Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Susur Jejak Masjid Agung Kauman Magelang yang Berusia 353 Tahun

image-gnews
Masjid Agung Kauman Magelang yang berdiri sejak 1650 (Tempo.co/Arimbihp)
Masjid Agung Kauman Magelang yang berdiri sejak 1650 (Tempo.co/Arimbihp)
Iklan

TEMPO.CO, Magelang - Bangunan bernuansa hijau itu tak pernah sepi dikunjungi masyarakat yang hendak beribadah atau hanya sekadar beristirahat. Masyarakat menyebut bangunan bersejarah itu Masjid Agung atau Masjid Agung Kauman. Masjid tersebut berhadapan langsung dengan alun-alun Kota Magelang, didirikan pada 1650 M oleh tokoh ulama dari Jawa Timur bernama KH Mudakir.

Bangunan dan tiap-tiap sudut Masjid Agung itu masih terlihat kokoh dan megah meski usianya sudah lebih dari 350 tahun. Pegiat sejarah Mageang Kota Toewa, Gusta Wisnu Wardhana menuturkan, sebelum menjadi semegah sekarang, Masjid Agung Magelang dulunya berupa langgar atau musala kecil.

"Masjid ini sejak dibangun, baru pada 1797 Masehi mengalami pemugaran," kata Gusta kepada Tempo, Rabu 12 Juli 2023. Menurut dia, pemugaran pertama dilakukan dengan menambah mimbar untuk khotib dan tiang (soko) guru yang terbuat dari kayu jati.

Kayu Jati Pemugaran Masjid Agung Magelang

Kala itu, kayu jatinya khusus dan berkualitas terbaik yang didatangkan dari Bojonegoro. Setelah pemugaran pertama, Masjid Agung Kauman juga mengalami beberapa perbaikan dan perubahan bentuk.

Hingga pada masa pemerintahan Bupati Magelang ke II yaitu RAA Danoeningrat II pada 1835 M bangunan ini mengalami renovasi kedua.  "Renovasi ketiga saat pemerintahan Bupati Magelang III yaitu RAA Danoeningrat III," ujarnya.

Menurut dia, selama tiga kali renovasi, masjid tersebut belum mengalami perubahan bentuk. Baru pada 1871, bangunan yang berdiri di lahan seluas 3200 meter persegi itu ditambahkan serambi muka dan menara kecil. Pada puncaknya, di masa pemerintahan Bupati Magelang V RAA Danoesoegondo pada 1934, Masjid Agung Kauman Kota Magelang mengalami pemugaran besar-besaran.

Masjid Agung Kauman Magelang yang berdiri sejak 1650 (Tempo.co/Arimbihp)

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

"RAA Danoesoegondo dalam memugar masjid ini melibatkan seorang arsitek dari Belanda bernama Heer H Pluyter," tuturnya. Gusta menceritakan pemugaran di masa Danoesoegondo menghasilkan bentuk bangunan Masjid Agung Magelang yang bangunannya persis sama sampai sekarang ini.

Saksi Bisu Sejarah Bangsa Indonesia

Masjid Agung Kauman juga menjadi saksi bisu sejarah kemerdekaan Indonesia melawan penjajah. Pada masa perang kemerdekaan bahkan pernah dijadikan markas tentara rakyat yang akan berperang dengan Belanda. "Pada 1947 masjid ini dijadikan persinggahan tentara rakyat yang berasal dari Surabaya dan Madiun, saat berperang melawan penjajah," ujarnya.

Bahkan, pada 1948 Masjid Agung Magelang pernah mengalami kerusakan pada bagian atap dan tembok sebelah Utara. Kerusakan ini diakibatkan serangan tentara Belanda dan Gurkha, yang dibayar sekutu saat Masjid Agung Kauman dijadikan sebagai markas perjuangan. "Masjid itu pernah nyaris dihancurkan karena penjajah ingin menghancurkan perjuangan kemerdekaan," ucapnya.

Masjid Agung Magelang Lurus Searah Kiblat

Selain menjadi saksi sejarah, keunikan lain Masjid Agung Magelang adalah arah kiblatnya yang lurus searah dengan Mekkah. "Masjid Agung Kauman Magelang adalah satu dari 3 masjid di Jawa Tengah yang mempunyai arah kiblat lurus dengan Mekkah, dua masjid lainnya ialah Masjid di Grobogan dan Masjid Agung Jawa Tengah yang berada di Semarang," kata dia.

Pilihan Editor: 5 Masjid Tertua di Jawa Tengah, di Mana yang Pertama?

Catatan Redaksi: Artikel ini pada Kamis, 13 Juli 2023 pukul 10.32 WIB mengalami perubahan pada nama narasumber yang dimaksud disebabkan kelalaian dari kami. Kami mohon maaf sebesar-besarnya atas kesalahan ini.  

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Balon Udara Jatuh di Magelang, Rusak Lima Rumah dan Satu Mobil

16 hari lalu

Sebuah mobil rusak ringan akibat balon udara jatuh di Mungkid, Kabupaten Magelang. ANTARA/Heru Suyitno
Balon Udara Jatuh di Magelang, Rusak Lima Rumah dan Satu Mobil

Sebuah balon udara jatuh di Perumahan Pesona Kota Mungkid, Kabupaten Magelang. Kejadian ini merusak lima rumah warga dan satu unit mobil.


