TEMPO.CO, Jakarta - Bouquinistes of Paris atau pasar buku tradisional di tepi Sungai Seine, Paris, Prancis, telah lama menjadi destinasi wisata di kota itu. Kotak hijau tempat mereka memajang buku telah menjadi salah satu ikon Sungai Seine, sama halnya dengan Menara Eiffel.
Penjual buku di sana telah ada sejak ratusan tahun lalu. Tapi, menjelang Olimpiade Paris, mereka harus pindah dengan alasan keamanan. Jalan yang berada di dekat tempat pasar buku itu akan digunakan untuk upacara pembukaan Olimpiade Musim Panas pada 2024.
Pemerintah kota menawarkan merelokasi kios buku dan menutupi biaya pemindahan serta merenovasi kios yang rusak, tapi karena kurang sosialisasi, para pedagang itu khawatir nasib mereka di masa depan.
Tak mau disembunyikan
Jerome Callais, presiden asosiasi penjual buku Paris, mengatakan bahwa mereka tidak bisa pindah karena mereka bagian dari tempat itu.
"Orang-orang datang menemui kami seperti mereka datang untuk melihat Menara Eiffel dan Notre Dame, (tetapi) mereka ingin menyembunyikan kami selama upacara yang seharusnya mewakili Paris," kata Callais, seperti dikutip Reuters beberapa waktu lalu.
Penyelenggara Olimpiade Paris 2024 menargetkan setidaknya 600.000 orang menghadiri upacara pembukaan di Seine melihat para atlet dan delegasi akan berlayar di sepanjang sungai. Ini akan menjadi pertama kalinya publik memiliki akses gratis ke upacara pembukaan, dan di stadion.
Pemerintah Prancis sedang membuat rencana untuk memastikan keamanan acara tersebut, di mana 35.000 petugas keamanan dan militer akan dikerahkan.
Belum jelas apakah penjual buku itu diinformasikan harus pindah selama Olimpiade atau hanya untuk upacara pembukaan. Pemerintah kota meminta mereka untuk pindah ke tempat penjualan buku yang dibuat khusus di lingkungan sastra dekat Sungai Seine selama Olimpiade.
Sejarah kios buku Sungai Seine
Banyak wisatawan yang bilang bahwa belum lengkap ke Paris dan dermaga tepi sungainya sebelum melihat sekitar 900 kotak buku hijau yang menjual cetakan langka dan bekas, poster, ilustrasi bersejarah, kartu pos, perangko, ukiran, dan barang cetakan lainnya, di samping suvenir. Kini ada sekitar 300.000 karya sastra tua dan modern bisa ditemukan di sini, sebuah harta karun yang nyata.
Menurut sebuah artikel di Paris.fr, keberadaan penjual buku di sepanjang Sungai Seine dimulai pada abad ke-16. Mereka menjual buku, traktat politik dan agama dari keranjang yang dibawa di sekitar kerah. Penjual lain banyak duduk menjual buku tebal dari meja trestle atau di atas kanvas yang direntangkan di tanah. Sebagian besar awalnya beroperasi di beberapa jalan beraspal di sekitar Seine, terutama Quai de Conti, Quai des Grands-Augustins, Quai de Gesvres, dan, dari awal abad ke-17, di sekitar jembatan Pont-Neuf yang baru dibangun.
CNN | PARISJETEAIME
Pilihan Editor: Traveling ke Paris, Turis Ini Kesal Museum Louvre Padat dan Antrean Semrawut