TEMPO.CO, Jakarta - Sebentar lagi, HUT Kemerdekan RI ke-78. Salah satu momen yang paling dinantikan adalah even nasional pacu jalur dari Kabupaten Kuantan Singingi atau Kuansing di Provinsi Riau.
Festival yang digelar di Sungai Kuantan ini diikuti ribuan peserta dan penonton. Bahkan juga pernah diikuti oleh negara-negara tetangga seperti Malaysia, Singapura, dan Thailand.
Terlepas dari ikoniknya, festival pacu jalur memiliki beberapa fakta menarik yang perlu diketahui. Dirangkum dari berbagai sumber, berikut ulasannya.
1. Memiliki Nilai Magis
Pacu jalur merupakan tradisi turun temurun yang berlangsung cukup lama. Ini menyebabkan setiap tahapan-tahapan pembuatan Jalur tak luput dari peran seorang dukun atau pawang. Misalnya dalam tahapan mencari kayu yang akan dijadikan jalur.
Mengutip dari publikasi "Fenomena Magis Pada Tradisi Pacu Jalur Di Kabupaten Kuantan Singingi ", proses pemilihan kayu jalur diawali dengan tradisi persembahan. Sang dukun akan terlebih dahulu melakukan dua upacara khusus di rumah kepala desa, yakni Babalian yaitu upacara tari-tarian dengan iringan musik rebab. Serta upacara Batonung yang bertujuan mencari kayu dengan cara menggunakan kekuatan magis dan mantra-mantra.
Selanjutnya, kayu yang menjadi bahan utama jalur diambil dari pohon yang mempunyai mambang (sejenis makhluk halus). Setelah ditemukan, penebangan akan diawali dengan upacara menyemah yaitu semah (sesajen) kepada mambang penunggu kayu tersebut. Hal ini bertujuan menghindari bencana selama penebangan kayu serta kerjasama antara dukun dengan mambang selama pembuatan jalur hingga jalur dapat digunakan.
2. Diikuti Ribuan Orang
Pacu Jalur salah satu tradisi yang banyak digemari masyarakat Indonesia, terutama di Provinsi Riau. Melansir dari indonesia.travel, tradisi yang masuk even nasional ini sukses mengundang tingginya animo masyarakat setelah vakum selama pandemi.
Tepatnya pada 2022 Festival Pacu Jalur dimeriahkan 50.000 penonton dari seluruh penjuru Provinsi Riau. Dimana penonton tersebut memadati tiap sudut lintasan “jalur” di tepian Sungai Kuantan untuk memberi semangat kepada peserta jagoan mereka.
Tak hanya itu, even Pacu Jalur masuk rekor muri kategori lomba peserta terbanyak. Pada 2019 Festival Pacu Jalur yang ke-116 diikuti oleh 175 jalur atau sampan dengan total 9.625 pendayung, dikutip dari muri.org.
3. Memperingati Hari Besar
Mengutip dari pariwisata.riau.go.id, festival yang masuk kalender wisata nasional ini pada awalnya dilakukan setiap November untuk merayakan hari ulang tahun Ratu Wilhelmina. Penguasa Belanda saat itu.
Namun setelah berakhirnya masa penjajahan Belanda, pacu jalur digelar saat hari raya Islam, seperti Hari Raya Idul Fitri, Idul Adha, Maulid Nabi, ataupun peringatan tahun baru Hijriah. Termasuk memperingati HUT Kemerdekaan RI yang digelar pada 22 hingga 26 Agustus.
4. Menggunakan Meriam sebagai Peluit
Dilansir dari riau.go.id, even pacu jalur diikuti ribuan peserta yang berasal dari Kabupaten Kuantan Singingi dan kabupaten sekitarnya. Terlebih lagi, arena lomba dan keramaian ratusan ribu penonton yang menyaksikan perlombaan sepanjang sungai. Oleh karena itu, perlombaan ini menggunakan meriam lantaran mampu didengar semua peserta.
Saat dentuman meriam pertama, perahu-perahu yang telah ditentukan urutannya akan berjajar di garis start. Pada dentuman kedua, para peserta berada dalam posisi siap untuk mengayuh dayung. Kemudian dentuman ketiga, perlombaan pacu jalur pun dimulai. Semua tim akan mengerahkan seluruh tenaga dan kemampuannya untuk bisa mencapai garis finish.
5. Masuk Google Doodle HUT Kemerdekaan RI ke-77
Dilansir dari laman resmi Kabupaten Kuansing, Pacu Jalur menjadi tema Google Doodle edisi Hari Kemerdekaan Indonesia ke-77. Pacu Jalur yang merupakan budaya masyarakat Kuansing ini berhasil menginspirasi seorang ilustrator Bandung, Wastana Haikal.
Pemilihan tema tersebut lantaran pacu jalur merupakan implementasi persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia. Dimana filosofi pacu jalur dengan puluhan atlet harus bersatu mendayung jalur dengan serentak guna meraih kemenangan sampai garis finish. Hal ini menggambarkan Indonesia sebagai negara maritim, sekaligus mencerminkan semboyan Bhinneka Tunggal Ika.
6. Mengandung Nilai Persatuan
Selain mengandung nilai budaya, pacu jalur juga memangku nilai Pancasila, yaitu persatuan. Merangkum dari publikasi "Nilai-Nilai Pancasila Dalam Tradisi Pacu Jalur Kabupaten Kuantan Singingi", nilai ini dibuktikan pada rangkaian pembuatan jalur, misalnya Rapek Banjar yang bertujuan untuk membentuk panitia pembuatan Jalur.
Lalu ada proses mencari kayu yang dijadikan Jalur, membuat jalur, mengecat jalur yang tak lepas dari peran seluruh masyarakatnya. Terlepas dari itu, tahapan pembuatan jalur juga tidak luput dari nilai musyawarah mufakat yang dilakukan oleh masyarakat tersebut.
Pilihan Editor: Keunikan Pacu Jalur di Kuansing Riau: Ada Tukang Tari, Tukang Onjai dan Tukang Timbo