Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Ziarah ke Negeri Orang Mati Toraja

image-gnews
Kawasan wisata Loko mata atau kuburan alam yang terdiri dari liang lahat berbahan batu yang dipahat. Loko mata berada pada ketinggian 1.400 meter di atas permukaan laut di Kabupaten Toraja Utara, Sulawesi Selatan, Kamis, 17 Agustus 2023. Foto: TEMPO | Shinta Maharani.
Kawasan wisata Loko mata atau kuburan alam yang terdiri dari liang lahat berbahan batu yang dipahat. Loko mata berada pada ketinggian 1.400 meter di atas permukaan laut di Kabupaten Toraja Utara, Sulawesi Selatan, Kamis, 17 Agustus 2023. Foto: TEMPO | Shinta Maharani.
Iklan

Kisah Tengkorak Sepasang Kekasih di Gua Londa

Tengkorak dan tulang belulang sepasang kekasih di pekuburan Gua Londa di Desa Sandan Uai, Kecamatan Sanggalangi, Toraja Utara, Sulawesi Selatan, Selasa, 15 Agustus 2023 (TEMPO/Shinta Maharani).

Di dalam Gua Londa, Anda juga bisa menjumpai dua tengkorak yang merupakan sepasang kekasih. Dua kekasih ini bernama Lobo dan Andwi yang mati setelah gantung diri di pohon karena hubungan mereka tidak direstui orang tua mereka. Keduanya bersaudara sepupu. Orang Toraja punya pantangan menikahkan orang dalam satu keluarga dekat atau serumpun. 

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Selama menyusuri gua, Igal mengingatkan agar tak memindahkan dan mengambil tulang belulang, tengkorak, dan benda apapun. Bila aturan itu dilanggar, menurut Igal membuat pengunjung celaka dan kesurupan. “Larangan itu bertujuan untuk menghormati jenazah,” ujar dia. 

Di Gua Londa, pengunjung juga bisa menyaksikan keindahan erong di dinding gua, lengkap dengan tao-tao atau patung yang dipahat, menggambarkan manusia yang dikubur. Orang Toraja meletakkan jenazah berdasarkan kasta. Semakin tinggi letak jenazah,maka semakin tinggi kastanya. 

Keindahan pekuburan juga ditemukan di Lo’ko Mata atau lubang batu besar di Desa Tonga. Untuk menjangkaunya, pengunjung harus melewati jalanan yang berkelok-kelok, menanjak, curam. Terletak pada ketinggian 1.400 meter di atas permukaan laut, jenazah-jenazah itu diletakkan pada bilik-bilik batu berukuran sekitar 2x2 meter persegi. 

Posisi Bilik Makam Gambarkan Status Seseorang Kala Hidup

Posisi bilik menggambarkan seberapa penting orang yang dimakamkan di situ. Semakin tinggi bilik makam, semakin penting kedudukan orang yang meninggal. Tangga dari bambu digunakan untuk meletakkan jasad orang mati di tebing. 

Saya menjajal naik tangga untuk melihat keindahan tao-tao, kepala kerbau, dan ukiran-ukiran di setiap bilik batu, rumah adat Tongkonan. Lo’ko Mata dikelilingi areal persawahan dengan udara sejuk di Desa Tonga Riu, Kecamatan Sesean Suloora. 

Di pekuburan lainnya, Batu Lemo di Kecamatan Makale Utara, terlihat pahatan artistik leluhur Aluk Todolo. Ukiran kayu terlihat sangat detail dan rumit di bilik-bilik bebatuan tebing. Mereka mengkombinasikan ritual kematian, tradisi, dan seni. 

Pohon Kuburan Bayi

Kuburan bayi di kawasan wisata Bori’ Kalimbuang  Bori, Kec. Sesean, Kabupaten Toraja Utara, Sulawesi Selatan, Selasa, 15 Agustus 2023 (TEMPO/Shinta Maharani).

Yang tak kalah menarik adalah pohon kuburan bayi. Tengoklah tempat pemakaman itu di Kawasan wisata Bori’ Kalimbuang. Setelah menyusuri kompleks pemakaman bangsawan yang dikelilingi batu-batu menhir sebagai penanda setiap upacara pemakaman, saya dan dua kawan berjalan menuju pepohonan Tarra berumur ratusan tahun. 

