TEMPO.CO, Jakarta - Komite warisan UNESCO merekomendasikan menunda untuk memasukkan Great Barrier Reef pada daftar situs Warisan Dunia Dalam Bahaya pada Selasa, 1 Agustus 2023. Namun, Organisasi Pendidikan, Keilmuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa itu memperingatkan ekosistem terumbu karang terbesar di dunia itu tetap berada di bawah "ancaman serius" karena polusi dan pemanasan global.
Situs tersebut merupakan salah satu objek wisata paling menarik di Asutralia dengan sumbangan A$6 miliar atau sekitar Rp91 triliun bagi perekonomian dan mendukung 64.000 pekerjaan.
Australia telah bertahun-tahun melobi agar situs terumbu karang itu tetap ada dalam daftar yang terancam punah karena dapat menyebabkan hilangnya status warisan, mengurangi daya tariknya untuk turis.
Dua ikan badut berenang di dalam anemon laut di Great Barrier Reef di lepas pantai Cairns, Australia, 26 Oktober 2019. Karang Penghalang Besar atau Great Barrier Reef adalah kumpulan terumbu karang terbesar dunia yang terdiri dari kurang lebih 3.000 karang dan 900 pulau, yang membentang sepanjang 2.600 km. REUTERS/Lucas Jackson
UNESCO ingin memasukkan situs ini dalam daftar warisan yang terancam setelah peristiwa pemutihan karang yang sering terjadi.
Namun dalam laporan terbaru, panel memberikan penghargaan atas komitmen dan tindakan awal pemerintah Australia untuk melestarikan terumbu karang dalam 12 bulan terakhir.
“Rancangan keputusan menyebutkan 'kemajuan signifikan' yang dibuat pada perubahan iklim, kualitas air, dan penangkapan ikan yang berkelanjutan – semuanya membuat terumbu karang jadi lebih kuat dan lebih berkelanjutan,” kata Perdana Menteri Anthony Albanese dalam jumpa pers.
Namun dia mengakui rancangan keputusan UNESCO tidak membuat terumbu karang dalam keadaan bersih. Dia mengakui diperlukan lebih banyak langkah untuk menjaganya dari daftar terancam punah.
World Wide Fund for Nature-Australia mengatakan UNESCO dapat menempatkan terumbu karang dalam daftar terancam punah jika pemerintah gagal menunjukkan kemajuan dalam komitmen yang ada.
"Ada peluang bagi Australia untuk membuat kemajuan sebelum diharuskan memberikan laporan kemajuan ... tahun depan."
Daftar World Heritage in Danger atau Warisan Dunia Dalam Bahaya digunakan untuk menyoroti tempat-tempat yang berada di bawah ancaman kehilangan kualitas unik yang membuatnya mendapatkan status Warisan Dunia. Begitu sebuah situs masuk dalam daftar, status Warisan Dunianya dapat dicabut seluruhnya.
Operator tur di Queensland Utara khawatir jika terumbu karang itu masuk daftar itu karena akan menghalangi pengunjung dan merugikan industri pariwisata terumbu bernilai miliaran dolar.
Pada tahun 1981, UNESCO memasukkan Great Barrier Reef ini ke dalam daftar Warisan Dunia karena atribut alamnya yang unik dan kepentingan ilmiahnya.
REUTERS | ABC
Pilihan Editor: Venesia Diusulkan Masuk Daftar World Heritage in Danger karena Overtourism dan Perubahan Iklim