Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

5 Tradisi Pemakaman Unik di Indonesia, Mulai dari Ngaben Hingga Waruga

image-gnews
Warga menyaksikan prosesi kremasi saat upacara Ngaben massal di Desa Adat Padangbai, Karangasem, Bali, Jumat 29 Juli 2022. Sebanyak 117 jasad dikremasi secara bersamaan dalam ritual Ngaben massal tersebut. ANTARA FOTO/Fikri Yusuf
Warga menyaksikan prosesi kremasi saat upacara Ngaben massal di Desa Adat Padangbai, Karangasem, Bali, Jumat 29 Juli 2022. Sebanyak 117 jasad dikremasi secara bersamaan dalam ritual Ngaben massal tersebut. ANTARA FOTO/Fikri Yusuf
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Indonesia adalah negara yang kaya akan keanekaragaman kebudayaan yang ada di setiap daerahnya. Keanekaragaman kebudayaan ini berupa bahasa, upacara, kesenian dan adat istiadat. Tak terkecuali dengan tradisi pemakaman.

Tradisi pemakaman di setiap budaya tentu berbeda-beda, dan umumnya tradisi tersebut untuk menghormati dan menjunjung nilai-nilai leluhur. Bahkan di tengah era yang penuh dengan teknologi seperti sekarang, masih banyak masyarakat yang tetap berpegang teguh pada tradisi pemakaman. Berikut 5 tradisi pemakaman yang ada di Indonesia:

1. Batu Lemo, Toraja

Melansir laman Direktorat Pariwisata, tradisi Batu Lemo merupakan prosesi pemakaman masyarakat Toraja yang diperkirakan sudah ada sejak abad ke-16. Nama Lemo  berasal dari liang batu pemakaman yang bercorak bintik-bintik menyerupai buah jeruk atau limau.

Kuburan Batu Lemo terletak di tebing dan mengandung makna semakin tinggi makam maka semakin mendekati Tuhan ruhnya. Itulah yang membuat masyarakat membangun makam di atas tebing batu.

Jenazah di Batu Lemo sengaja berhiaskan patung pahat, yang disebut dengan Tao-tao. Patung pahatan ini merupakan simbol orang yang meninggal dan akan diletakkan berdampingan dengan anggota kerabat lainya.

2. Ngaben, Bali

Tradisi Ngaben berasal dari kebudayaan Bali dan merupakan upacara kremasi ajaran Hindu di Bali. Melansir dari Bali.com, ritual Ngaben bermakna  pelepasan roh atau atman yang dibebaskan dari ikatan dunia material dan dapat menyatu dengan Ida Sang Hyang Widhi.

Biasanya, orang yang meninggal tidak langsung dikremasi tetapi dilakukan penguburan sementara. Hal itu biasanya dilakukan jika ada keterbatasan sumber daya dan biaya yang harus dikeluarkan untuk melakukan ritual Ngaben. Selain itu, juga bisa karena harus menunggu hari yang tepat baik dalam penanggalan Bali.

3. Tiwah, Kalimantan Tengah

Dalam tesis Magister Arsitektur Pariwisata UGM yang berjudul Pesta Tiwah Dayak Ngaju: Prosesi, Transformasi dan Identifikasi Elemen-Elemen Sumber Daya Budaya Pembentuk Daya Tarik Wisata tahun 2015, dijelaskan bahwa Ritual Pesta Tiwah adalah upacara penguburan sekunder masyarakat Dayak Ngaju di Kalimantan Tengah.

Ritual ini untuk mengantarkan roh nenek moyang menuju dimensi transenden yang disebut Lewu Tatau. Pesta Tiwah merupakan salah satu tradisi unik yang berkembang menjadi warisan kebudayaan religi masyarakat Dayak Ngaju. Tradisi ini telah mengalami beberapa kali proses transformasi sejalan dengan perubahan kehidupan sosial budaya masyarakat Dayak Ngaju.