Bongkahan ijuk menempel pada lubang-lubang pohon berukuran jumbon itu, sebagai penanda kuburan bayi. Bayi berumur nol hingga tiga hari dimakamkan di situ. 

Suku Toraja menyebut tradisi penguburan bayi sebagai Passiliran. Pohon bagi penganut Aluk Todolo merupakan simbol rahim ibu. Bayi yang meninggal dikuburkan di batang pohon dan ditutup dengan ranting pohon. Tapi, kini warga Toraja tidak melakukan itu sejak masifnya penyebaran agama baru, di antaranya Kristen. 

Perjalanan kami ditutup dengan sepintas melihat pemakaman orang Toraja atau rambu solo di Lemo, Kecamatan Makale Utara. Menuju Makassar, kami hanya bisa melongok dari balik kaca jendela bus, melihat keramaian orang-orang berpakaian serba hitam. 

Orang Toraja meyakini pemakaman sebagai peristiwa penting karena jiwa seseorang memulai perjalanan panjang hingga ke akhirat dan jiwa akan bereinkarnasi. Ritual rambu solo diikuti dengan penyembelihan kerbau yang diyakini sebagai jalan untuk memudahkan perjalanan mendiang ke alam baka. Daging kerbau itu dibagikan kepada para tamu. 

Orang Toraja menabung dan menghabiskan sebagian harta mereka untuk menggelar ritual rambu tuka yang mewah. Setelah keluarga merasa tabungannya cukup, mereka mengundang kerabat dan tetangga untuk datang saat prosesi rambu solo. Semakin kaya keluarga mendiang, maka upacara kematian semakin mewah. 

Pilihan Editor: 5 Tradisi Pemakaman Unik di Indonesia, Mulai dari Ngaben Hingga Waruga

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Update Info Terbaru Bencana Tanah Longsor di Tana Toraja

24 hari lalu

Tim SAR gabungan mencari korban tanah longsor yang dinyatakan hilang di Palangka, Kelurahan Manggau, Kecamatan Makale, Kabupaten Tana Toraja, Sulawesi Selatan, Senin 15 April 2024. Basarnas Makassar secara resmi menutup operasi SAR bencana tanah longsor yang terjadi pada Sabtu (13/4) malam di dua titik di daerah itu setelah dua korban yang dinyatakan hilang berhasil ditemukan sehingga total korban meninggal dunia akibat bencana tersebut menjadi 20 orang. ANTARA FOTO/Arnas Padda
Update Info Terbaru Bencana Tanah Longsor di Tana Toraja

Proses pencarian dihentikan sementara usai BNPB menemukan 2 korban terakhir dalam bencana tanah longsor di Tana Toraja, Sulawesi Selatan.


Longsor di Tana Toraja, Tim Gabungan BNPB Temukan 20 Korban Meninggal

24 hari lalu

Tim SAR gabungan mengangkut kantong berisi jenazah korban tanah longsor di Palangka, Kelurahan Manggau, Kecamatan Makale, Kabupaten Tana Toraja, Sulawesi Selatan, Senin 15 April 2024. Sebanyak dua korban yang dinyatakan hilang akibat tanah longsor di daerah itu berhasil ditemukan sehingga total korban yang meninggal dunia menjadi 20 orang. ANTARA FOTO/Arnas Padda
Longsor di Tana Toraja, Tim Gabungan BNPB Temukan 20 Korban Meninggal

BNPB melaporkan telah menemukan 20 korban dalam bencana longsor di Tana Toraja, Sulawesi Selatan.


Korban Meninggal Akibat Tanah Longsor di Tana Toraja 18 Orang

25 hari lalu

Ilustrasi tanah longsor. Tempo/Imam Hamdi
Korban Meninggal Akibat Tanah Longsor di Tana Toraja 18 Orang

Jumlah korban meninggal akibat tanah longsor di Tana Toraja, hingga Ahad, 14 April 2024, pukul 19.00 WIB mencapai 18 orang.


