Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Penemuan Gunung Bawah Laut di Pacitan, Apakah Berbahaya?

image-gnews
Profil batimetri 3 dimensi temuan gunung bawah laut di perairan selatan Pacitan, Jawa Timur. (Dok. BIG)
Profil batimetri 3 dimensi temuan gunung bawah laut di perairan selatan Pacitan, Jawa Timur. (Dok. BIG)
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Badan Informasi Geospasial (BIG) melaporkan temuan gunung bawah laut di sekitar perairan Pacitan, Jawa Timur. Informasi tersebut disampaikan langsung kepada Pemerintah Kabupaten Pacitan. Keberadaan gunung baru yang jauh di bawah permukaan air laut itu sempat meresahkan masyarakat setempat. Mereka khawatir dengan kemungkinan dampak letusan yang akan ditimbulkan. Lantas, apakah memang berbahaya?

Fenomena kehadiran gunung bawah laut di Indonesia bukan pertama kali terjadi. BIG mencatat setidaknya ada enam gunung api bawah laut yang tersebar di seluruh wilayah NKRI. Diantaranya ialah Gunung Hobal di Nusa Tenggara Timur, Gunung Nieuwerkerk di kawasan Maluku Tengah, Gunung Yersey di Laut Banda, Gunung Emperor of China serta Gunung Submarine Volcano 1992 dan Gunung Banua Wuhu di Sulawesi Utara.

Fakta Gunung Bawah Laut di Pacitan

Belum ada keterangan resmi dari pihak BIG mengenai kemunculan gunung api bawah laut di Pacitan. Kabar yang menyebar di masyarakat berawal dari pernyataan Bupati Pacitan Indrata Nur Bayuaji saat memberi sambutan pada Hari Pers Nasional, Kamis, 9 Februari 2023 di Balai Wartawan.

Kepada awak media, pria yang akrab disapa Aji atau INB itu mengungkapkan sejumlah fakta menarik gunung bawah laut di Pacitan. Apa sajakah itu?

1. Tinggi dan kedalaman gunung bawah laut

Dari apa yang diungkapkan BIG kepada Pemkab Pacitan, gunung baru itu diperkirakan mempunyai tinggi mencapai 2.300 meter. Ukuran diameternya sekitar 10 kilometer Serta berada di kedalaman berkisar antara 3 sampai 4 kilometer dari permukaan air laut.

2. Lokasi gunung bawah laut di Pacitan

Fakta gunung bawah laut di Pacitan berikutnya berkaitan dengan lokasinya. BIG menyebut kemungkinan sekitar 200 kilometer di sisi barat daya Pacitan. “Tidak di kawasan zona eksklusif (ZEE). Masih di dalam Indonesia. Apabila ditarik lurus, paling dekat ke Pacitan”, kata Indra.

3. Proses terbentuknya gunung bawah laut di Pacitan

Mengutip ahli geologi Rovicky Putrohari melalui laman instagramnya @DongengGeologi, kemunculan gunung bawah laut di Pacitan bukanlah suatu hal yang terjadi tiba-tiba. Namun diakibatkan oleh tumbukan lempeng Indo-Australia di Samudera Hindia. Sebab, lantai samudera sebenarnya tidak mulus dan memiliki morfologi berliku.

Tonjolan di dasar laut disebut dengan istilah Roo Rise. Tonjolan itu tersebar di laut selatan pulau Jawa, khususnya dari Yogyakarta ke Banyuwangi diketahui salah satu yang terbesar. Konsekuensi Roo Rise mempengaruhi proses penunjaman. Apabila penunjaman tertahan lantai samudera maka akumulasi energi (strain) semakin besar. Hasilnya kemungkinan gempa juga semakin meningkat hingga membentuk gunung bawah laut.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

4. Belum punya nama

Pemkab Pacitan diminta memberi nama gunung bawah laut baru itu. Sejumlah isu beredar bahwa nama yang bakal disematkan diambil dari nama sang bupati sendiri. Namun, pria berusia 45 tahun itu membantah desas-desus yang menyeruak.