4. Brobosan, Jawa

Ternyata, di pulau Jawa juga terdapat tradisi pemakaman yang disebut Brobosan. Dalam jurnal berjudul Tradisi Brobosan dalam Upacara Kematian Masyarakat Jawa di Kelurahan Rajabasa Raya yang ditulis oleh  Tia Damayanti, Henry Susanto, dan Yustina Sri Ekwandari tahun 2019, menjelaskan budaya Brobosan adalah simbol penghormatan dari sanak keluarga terhadap salah satu keluarganya yang telah meninggal.

Prosesi ini dilakukan ketika jenazah akan diberangkatkan ke kuburan dan akan dipikul oleh empat orang yang berdiri sejenak di depan rumah. Kemudian anak cucu dari orang yang baru meninggal akan berjalan di bawah jenazah sebanyak tujuh kali.

Brobosan ini hanya dilakukan bagi jenazah yang sudah menikah, sedangkan jika yang meninggal belum menikah maka tak ada Brobosan.

5. Waruga, Minahasa

Melansir dari laman Indonesia.go.id, Waruga berasal dari dua kata “waru” yang berarti “rumah” dan “ruga” yang berarti “badan”. Secara harfiah, waruga berarti rumah tempat badan yang akan kembali ke surga.

Saat jenazah dimasukkan ke dalam waruga, jenazah akan berada dalam posisi tumit yang bersentuhan dengan bokong, dan mulut seolah mencium lutut. Persis seperti posisi bayi dalam rahim. Bagi masyarakat Minahasa, filosofi dari posisi ini adalah manusia mengawali kehidupan dengan posisi bayi dalam rahim. Maka semestinya mengakhiri hidup juga dalam posisi yang sama.

Itulah 5 tradisi pemakaman yang unik dari daerah-daerah di Indonesia yang memiliki makna dan filosofi berbeda. Mulai dari Ngaben di Bali hingga Waruga di Minahasa.

Pilihan Editor: Mengenal Ngaben, Tradisi Pembakaran Mayat di Bali, Begini Urutannya

Iklan

Berita Selanjutnya



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Bamsoet Dukung Rencana Touring Kebudayaan

7 hari lalu

Bamsoet Dukung Rencana Touring Kebudayaan

Bamsoet mendukung rencana touring kebudayaan bertajuk "Borobudur to Berlin. Global Cultural Journey: Spreading Tolerance and Peace".


Ingin Jadi Pusat Seni dan Budaya, Hong Kong Dirikan Museum Sastra

11 hari lalu

Wan Chai, Hong Kong. Unsplash.com/Letian Zhang
Ingin Jadi Pusat Seni dan Budaya, Hong Kong Dirikan Museum Sastra

Museum Sasta Hong Kong akan dibuka pada Juni


Indonesia dan Jerman Sepakat Tingkatkan Kerja Sama Budaya

46 hari lalu

 Direktur Jenderal Informasi dan Diplomasi Publik Kementerian Luar Negeri RI Siti Nugraha Mauludiah (kedua dari kiri) dan Duta Besar Republik Federal Jerman untuk Indonesia Ina Lepel (kedua dari kanan) menandatangani Pernyataan Kehendak Bersama tentang operasional Goethe-Institut di Indonesia di Goethe-Institut Jakarta, Kamis, 14 Maret 2024. Direktur Regional Goethe-Institut untuk Asia Tenggara, Australia, dan Selandia Baru Dr Stefan Dreyer (kanan) dan Direktur Diplomasi Publik Kementerian Luar Negeri RI Ani Nigeriawati (kiri) menyaksikan penandatanganan ini. Sumber: dokumen Kedutaan Besar Jerman di Jakarta
Indonesia dan Jerman Sepakat Tingkatkan Kerja Sama Budaya

Indonesia dan Jerman menandatangani Pernyataan Kehendak Bersama untuk meningkatkan dan mempromosikan hubungan budaya kedua negara.


