dengan peringatan atau denda yang jauh lebih rendah. Dia juga mengatur Instagram-nya menjadi private untuk menghindari reaksi netizen.
Bunga dianggap sebagai ancaman biosekuriti yang cukup besar oleh petugas bea cukai karena dapat membawa banyak serangga invasif seperti semut, kutu daun, tungau, ngengat, dan kumbang, menurut Invasive Species Council.
Departemen Pertanian, Perikanan dan Kehutanan juga mendukung keprihatinan dewan tersebut. “Semua pelancong yang datang ke Australia harus menyadari persyaratan biosekuriti Australia yang ketat dan hukuman jika tidak mematuhi persyaratan tersebut,” kata juru bicaranya.
DAILY MAIL
Pilihan editor: Mau Refund? Simak Saran Travel Blogger Trinity