194 Tahun Lalu Pangeran Diponegoro Ditangkap Belanda, Ini Kilas Peristiwanya

31 hari lalu

Pangeran Diponegoro. ikpni.or.id
194 Tahun Lalu Pangeran Diponegoro Ditangkap Belanda, Ini Kilas Peristiwanya

Pangeran Diponegoro ketika itu bersedia menyerahkan diri dengan syarat sisa anggota laskarnya yang tersisa dibebaskan.


Ini Destinasi Wisata Menarik Searah Perjalanan Menuju Yogyakarta

33 hari lalu

Pantai Dewa Ruci Jatimalang Purworejo. Dok.  Pemkab Purworejo
Ini Destinasi Wisata Menarik Searah Perjalanan Menuju Yogyakarta

Libur lebaran di Yogyakarta, ada banyak destinasi wisata yang searah kota Pelajar itu


6 Fakta Menarik Gunung Andong, Tiket Murah dan Pemandangannya Indah

58 hari lalu

Bagi pendaki pemula, bisa memilih Gunung Andong untuk melakukan pendakian. Tingginya sekitar 1.726 mdpl. Ini fakta menarik Gunung Andong. Foto: Canva
6 Fakta Menarik Gunung Andong, Tiket Murah dan Pemandangannya Indah

Bagi pendaki pemula, bisa memilih Gunung Andong untuk melakukan pendakian. Tingginya sekitar 1.726 mdpl. Ini fakta menarik Gunung Andong.


Puan Makan Bakso dengan Bambang Pacul di Magelang, Kenali 7 Kuliner Khas Magelang

2 Februari 2024

Ilustrasi kupat tahu Magelang. cookpad.com
Puan Makan Bakso dengan Bambang Pacul di Magelang, Kenali 7 Kuliner Khas Magelang

Puan Maharani membagikan momen makan bakso di Magelang, ini dia kuliner khas kota tersebut.


Deklarasi Zero Knalpot Brong Digelar di Jepara dan Magelang

16 Januari 2024

Pemerintah dan Kepolisian Kota Yogyakarta memusnahkan knalpot brong atau blombongan sebagai upaya menciptakan suasana Pemilu 2024 yang nyaman. (Dok. Istimewa)
Deklarasi Zero Knalpot Brong Digelar di Jepara dan Magelang

Kepolisian Resor Jepara dan Magelang, Jawa Tengah, menggelar deklarasi larangan penggunaan knalpot brong. Simak selengkapnya di sini:


Sejarah Gunung Andong Magelang, Lokasi Wisata untuk Melihat Sunrise Indah

3 Januari 2024

Suasana puncak Gunung Andong, Magelang, pada pagi hari. TEMPO/Shinta Maharani
Sejarah Gunung Andong Magelang, Lokasi Wisata untuk Melihat Sunrise Indah

Gunung Andong telah menjadi destinasi hiking populer karena memiliki pemandangan matahari terbit yang memesona


Pengunjung Pertama Candi Borobudur di 2024 Dapat Suvenir dan Sarapan Gratis

1 Januari 2024

Direktur Keuangan, Manajemen Risiko dan SDM PT Taman Wisata Candi Borobudur Prambanan dan Ratu Boko Mohamad Nur Sodiq mengalungkan syal pada pengunjung pertama 2024. ANTARA/Heru Suyitno
Pengunjung Pertama Candi Borobudur di 2024 Dapat Suvenir dan Sarapan Gratis

Kegiatan penyambutan pengunjung pertama merupakan tradisi yang dilakukan setiap tahun oleh pengelola Candi Borobudur.


5 Destinasi Wisata Mali, Cagar Alam hingga Suasana Perkotaan

27 November 2023

Masjid Raya Djenne merupakan bangunan yang terbuat dari lumpur terbesar di dunia dan dianggap oleh banyak arsitek sebagai gaya arsitektur Sudano-Sahelian terbaik. Masjid yang terletak di kota Djenne, Mali ini dibangun di atas tanah seluas 5.625 meter persegi dengan ketebalan dinding antara 41 cm dan 61 cm. Masjid ini terbuat dari bata lumpur yang dijemur di bawah matahari, sedangkan bagian luarnya diplester dengan lumpur yang lembut. wikipedia.org
5 Destinasi Wisata Mali, Cagar Alam hingga Suasana Perkotaan

Mali memiliki beragam lanskap yang memikat


Profil I Gusti Ngurah Rai, Pemimpin Pasukan Ciung Wanara dalam Perang Puputan Margarana

20 November 2023

I Gusti Ngurah Rai. wikipedia.org
Profil I Gusti Ngurah Rai, Pemimpin Pasukan Ciung Wanara dalam Perang Puputan Margarana

I Gusti Ngurah Rai berteriak pimpin perang Puputan Margarana 77 tahun lalu. Ia dan 96 anggota pasukannya gugur dalam perang habis-habisan itu.