3 Tradisi Unik Jelang Ramadan di Semarang dan Yogyakarta

53 hari lalu

Sejumlah warga mengikuti tradisi keramas bersama di bantaran Sungai Cisadane, Kota Tangerang, Banten, Selasa, 21 Maret 2023. Tradisi keramas bersama tersebut sebagai simbol membersihkan diri menjelang Ramadan. ANTARA FOTO/Fauzan
3 Tradisi Unik Jelang Ramadan di Semarang dan Yogyakarta

Menjelang Ramadan, masyarakat di sejumlah daerah kerap melakukan berbagai tradisi unik.


Terkini: Anies dan Ganjar Kompak Sindir Politisasi Bansos di Depan Prabowo, Ide BUMN Jadi Koperasi Pengamat Sebut Pernyataannya Dipelintir

5 Februari 2024

Terkini: Anies dan Ganjar Kompak Sindir Politisasi Bansos di Depan Prabowo, Ide BUMN Jadi Koperasi Pengamat Sebut Pernyataannya Dipelintir

Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan kompak menyindir politisasi bantuan sosial atau Bansos di depan Prabowo Subianto dalam debat Capres terakhir.


Prabowo Janjikan Dana Abadi Budaya, RI Sudah Punya Anggaran Rp 2 Triliun di APBN

5 Februari 2024

Prabowo Janjikan Dana Abadi Budaya, RI Sudah Punya Anggaran Rp 2 Triliun di APBN

Segini besar anggaran dana abadi budaya yang sudah dikantongi Kementerian Keuangan sebelumnya.


Debat Capres Usung Tema Kebudayaan, Apa Harapan Budayawan, Pekerja Seni, dan Sastrawan?

2 Februari 2024

Capres nomor urut 1 Anies Baswedan, Capres nomor urut 3 Ganjar Pranowo dan Capres nomor urut 2 Prabowo Subianto saat mengikuti debat ketiga Calon Presiden 2024 di Istora Senayan, Jakarta, Minggu, 7 January 2024. TEMPO/ Febri Angga Palguna
Debat Capres Usung Tema Kebudayaan, Apa Harapan Budayawan, Pekerja Seni, dan Sastrawan?

Debat capres terakhir, 4 Februari 2024 salah satunya mengusung tema kebudayaan. Begini harapan budayawan, pekerja seni, dan sastrawan?


Anies Baswedan Janjikan Yogyakarta sebagai Kancah Baur Budaya dalam Desak Anies, Ini Artinya

24 Januari 2024

Gubernur DIY Sri Sultan HB X menemui capres 01 Anies Baswedan di Yogyakarta Rabu (24/1). Tempo/Pribadi Wicaksono
Anies Baswedan Janjikan Yogyakarta sebagai Kancah Baur Budaya dalam Desak Anies, Ini Artinya

Anies Baswedan janji kepada warga Desak Anies di Rocket Convention Hall, Sleman, Yogyakarta. Anies menjanjikan Yogyakarta menjadi Kancah Baur Budaya.


Mengenal Apa Itu Globalisasi, Penyebab, hingga Dampaknya

23 Januari 2024

Globalisasi adalah proses integrasi dan interaksi antar negara. Ketahui pengertian globalisasi, penyebab, hingga dampaknya di artikel ini. Foto: Canva
Mengenal Apa Itu Globalisasi, Penyebab, hingga Dampaknya

Globalisasi adalah proses integrasi dan interaksi antar negara. Ketahui pengertian globalisasi, penyebab, hingga dampaknya di artikel ini.


Indonesia Terpilih Jadi Ketua Pokja Budaya dan Pariwisata ASEAN Korea Centre

18 Januari 2024

Indonesia terpilih memimpin Kelompok Kerja Pariwisata dan Budaya ASEAN Korea Centre periode 2024. Sumber: dokumen KBRI Seoul
Indonesia Terpilih Jadi Ketua Pokja Budaya dan Pariwisata ASEAN Korea Centre

Indonesia terpilih untuk menjadi Ketua Pokja Budaya dan Pariwisata ASEAN Korea Centre dari 11 perwakilan negara anggota ASEAN di Seoul