TEMPO.CO, Jakarta - Situs Liyangan disiapkan menjadi cagar budaya nasional. Terletak di lereng Gunung Sindoro, Desa Purbosari, Ngadirejo, Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah, situs ini menjadi tempat ditemukannya sisa-sisa candi yang diperkirakan berasal dari abad VII-IX.
Arkeolog Senior Tim Ahli Cagar Budaya Nasional Junus Satrio Atmodjo, mengatakan, dia bersama tim diberi tugas khusus untuk menyiapkan situs bersejarah ini menjadi level nasional.
"Walaupun adanya di Kabupaten Temanggung, karena memiliki nilai penting kita cenderung untuk mengangkat menjadi nasional," katanya di Temanggung, Selasa, 2 Agustus 2023.
Menurut dia, Situs Liyangan memiliki informasi yang berharga. Saat ini yang terlihat hanya teras-teras batu dan ada sisa candi, tetapi di balik itu tersimpan informasi tentang peradaban di masa lalu.
"Kita ingin mengetahui sebetulnya apa yang menyebabkan daerah ini dipilih sebagai daerah suci atau keagamaan itu sampai orang di abad VII-IX membangun kompleks ini, tentu mereka punya alasan yang kuat dikaitkan dengan sistem kepercayaan waktu itu, terutama agama Hindu yang sifatnya adalah pada pemujaan Dewa Syiwa," katanya.
Dia mengatakan, dugaan bahwa saat itu masyarakat menganut agama Hindu Syiwa. Hal itu ditunjukkan dengan ditemukan banyak lingga dan yoni dan ada arca nandi kecil walaupun dalam keadaan rusak.
"Di balik itu semua kita bicara peradaban orang Jawa yang selalu digambarkan dengan Borobudur dan Prambanan di daerah dataran rendah yang kaya dengan padi dan segala macam di daerah subur, orangnya banyak bisa membuat bangunan-bangunan besar," katanya.
Di lereng Gunung Sindoro ini juga ditemukan sisa-sisa bangunan besar di suatu kompleks besar, artinya dulu penduduknya cukup banyak di sini.
"Dari temuan-temuan yang diperoleh sejauh ini menunjukkan ada hubungan yang kuat dengan Cina, ada keramik-keramik rata-rata abad VIII-IX, tetapi di antara barang-barang dari Cina juga ditemukan pecahan-pecahan kaca yang datangnya dari Timur Tengah," katanya.
Hal itu menunjukkan sudah ada hubungan dunia maritim luar dengan penduduk yang ada di daerah pegunungan. "Hal ini menarik untuk kajian arkeologi dan sejarah, bagaimana dulu ada keterhubungan antara peradaban pantai, peradaban dataran rendah dengan pegunungan," katanya.
Ia menuturkan kegiatan Tim Ahli Cagar Budaya Nasional di sini mengecek batas-batas dari daerah yang akan diusulkan sebagai cagar budaya nasional.
ANTARA
Pilihan Editor: Warga Klaten Temukan Dua Benda Diduga Cagar Budaya, Diperkirakan dari Zaman Dinasti Tang