Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Cemari Kota Wisata, Yogya Tindak Ratusan Pembuang Sampah Sembarangan

image-gnews
Depo sampah di Kota Yogyakarta pekan ini mulai beropereasi secara terbatas. Dok. Istimewa
Depo sampah di Kota Yogyakarta pekan ini mulai beropereasi secara terbatas. Dok. Istimewa
Iklan

TEMPO.CO, Yogyakarta - Tumpukan sampah di beberapa tepi jalan protokol masih terlihat di Kota Yogyakarta hingga akhir Agustus 2023 ini. Darurat sampah di Yogyakarta itu sudah terjadi sejak 23 Juli silam, setelah Tempat Pengelolaan Akhir (TPA) Regional Piyungan ditutup karena overload hingga 5 September 2023 mendatang.

Pemerintah Kota Yogyakarta pun menindak tegas para pembuang sampah sembarangan yang terpergok berulang kali melakukan perbuatan itu. Aksi buang sampah sembarangan itu membuat sudut-sudut jalan Yogya yang menyandang predikat Kota Wisata tampak kotor dengan sampah.

170 Warga Diminta Buat Surat Pernyataan

"Minggu kemarin, kami menerima laporan ada sekitar 170-an warga mendapatkan pembinaan nonyustisi dan membuat surat pernyataan tidak akan mengulangi perbuatan tersebut," kata Penjabat Wali Kota Yogyakarta Singgih Raharjo, Senin, 28 Agustus 2023.

Dari hasil penindakan yustisi melalui pengadilan itu ada sejumlah warga yang diputuskan mendapat sanksi denda sekitar Rp 540 ribu. Jika mengacu Peraturan Daerah Kota Yogyakarta Nomor 10 tahun 2012 tentang Pengelolaan Sampah, sanksi maksimal pelanggaran ini berupa tiga bulan kurungan penjara dan denda paling tinggi Rp 50 juta. 

Singgih menuturkan, aksi buang sampah sembarangan ini seharusnya tak perlu terjadi. Pemerintah Kota Yogyakarta sendiri telah menerapkan waktu operasional depo-depo sampah lebih panjang sejak pekan lalu, yakni mulai pukul 06.00 hingga 13.00 WIB.

"Perpanjangan operasional sampah itu harapannya tidak ada lagi sampah yang dibuang di pinggir jalan dan tidak perlu adanya tindakan yustisi,” kata dia.

Perpanjangan jam operasional depo sampah ini dilakukan untuk memindahkan sampah dari yang dibuang di pinggir jalan ke depo-depo. Selama ini jumlah sampah yang disisir dari jalanan Yogya atau tempat yang tidak seharusnya ada sekitar 15 ton per hari. 

Masyarakat Diimbau Tidak Bakar Sampah

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Pemerintah kota juga mengimbau masyarakat tidak membakar sampah meskipun kualitas udara di Kota Yogyakarta masih relatif baik. “Membakar sampah akan memicu  polusi udara dan meningkatkan potensi terjadinya kebakaran di musim kemarau ini," kata dia.

Sebaliknya, masyarakat juga wisatawan diminta untuk melakukan pengolahan sampah dari rumah masing-masing. Sehingga hanya tersisa sampah residu yang dibuang ke depo sampah.  
"Kami telah membuka 14 depo sampah yang siap menerima sampah yang telah terpilah, yaitu hanya sampah residu,” kata Singgih.

Di sisi lain, Pemerintah Kota Yogyakarta membantah jumlah kunjungan wisatawan ke Yogyakarta belakangan turun akibat situasi darurat sampah itu. "Kami sudah memantau dan mengkonfirmasi setiap ada kegiatan di hotel, okupansi masih sangat bagus, kami kira soal sampah ini tidak mempengaruhi secara langsung sektor pariwisata," kata dia.

Meski tak ada pengaruh langsung soal sampah ke kunjungan wisata, Pemerintah Kota Yogya menegaskan agar para pelaku dan pengelola wisata juga membantu pemerintah dalam pengurangan sampah. Misalnya dengan sosialisasi pengurangan penggunaan kemasan sekali pakai. "Kami sudah tanda tangan surat edaran, untuk melakukan pengurangan kemasan sekali pakai, batasi kantong plastik," kata dia. 

Keluhan soal sampah dari kalangan wisatawan sempat diungkap Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Terutama dari turis mancanegara yang hobi jalan kaki menyusuri jalan jalan di Kota Yogyakarta. "Turis asing yang ke Yogyakarta kan biasanya suka jalan kaki, mereka merasa terganggu saat ada lalat di sampah yang berapa hari tidak diambil," ujar Ketua PHRI DIY Deddy Pranowo Eryono.

Pilihan Editor: Yogya Darurat Sampah, Taman Pintar Sediakan Zona Gratis Belajar Olah Sampah

Iklan

Berita Selanjutnya



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Jajal Dua Jenis Paket Wisata Naik Kano Susuri Hutan Mangrove Bantul Yogyakarta

1 hari lalu

Spot wisata Kano Maritim Mangrove Baros di Bantul Yogyakarta. Dok. Pemda DIY
Jajal Dua Jenis Paket Wisata Naik Kano Susuri Hutan Mangrove Bantul Yogyakarta

Wisatawan diajak menjelajahi ekosistem sepanjang Sungai Winongo hingga muara Pantai Baros Samas Bantul yang kaya keanekaragaman hayati.