“Namanya masih dipikirkan. Yang jelas pastinya bukan nama orang, bukan Aji, bukan pula Sastro. Semua (pihak) masih memikirkan namanya”, kata Aji.

5. Ancaman gunung bawah laut

Mengenai bahaya gunung bawah laut belum dapat dikonfirmasi mengingat BIG dan ahli geologi terkait masih menelitinya hingga saat ini. “Mudah-mudahan temuan gunung (bawah laut) ini adalah kabar baik dan bukan suatu ancaman. Tapi menjadi berkah untuk Kabupaten Pacitan, Jawa, dan Indonesia”, kata Aji.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), gunung adalah bukit yang sangat tinggi dan besar (biasanya setinggi lebih dari 600 meter). Sementara gunung berapi (vulkanik) merupakan jenis gunung yang mengandung lahar. Dilansir dari Britannica, gunung bawah laut tersebar di seluruh dunia. Hampir setiap ekspedisi oseanografi mampu menemukan gunung bawah laut baru dan diperkirakan hingga saat ini ada sekitar 20.000.

Aktivitas dan jenis gunung bawah laut di Pacitan masih belum diketahui sehingga belum dapat disimpulkan apakah gunung tersebut berpotensi menghasilkan ledakan maupun tsunami.

NIA HEPPY | MELYNDA DWI PUSPITA (CW)

Pilihan Editor: Jalan-jalan ke Pacitan Jangan Lupa Kunjungi 3 Destinasi Wisata Gua Ini

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram http://tempo.co/. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


BMKG Sebut Gempa M5,1 Pacitan Tidak Merusak dan Berbahaya

3 hari lalu

Peta Gempa Pacitan, 22 April 2024. X.COM/BMKG
BMKG Sebut Gempa M5,1 Pacitan Tidak Merusak dan Berbahaya

Gempa dipicu oleh sesat aktif dasar laut.


Gempa Getarkan Pacitan dan Banyak Wilayah Lain di Indonesia Sepanjang Hari Ini

4 hari lalu

Peta Gempa Pacitan, 22 April 2024. X.COM/BMKG
Gempa Getarkan Pacitan dan Banyak Wilayah Lain di Indonesia Sepanjang Hari Ini

Kebanyakan gempa memiliki Intensitas guncangan pada skala III MMI. Ada juga yang IV MMI. Simak data selengkapnya dari BMKG.


Ragam Spot Tetirah di Jalur Pansela: Ya Mudik, Ya Piknik

23 hari lalu

Sebuah warung makanan ringan dan es berjualan di pinggir pantai Soge, Desa Sidomulyo, Ngadirojo, Pacitan, Jawa Timur, (24/5). Pantai ini berlokasi 30 km di sebelah timur kota Pacitan. TEMPO/Aris Novia Hidayat
Ragam Spot Tetirah di Jalur Pansela: Ya Mudik, Ya Piknik

Jalur Pansela ini memiliki beberapa keunggulan diantaranya jumlah penginapan yang banyak, panorama yang indah serta relatif sepi dibandingkan Pantura.


Badan Informasi Geospasial Pamer Progres Kebijakan Satu Peta per Maret 2024

23 hari lalu

Presiden Joko Widodo alias Jokowi saat peluncuran Geoportal Kebijakan Satu Peta dan buku kemajuan infrastruktur nasional tahun 2018 di Jakarta, Selasa, 11 Desember 2018. Pemerintah meluncurkan Geoportal untuk menyediakan satu peta yang akurat dan akuntabel. TEMPO/Subekti.
Badan Informasi Geospasial Pamer Progres Kebijakan Satu Peta per Maret 2024

Kepala BIG Muhammad Aris Marfai membeberkan kemajuan capaian dalam pelaksanaan Kebijakan Satu Peta per Maret 2024 melalui 4 kegiatan.


