TEMPO.CO, Yogyakarta - Becak listrik diproyeksikan akan mengisi transportasi wisata di seputaran Daerah Istimewa Yogyakarta sebagai alternatif dari becak kayuh atau becak konvensional yang membutuhkan tenaga lebih bagi pengayuhnya.
Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X mengatakan modifikasi becak ini ditujukan untuk mengurangi beban kayuh masyarakat yang menggantungkan hidup sebagai tukang becak kayuh. Ditemui usai meninjau becak-becak listrik dengan berbagai desain di halaman Kompleks Kepatihan, Yogyakarta, pada Senin, 20 Maret 2023, Sultan mengatakan modifikasi ini memang perlu dilakukan.
Hal ini mengingat kondisi riil di jalanan perkotaan di DIY. Untuk daerah tujuan wisata seperti dari Keraton Yogyakarta menuju Tugu Pal Putih saja, sudah terdapat perbedaan ketinggian yang cukup signifikan, yaitu sekitar 35 - 40 meter hanya dalam jarak 2 kilometer saja.
Hal ini tentu menjadi permasalahan tersendiri, mengingat kondisi jalan di DIY cenderung memiliki kemiringan dan perbedaan tinggi, bukan hanya jalur Keraton ke Tugu Pal Putih saja. Jika ditambahkan dinamo pada becak, meskipun tidak sepenuhnya menghilangkan beban kayuh, namun paling tidak akan jauh mengurangi beban kayuh para pengais rezeki dari becak.
“Jadi kami ingin yang mengurangi beban itu lebih ringan untuk genjotnya gitu karena ada motor penggerak yang membantu mengurangi beban tukangnya. Sehingga kalau itu bisa cocok untuk mereka, harapan saya ada perubahan gitu ya. Kalau sekarang kan ngayuh sampe sana sudah langsung kemringet,” kata Sultan.
Dari beberapa tampilan dan fitur becak yang dipresentasikan pada Sultan, masih ada beberapa catatan yang disematkan untuk perbaikan. Meskipun memang, becak-becak tersebut semuanya telah lolos dari Tim Penguji Kelayakan Listrik.
“Perlu diperbaiki karena bagi wanita mungkin punya problem dengan terlalu pendek (jarak antara tempat kaki dan pembatasnya). Terus untuk orang yang tinggi juga itu jadi masalah. Kurang dalam sedikit gitu, terlalu pendek sepertinya jadi kalau ngerem mendadak khawatir juga kalau enggak pakai sabuk pengaman bisa kejlungup,” kata Sultan.
Sultan meminta Dinas Perhubungan DIY sebagai leading sector proyek ini mampu menyegerakan perbaikan yang dibutuhkan pada becak listrik ini. Setelahnya, ia berharap produk ini bisa segera diluncurkan dengan tanpa memberikan beban pada para pengayuh becak.
Jika sudah siap, Sultan ingin segera ada sosialisasi lebih lanjut untuk paling tidak sebagai awalan, bisa mengoperasikan becak listrik ini di kawasan wisata dan diseragamkan.
Kepala Dinas Perhubungan DIY Ni Made Dwi Panti Indrayanti menjelaskan becak listrik ini akan menjadi pilot project. Pengaturan transportasi di perkotaan ini, termasuk berkaitan dengan pengadaan becak kayuh bertenaga alternatif.
Untuk itu, pihaknya membawa lima dari 17 prototype becak listrik yang sudah dibuat oleh Dinas Perhubungan DIY, Dinas Perhubungan Kota Yogyakarta, BPTG dan BLPT. Dari 17 unit itu, lima unit ini mewakili seluruh model-modelnya.
“Sudah dilakukan uji coba juga oleh para ahli, maka rekomendasinya memang pada becak yang mungkin secara tipe atau secara statisnya itu tidak sesuai dengan becak yang sering kita lihat. Jadi cenderungnya kepada becak pariwisata. Seperti disampaikan Bapak Gubernur, bahwa dari sisi kenyamanan dan keamanan ini yang lebih utama,” kata Ni Made.
Hal ini akan ia sesuaikan dengan Surat Edaran Dirjen Perhubungan yang mana penggunaan kendaraan umum memang ada spesifikasinya. Standar teknis berkaitan dengan becak kayu ini memang sudah berpedoman kepada SE Dirjen Perhubungan Darat, hanya terkait dengan modifikasi tenaga penggerak saja.
Ni Made mengatakan becak ini ditargetkan akan beroperasi pada tahun 2024. Dengan produksi massal sebanyak 50 unit becak listrik dan charging station di Beskalan.
Ni Made memastikan akan terus mendampingi operasional dari becak listrik ini. Meskipun begitu, ia mengatakan becak konvensional bisa terus beroperasi di DIY.
“Kita ingin melestarikan becak ya. Namun saat ini melihat pengayuh yang sudah renta, orang cenderung sungkan karena kasihan. Nah ini yang coba kita fasilitasi, biar mereka bisa terus naik becak tanpa sungkan pada pengayuhnya, mengingat tukang becak butuh penumpang untuk mencari nafkah,” kata Ni Made.
Pilihan Editor: Yogyakarta Siapkan Sederet Event Sport Tourism Sepanjang Februari-Maret
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “http://tempo.co/”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.