TEMPO.CO, Yogyakarta - Keraton Yogyakarta meluncurkan salah satu unit pariwisata bernama Kagungan Dalem Wahanarata, Selasa, 18 Juli 2023. Kagungan Dalem Wahanarata ini sebelummya dikenal masyarakat dengan nama Museum Kereta Keraton.
Perubahan nama ini diikuti dengan sejumlah inovasi baru yang dihadirkan di dalamnya. Tidak lagi sekadar literasi sejarah dan cagar budaya berupa koleksi kereta. Tapi ada pengalaman baru bagi pengunjung melalui penerapan teknologi. "Ada sedikitnya tiga wahana yang memberi pengalaman digital bagi pengunjung," kata Gusti Kanjeng Ratu (GKR) Bendara selaku Penghageng Nityabudaya, divisi keraton yang berwenang atas museum dan kearsipan.
Bendara mengatakan tiga wahana itu yakni augmented reality (ar) photo booth, Catch and Run Games, dan Come to Life. Melalui ketiga wahana tersebut, pengunjung bisa mendapat pengalaman dalam berinteraksi dengan berbagai elemen budaya di unit Wahanarata, baik secara individu dan berkelompok.
Salah satu koleksi di Museum Kereta Keraton Yogyakarta yang kini berganti nama menjadi Kagungan Dalem Wahanarata. Dok.istimewa
Di unit Wahanarata ini setidaknya terdapat 21 kereta pusaka yang dapat dinikmati oleh pengunjung. Seperti Kanjeng Nyai Djimat sebagai kereta pusaka tertua yang digunakan oleh Sri Sultan Hamengku Buwono I hingga Sri Sultan Hamengku Buwono III pun masih dapat disaksikan kemegahannya.
Beberapa kereta pusaka lain seperti Kyai Garuda Yaksa, Kyai Wimanaputra, Kyai Jetayu, dan kereta-kereta lainnya pun tertata rapi di ruang pamer dengan cerita dan keindahan tipologinya. Dulu pengunjung museum ini hanya mendapat pengalaman dengan menikmati kemegahan kereta-kereta kuno keraton itu.
Kini adanya renovasi dan revitalisasi, tidak hanya kereta saja yang bisa dilihat. Tetapi koleksi pendukung kereta seperti pelana, busana abdi dalem, hingga payung kebesaran dapat ditata di ruang pamer. Tidak kalah menarik, virtual experience yang ramah anak serta dapat dimainkan oleh keluarga menjadi terobosan baru di Wahanarata.
Salah satu koleksi di Museum Kereta Keraton Yogyakarta yang kini berganti nama menjadi Kagungan Dalem Wahanarata. Dok.istimewa
GKR Bendara menuturkan, pengembangan wahana interaksi digital di Wahanarata lebih berkonsentrasi untuk memberi pengalaman edukatif pada anak-anak saat berwisata. “Ketika sudah resmi dibuka, Wahanarata ini tidak hanya sebagai aset pariwisata sejarah, budaya, maupun wisata pendidikan saja, tetapi juga menjadi ruang komunal yang inklusif," kata dia.
Raja Keraton Yogyakarta Sri Sultan Hamengku Buwono X mengatakan, revitalisasi museum yang mengkolaborasikan koleksi kereta pusaka dengan teknologi ini untuk menjawab kebutuhan peradaban zaman. "Budaya merupakan salah satu fondasi peradaban, maka semakin relevan jika didukung dengan kreasi kultural dan teknologi seperti yang diterapkan di museum ini," kata dia.
Museum Kagungan Dalem Wahanarata dapat dikunjungi masyarakat setiap hari Selasa-Minggu pukul 09.00-15.00 WIB. Harga tiket masuk Museum Wahanarata dibagi menjadi beberapa kategori. Dengan rentang Rp 20 hingga Rp 30 ribu baik untuk wisatawan domestik maupun mancanegara.
Pilihan Editor: Cerita Asal-Usul Bregada, Unit Keprajuritan Keraton Yogyakarta