Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Fakta-Fakta Gunung Bawah Laut "Jogo Jagat" di Pacitan

Reporter

image-gnews
Profil batimetri 3 dimensi temuan gunung bawah laut di perairan selatan Pacitan, Jawa Timur. (Dok. BIG)
Profil batimetri 3 dimensi temuan gunung bawah laut di perairan selatan Pacitan, Jawa Timur. (Dok. BIG)
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Badan Informasi Geospasial (BIG) menemukan gunung bawah laut di sekitar perairan Kabupaten Pacitan, Jawa Timur. Temuan itu berawal dari indikasi perbedaan kedalaman dasar laut yang naik sekitar 2.200 meter akibat tumbukan lempeng Indo-Australia di Samudra Hindia.

Penemuan ini menjadi perbincangan di penduduk setempat yang sempat resah atas kehadiran gunung tersebut karena khawatir dengan potensi letusan. Lantas, apa itu sebenarnya gunung bawah laut dan bagaimana kondisi satu yang berada di Pacitan saat ini?

Gambaran Umum Gunung Bawah Laut

Menurut oceanexplorer.noaa.gov, sebagian besar gunung bawah laut (underwater mountain atau seamount) adalah sisa-sisa gunung api purba yang sudah mati. Mereka umumnya berbentuk kerucut, tetapi sering kali memiliki fitur menonjol seperti kawah atau puncak datar yang besar (guyot). Untuk diklasifikasikan sebagai gunung bawah laut, fitur tersebut harus memiliki relief vertikal setidaknya 1.000 meter dari dasar laut.

Gunung bawah laut dapat ditemukan di setiap cekungan samudra dan jumlahnya sangatlah banyak. Menurut perkiraan, terdapat setidaknya 100.000 gunung bawah laut di seluruh dunia dan 8 di antaranya telah ditemukan di Indonesia. Walau berlimpah, baru 0,1 persen dari total gunung bawah laut yang pernah dieksplorasi.

Beberapa studi menunjukkan bahwa gunung bawah laut berfungsi sebagai “oasis kehidupan” dengan keragaman spesies dan biomassa yang lebih tinggi. Menjulang di dalam air, gunung bawah laut menciptakan pola arus yang rumit sehingga memengaruhi organisme yang hidup di sekitarnya. Gunung tersebut juga menyediakan substrat (lokasi untuk menempel) bagi makhluk hidup tertentu untuk menetap dan tumbuh.

Para ilmuwan pun mengungkap bahwa gunung laut kerap menjadi habitat bagi spesies endemik (spesies yang hanya ditemukan di satu lokasi).

Profil Gunung Bawah Laut Pacitan, Jogo Jagat

Gunung bawah laut Jogo Jagat—nama yang segera diresmikan—berada 200 kilometer di sisi barat daya Pacitan. Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, kedalaman dasar laut naik 2.200 meter dari semula 6.000 meter sehingga puncak Jogo Jagat berada di sekitar kedalaman 3.800 meter. Sementara itu, diameternya mencapai 10.000 meter.

Karena dimensi yang cukup besar, kehadiran Jogo Jagat sempat dikhawatirkan memicu perubahan kolom air dan gelombang pantai atau tsunami. Ada pula keresahan tentang potensi letusan. Akan tetapi, menurut pernyataan lebih lanjut dari pacitankab.go.id, tidak ditemukan tanda-tanda vulkanisme yang berarti Jogo Jagat bukanlah gunung api seperti mayoritas gunung bawah laut lainnya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Agenda yang sedang berjalan terkait Gunung Jogo Jagat adalah pembakuan nama gunung bawah laut tersebut. Penelaahan Nama Rupabumi tingkat pusat telah dilakukan pada Maret, kemudian usulan “Jogo Jagat” dikirim ke Sub-Committee on Undersea Feature Names di The General Bathymetric Chart of the Oceans (GEBCO).

Menurut pihak BIG, nama Gunung Jogo Jagat akan segera resmi pada akhir Juni mendatang.

Arti Nama Jogo Jagat

Melansir dari jabar.antaranews.com, usulan nama Jogo Jagat sendiri datang dari Pemerintah Kabupaten Pacitan. Harapan di balik nama tersebut adalah supaya Gunung Jogo Jagat membawa kebaikan bagi masyarakat maupun lingkungan sekitar.

Punya makna filosofi tinggi, Jogo Jagat diambil dari bahasa Jawa yang berarti “menjaga semesta”.

Pilihan editor: Penemuan Gunung Bawah Laut di Pacitan, Apakah Berbahaya?

SYAHDI MUHARRAM

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Temuan Gunung di Bawah Laut di Selatan Pacitan Diusulkan Bernama Jogo Jagat

21 Juni 2023

Profil batimetri 3 dimensi temuan gunung bawah laut di perairan selatan Pacitan, Jawa Timur. (Dok. BIG)
Temuan Gunung di Bawah Laut di Selatan Pacitan Diusulkan Bernama Jogo Jagat

Jogo Jagat akan menjadi bagian dari seribuan nama lain di berbagai tempat di Indonesia yang akan ditetapkan oleh BIG.


Survei BIG dan BRIN Buktikan Kepanjangan Alamiah Daratan Jawa di Dasar Laut

16 Februari 2023

Badan Informasi Geospasial. Big.go.id
Survei BIG dan BRIN Buktikan Kepanjangan Alamiah Daratan Jawa di Dasar Laut

Survei yang sama oleh BIG dan BRIN itu yang menemukan gunung baru di bawah laut sebelah selatan Pacitan, Jawa Timur.


Penemuan Gunung Bawah Laut di Pacitan, Apakah Berbahaya?

16 Februari 2023

Profil batimetri 3 dimensi temuan gunung bawah laut di perairan selatan Pacitan, Jawa Timur. (Dok. BIG)
Penemuan Gunung Bawah Laut di Pacitan, Apakah Berbahaya?

Fakta gunung bawah laut di Pacitan setinggi 2.300 meter yang baru ditemukan akibat tumbukan lempeng Indo-Australia di Samudera Hindia.


Vulkanolog ITB Ungkap Potensi Bahaya Gunung Bawah Laut di Selatan Pacitan

14 Februari 2023

Profil batimetri 3 dimensi temuan gunung bawah laut di perairan selatan Pacitan, Jawa Timur. (Dok. BIG)
Vulkanolog ITB Ungkap Potensi Bahaya Gunung Bawah Laut di Selatan Pacitan

Potensi bahaya ikutan gunung bawah laut harus diantisipasi, misalnya terjadi longsor karena materialnya tidak stabil.


Ditemukan, Gunung Bawah Laut Setinggi 2.200 Meter di Selatan Pacitan

13 Februari 2023

Profil batimetri 3 dimensi temuan gunung bawah laut di perairan selatan Pacitan, Jawa Timur. (Dok. BIG)
Ditemukan, Gunung Bawah Laut Setinggi 2.200 Meter di Selatan Pacitan

Temuan gunung bawah laut itu merupakan salah satu obyek yang diidentifikasi dari Survei Landas Kontinen Ekstensi pada 2022.