Efek Emosional Menyaksikan Gerhana, Kagum sampai Cemas

29 hari lalu

Ilustrasi gerhana matahari (Pixabay.com)
Efek Emosional Menyaksikan Gerhana, Kagum sampai Cemas

Menyaksikan gerhana dapat membangkitkan berbagai emosi dan memiliki efek psikologis yang signifikan pada masing-masing orang.


Ramai Isu Badai Matahari, Peneliti Antariksa BRIN Jelaskan Dampaknya ke Bumi

42 hari lalu

Memprediksi Badai Matahari dalam 24 Jam
Ramai Isu Badai Matahari, Peneliti Antariksa BRIN Jelaskan Dampaknya ke Bumi

Badai matahari merupakan istilah dari aktivitas tata surya terkait bintik matahari yang kemunculannya bisa diamati atau dipantau dari bumi.


BIG Bantu Pemetaan Sistem Zonasi Peserta Didik Baru

55 hari lalu

Puluhan siswa dan keluarga beserta relawan melakukan unjuk rasa didepan kantor Kemendikbud, Jakarta, Jumat, 11 Agustus 2023. Pada aksinya mereka menuntut pemerintah untuk mencari solusi terhadap 14 siswa SMA - SMK kurang mampu di Depok yang terancam putus sekolah karena tidak lolos saat Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) dengan alasan kuota sudah penuh. TEMPO/ Febri Angga Palguna
BIG Bantu Pemetaan Sistem Zonasi Peserta Didik Baru

Pelacakan titik koordinat berbasis persil dapat mengukur jarak dengan sekolah terdekat. Mengurangi risiko manipulasi sistem zonasi.


Rekonstruksi Kasus Kopi Sianida Pacitan, Tersangka Pembunuhan Peragakan 28 Adegan

58 hari lalu

Kepala Polres Pacitan, AKBP Agung Nugroho (kedua kanan), saat pers rilis hasil uji labfor kasus pembunuhan pelajar inisial MR menggunakan racun sianida yang ditabur pada minuman kopi korban, oleh tersangka AFA (26), di Markas Polres Pacitan, Kamis, 1 Februari 2024. Foto: ANTARA/HO-Humas Polres Pacitan
Rekonstruksi Kasus Kopi Sianida Pacitan, Tersangka Pembunuhan Peragakan 28 Adegan

Polisi menyatakan tidak ada fakta baru yang terungkap dalam rekonstruksi pembunuhan dengan kopi sianida ini.


BMKG: Waspada Gelombang Tinggi hingga 2,5 meter di Perairan Indonesia

22 Februari 2024

Nelayan menarik perahu untuk disandarkan di kawasan Pelabuhan Jepara, Jobokuto, Jepara, Jawa Tengah, Sabtu 3 Februari 2024. BMKG stasiun meteorologi maritim Tanjung Emas Semarang mengeluarkan peringatan dini adanya potensi gelombang tinggi hingga 2,5 meter di Laut Jawa bagian tengah dan perairan Karimunjawa 3-4 Fabuari 2024. ANTARA FOTO/Yusuf Nugroho
BMKG: Waspada Gelombang Tinggi hingga 2,5 meter di Perairan Indonesia

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengeluarkan peringatan dini ihwal potensi gelombang tinggi air laut.


Angin Kencang Mengamuk di Sumedang, Dua Warga Terluka

21 Februari 2024

Sejumlah warga mengangkut perabotan dari rumah yang rusak akibat bencana angin kencang di Desa Walidono, Prajekan, Bondowoso, Jawa Timur, Jumat, 19 Januari 2024. Hujan disertai angin kencang di wilayah tersebut yang terjadi pada Kamis (18/1), mengakibatkan 202 rumah, masjid rusak di dua desa, yaitu Walidono dan Cangkring. ANTARA FOTO/Seno
Angin Kencang Mengamuk di Sumedang, Dua Warga Terluka

Sedikitnya 48 warga di Sumedang terdampak bencana angin kencang dan hujan lebat. 10 rumah rusak disapu angin.