TEMPO.CO, Yogyakarta - Puro Pakualaman Yogyakarta memiliki cara unik dalam rangkaian perayaan Hadeging (berdirinya) Kadipaten Pakualaman ke-211 tahun ini. Istana di timur Keraton Yogyakarta yang pernah menjadi tempat tinggal para Pangeran Pakualam mulai tahun 1813 sampai 1950 itu, pada Juni ini menggelar berbagai event perlombaan. Mulai cipta lagu anak atau lelagon bocah berbahasa Jawa hingga sayembara Macapat.
Untuk Lelagon Bocah, digelar lantaran makin minimnya karya lagu anak baru berbahasa daerah, khususnya bahasa Jawa. "Kami ingin meningkatkan produksi lagu anak berbahasa Jawa yang di dalamnya mengandung pesan-pesan nilai budi pekerti," kata Koordinator Lomba Cipta Lelagon Bocah Puro Pakualaman Yogyakarta Hayu Avang, Jumat 16 Juni 2023.
Alasan Ada Lomba Cipta Lagu Bahasa Jawa
Avang mengungkap meningkatnya popularitas lagu-lagu pop Jawa dewasa belakangan ini, perlu diimbangi dengan pengawalan lagu anak. "Muaranya, anak usia dini memiliki lagu yang dinyanyikan yang sesuai dengan jenjang usianya, sebelum menyanyikan lagu Jawa dewasa," kata dia.
Avang menuturkan dari perlombaan yang sudah dibuka sejak awal Mei dan ditutup pada 11 Juni itu, terdapat 27 karya didaftarkan. Dari jumlah itu lalu diseleksi menjadi 10 karya terbaik.
Peserta lomba sendiri berasal dari daerah D.I Yogyakarta, Jawa Tengah, dan Jawa Timur. Ada dari mahasiswa sampai masyarakat umum. Dewan juri dalam event itu terdiri dari akademisi, praktisi, dan seniman.
Nilai Moral dalam Lomba Cipta Lagu Jawa
Salah satu juri lomba itu yang juga pemerhati budaya, Dewi Nurhasanah mengatakan, karya para pemenang dalam lomba cipta lagu Jawa ini berhasil mengangkat sejumlah nilai moral dalam karyanya. "Ada unsur unsur kearifan lokal yang bisa dijadikan pesan positif bagi anak yang menyanyikan dan mendengarkannya," kata Dewi.
Misalnya karya Aji Santoso Nugroho berjudul 'Bebuden' yang menjadi juara 1 dalam lomba itu. Tembang itu mengangkat tentang budi pekerti dan nilai kesopansantunan anak dalam berinteraksi di lingkungan sosialnya. Sedangkan karya mahasiswa Pendidikan Kimia Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) Rahma Khoirunnisa El Fahmi berjudul Sing Tegen Sing Tekun berhasil meraih juara Favorit IV dalam ajang itu.
"Lagu itu saya buat untuk memberi semangat kepada anak anak agar selalu tekun dan kuat dalam mengejar cita citanya," kata dia.
Karya karya yang menang dari ajang itu selanjutnya oleh para juri diberi masukan untuk pembenahan tata bahasanya kemudian diolah dengan berbagai iringan musik yang menarik. Sebagian lagu yang telah diolah ke tahap akhir rencananya akan didistribusikan untuk diperkenalkan ke sekolah-sekolah di Yogyakarta sebagai bagian literasi budaya Jawa.
Pilihan Editor: HUT Pura Pakualaman ke-231, Ada Lomba Panahan dan Baca Macapat