Cari Lobster di Pantai Gunungkidul, Warga Asal Lampung Jatuh ke Jurang dan Tewas

1 hari lalu

Proses evakuasi korban jatuh ke jurang di tebing Pantai Ngluwo Gunungkidul, Ahad, 28 April 2024 (Dok. Istimewa)
Cari Lobster di Pantai Gunungkidul, Warga Asal Lampung Jatuh ke Jurang dan Tewas

Masyarakat dan wisatawan diimbau berhati-hati ketika beraktivitas di sekitar tebing pantai Gunungkidul yang memiliki tebing curam.


Jogja Art Books Festival 2024 Dipusatkan di Kampoeng Mataraman Yogyakarta

1 hari lalu

Kampoeng Mataraman Yogyakarta. Dok. Istimewa
Jogja Art Books Festival 2024 Dipusatkan di Kampoeng Mataraman Yogyakarta

JAB Fest tahun ini kami mengusung delapan program untuk mempertemukan seni dengan literasi, digelar di Kampoeng Mataraman Yogyakarta.


Mengenang Penyair Joko Pinurbo dan Karya-karyanya

2 hari lalu

Sastrawan Joko Pinurbo. Dok.TEMPO/Suryo Wibowo
Mengenang Penyair Joko Pinurbo dan Karya-karyanya

Penyair Joko Pinurboatau Jokpin identik dengan sajak yang berbalut humor dan satir, kumpulan sajak yang identik dengan dirinya berjudul Celana.


Tutup Sampai Juni 2024, Benteng Vredeburg Yogya Direvitalisasi dan Bakal Ada Wisata Malam

2 hari lalu

Salah satu sudut Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta yang tengah direvitalisasi hingga Juni 2024. Tempo/Pribadi Wicaksono
Tutup Sampai Juni 2024, Benteng Vredeburg Yogya Direvitalisasi dan Bakal Ada Wisata Malam

Museum Benteng Vredeburg tak hanya dikenal sebagai pusat kajian sejarah perjuangan Indonesia tetapi juga destinasi ikonik di kota Yogyakarta.


Pemda Sumbawa Bangun 3 TPA dan 11 TPS Terpadu

4 hari lalu

Pemda Sumbawa Bangun 3 TPA dan 11 TPS Terpadu

Pemerintah Kabupaten Sumbawa, membangun 3 Tempat Pembuangan Akhir (TPA) dan 11 Tempat Pengolahan Sampah (TPS) Terpadu, sebagai upaya untuk meningkatkan pengelolaan sampah.


8 Hotel Murah Dekat Stasiun Lempuyangan, Harga Mulai 100 Ribuan

5 hari lalu

Jika Anda melancong di Yogyakarta, Anda bisa memilih menginap di hotel dekat Stasiun Lempuyangan yang murah. Ini rekomendasinya.  Foto: Booking.com
8 Hotel Murah Dekat Stasiun Lempuyangan, Harga Mulai 100 Ribuan

Jika Anda melancong di Yogyakarta, Anda bisa memilih menginap di hotel dekat Stasiun Lempuyangan yang murah. Ini rekomendasinya.


Profesor Riset Termuda BRIN Dikukuhkan, Angkat Isu Sampah Indonesia yang Cemari Laut Afrika

5 hari lalu

Peneliti Ahli Utama di Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Muhammad Reza Cordova, dikukuhkan sebagai Profesor Riset dengan kepakaran pencemaran laut, pada Kamis, 25 April 2024. TEMPO/Alif Ilham Fajriadi
Profesor Riset Termuda BRIN Dikukuhkan, Angkat Isu Sampah Indonesia yang Cemari Laut Afrika

Reza dikukuhkan sebagai profesor riset berkat penelitian yang dilakukannya pada aspek urgensi pengelolaan plastik.


Alasan Sumpah Jabatan Presiden Indonesia Pertama Dilakukan di Keraton Yogyakarta

5 hari lalu

Presiden pertama RI, Sukarno (kiri) didampingi Wakil Presiden Mohammad Hatta, memberikan hormat saat tiba di Jalan Asia Afrika yang menjadi Historical Walk dalam penyelenggaraan Konferensi Asia Afrika (KAA) di Bandung, 1955. Dok. Museum KAA
Alasan Sumpah Jabatan Presiden Indonesia Pertama Dilakukan di Keraton Yogyakarta

Di Indonesia sumpah jabatan presiden pertama kali dilaksanakan pada tahun 1949. Yogyakarta dipilih karena Jakarta tidak aman.


Depo Sampah Tutup, Warga Yogyakarta Berebut Buang Sampah ke Bak Truk yang Melintas

6 hari lalu

Video viral di media sosial berisi aksi belasan warga berebutan melempar sampah ke bak sebuah truk yang melintas di jalanan sekitar depo sampah Pasar Ngasem Kota Yogyakarta pada Rabu 24 April 2024. Dok. Istimewa
Depo Sampah Tutup, Warga Yogyakarta Berebut Buang Sampah ke Bak Truk yang Melintas

Pascalibur Lebaran, sejumlah depo sampah di Kota Yogyakarta memang belum dibuka. Tumpukan sampah masih tampak menggunung.