Tanah Longsor di Tana Toraja, BNPB: Sebanyak 14 Orang Meninggal

25 hari lalu

Proses evakuasi korban tanah longsor di Makale, Tana Toraja, Minggu, 14 April 2024. ANTARA/HO-Humas Pemprov Sulsel
Tanah Longsor di Tana Toraja, BNPB: Sebanyak 14 Orang Meninggal

Peristiwa tanah longsor tersebut dipicu oleh hujan berintensitas tinggi di wilayah dengan kondisi tanah yang tidak stabil.


14 Orang Meninggal Akibat Tanah Longsor di Tana Toraja

26 hari lalu

Petugas membawa anjing pelacak mencari warga yang hilang saat tanah longsor dari puncak bukit mengubur 10 rumah dan lebih dari 30 rumah terdampak di Kampung Gintung, Desa Cibenda, Kecamatan Cipongkor, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, 25 Maret 2024. Sementara ini 9 orang dinyatakan masih hilang, lebih dari 30 rumah tertimbun longsor, serta lebih dari 300 jiwa mengungsi di kantor desa dan sekolah. TEMPO/Prima Mulia
14 Orang Meninggal Akibat Tanah Longsor di Tana Toraja

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Tana Toraja hingga kini masih mencari warga yang dilaporkan hilang akibat tanah longsor.


PLN Dukung 100 Persen Green Tourism di Tana Toraja

30 Desember 2023

PLN Dukung 100 Persen Green Tourism di Tana Toraja

PT PLN (Persero) mendorong pengembangan Green Tourism di Tana Toraja.


Kunjungi Tana Toraja, Ganjar Diajak Bicara soal Pariwisata dan Isu Perempuan

25 November 2023

Calon Presiden Ganjar Pranowo (kanan) bersama Calon Wakil Presiden Mahfud MD saat hadir pada acara dialog terbuka bersama Muhammadiyah di Kampus Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ) Ciputat, Tangerang Selatan, Banten, Kamis, 23 November 2023. Dalam dialog yang dihadiri mahasiswa, para kader Muhammadiyah dan masyarakat umum tersebut pasangan capres dan cawapres menyampaikan visi dan misinya. TEMPO / Hilman Fathurrahman W
Kunjungi Tana Toraja, Ganjar Diajak Bicara soal Pariwisata dan Isu Perempuan

Ganjar mengatakan untuk memajukan pariwisata perlu asesmen potensi dengan menggandeng ahli di bidang wisata.


Kampanye Politik di Mimbar Akademik

23 Agustus 2023

Kampanye Politik di Mimbar Akademik

Putusan Mahkamah Konstitusi yang membolehkan kampanye politik di kampus dan sekolah membuat para pegiat pendidikan waswas.


Mengunjungi Jasad Suku Toraja yang Diawetkan

21 Agustus 2023

Erong atau kuburan yang menggantung di sela-sela gua tebing di desa adat Kete Kesu Kabupaten Toraja Utara, Sulawesi Selatan, Rabu, 16 Agustus 2023. Foto: TEMPO | Shinta Maharani.
Mengunjungi Jasad Suku Toraja yang Diawetkan

Menyimpan dan memperlihatkan jasad seseorang di dalam rumah bagi orang Toraja merupakan tradisi yang berjalan selama berabad-abad.


5 Tradisi Pemakaman Unik di Indonesia, Mulai dari Ngaben Hingga Waruga

7 Juli 2023

Warga menyaksikan prosesi kremasi saat upacara Ngaben massal di Desa Adat Padangbai, Karangasem, Bali, Jumat 29 Juli 2022. Sebanyak 117 jasad dikremasi secara bersamaan dalam ritual Ngaben massal tersebut. ANTARA FOTO/Fikri Yusuf
5 Tradisi Pemakaman Unik di Indonesia, Mulai dari Ngaben Hingga Waruga

Tradisi pemakaman di setiap budaya tentu berbeda-beda, dan umumnya tradisi tersebut dilaksanakan untuk menghormati dan menjunjung nilai-nilai leluhur. Bahkan di tengah era yang penuh dengan teknologi seperti sekarang, masih banyak masyarakat yang tetap berpegang teguh pada tradisi pemakaman.