Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Cerita Asal-Usul Bregada, Unit Keprajuritan Keraton Yogyakarta

image-gnews
Bregada Keraton Yogyakarta. Dok. Keraton Yogyakarta.
Bregada Keraton Yogyakarta. Dok. Keraton Yogyakarta.
Iklan

TEMPO.CO, Yogyakarta - Hampir semua peristiwa seni adat dan tradisi di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) selalu melibatkan aksi baris berbaris prajurit atau bregada Keraton Yogyakarta. Namun mungkin masih belum banyak yang mengetahui, bagaimana sejarah asal usul terbentuknya prajurit keraton itu.

Prajurit Keraton Yogyakarta lahir bersamaan peristiwa Perang Mangkubumen yaitu perang Pangeran Mangkubumi melawan VOC kurun 1746-1755. Di tahun 1755 itu bertepatan ketika Pangeran Mangkubumi diangkat menjadi Sri Sultan Hamengku Buwono I yang kemudian memerintah hingga 1792.

Cikal Bakal Bregada Keraton Yogyakarta

"Kesatuan prajurit yang berperang dalam Perang Mangkubumen itulah yang kemudian menjadi cikal bakal prajurit Keraton Yogyakarta yang kini dikenal sebagai bregada," kata kerabat Keraton Yogyakarta Gusti Bendara Pangeran Hario (GBPH) Yudhaningrat dalam diskusi budaya Menggaungkan Kembali yang Punah di Ndalem Yudhanegaran, Yogyakarta, Sabtu, 4 Maret 2023.

Yudhaningrat yang lama menjabat sebagai Manggala Yudha atau kepala prajurit Keraton Yogyakarta itu menuturkan unit bregada makin berkembang pesat bersamaan langkah Keraton membangun tata kota. Saat itulah ikut bermunculan kampung-kampung untuk para prajurit bermukim. 

"Keraton Yogyakarta tak kurang memiliki 10 kesatuan bregada. Dari 10 itu, 8 di antaranya berada di bawah naungan Keraton langsung dan dua kesatuan sisanya memiliki tugas khusus," kata Yudha, yang merupakan salah satu putra Sultan HB IX itu.

Ada Bregada yang Punya Tugas Khusus, dari Sulawesi

Satu contoh bregada atau kesatuan prajurit dengan tugas khusus yakni Prajurit Bugis dan Daeng. Mereka merupakan prajurit yang terbentuk  dari kalangan para pedagang dari bumi Sulawesi yang memutuskan menetap di Tanah Jawa di bawah Kerajaan Mataram. 

"Prajurit Bugis ini dulunya diberi tugas salah satunya mengawal putra mahkota di Ndalem Mangkubumen dan jalannya pemerintahan di Kepatihan," kata dia.

Unit Bregada Prawirotomo juga memiliki tugas khusus melindungi keberadaan Pangeran Mangkubumi terutama saat kerajaan sedang bersitegang dengan Belanda sebelum lahirnya Perjanjian Giyanti. Yudha menuturkan, ada satu kisah saat Pangeran Mangkubumi sedang dicari tentara Belanda. Tentara Belanda kewalahan mencari Mangkubumi karena sengaja menyamar dalam unit Bregada Prawirotomo. 

Untuk membedakan Mangkubumi dengan prajurit lain dalam unit Bregada Prawirotomo itu, kata Yudha, sebenarnya cukup mudah. "Ciri khasnya, kalau prajurit lain membawa tombaknya dipikul dipundak, tapi Pangeran Mangkubumi membawa tombaknya yaitu Kyai Pleret yang lebih panjang itu dengan cara diseret," kata Yudha.

Selanjutnya, Benteng Pertahanan Keraton Yogyakarta

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


5 Kuliner di Malioboro hingga Keraton Yogyakarta Rekomendasi Traveler

1 hari lalu

Sajian komplit gudeg Yu Djum. Foto: @gudeg_yu_djum_pusat
5 Kuliner di Malioboro hingga Keraton Yogyakarta Rekomendasi Traveler

Ada beragam kuliner di Malioboro hingga dekat Keraton Yogyakarta. Ini 5 kuliner yang selalu ramai diburu wisatawan.


Sederet Kontroversi Ade Armando, Pernah Sebut Allah Bukan Orang Arab

1 hari lalu

Politisi Partai Solidaritas Indonesia, Ade Armando mengadakan konferensi pers untuk klarifikasi terhadap gugatan 200 miliar dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) di Jalan Cokroaminoto no. 92, Menteng, Jakarta Pusat. TEMPO/OHAN B SARDIN
Sederet Kontroversi Ade Armando, Pernah Sebut Allah Bukan Orang Arab

Ade Armando pernah memasang foto Anies Baswedan menjadi Joker dengan disertai kalimat yang dianggap provokatif.


Golkar Nilai Pernyataan Ade Armando Telah Lecehkan Konstitusi

2 hari lalu

Ketua DPD I Golkar Yogyakarta Gandung Pardiman (kiri) bersama Ketua DPD I Golkar Banten Tatu Chasanah (tengah), Ketua DPD Golkar Bali I Ketut Sudikerta (kanan), beri keterangan pada wartawan usai pertemuan, di Jalan Ki Mangun Sarkoro, Jakarta, 25 Agustus 2014. TEMPO/Imam Sukamto
Golkar Nilai Pernyataan Ade Armando Telah Lecehkan Konstitusi

Ketua DPD Partai Golkar DIY Gandung Pardiman menyesalkan pernyataan kader PSI Ade Armando yang menyinggung soal politik dinasti di Yogyakarta.


Soal Ade Armando, Massa Ancam Propagandakan PSI Partai Terlarang di Yogyakarta

2 hari lalu

Warga yang tergabung dalam kelompok Paguyuban Masyarakat Ngayogyakarta Untuk Sinambungan Keistimewaan (Paman Usman) mendatangi kantor Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Yogyakarta Senin siang, 4 Desember 2023. Mereka memprotes pernyataan politikus PSI Ade Armando, yang menuding soal sistem dinasti di Yogyakarta. Tempo/Pribadi Wicaksono
Soal Ade Armando, Massa Ancam Propagandakan PSI Partai Terlarang di Yogyakarta

Widihasto dalam orasinya juga menambahkan, apa yang dilakukan Ade Armando adalah blunder terburuk.


10 Satuan Prajurit Keraton Yogyakarta, Keistimewaan Pasukan Bregada

15 hari lalu

Pasukan Keraton bersiap untuk kirab. Brigade pasukan keraton disebut pula sebagai Bregada. Foto: @soedarman_husaeni
10 Satuan Prajurit Keraton Yogyakarta, Keistimewaan Pasukan Bregada

Prajurit Keraton Yogyakarta atau disebut bregada, memiliki sejarah dan fungsi masing-masing. Apa istimewanya?


120 Manuskrip Jawa Kuno Digital dari Inggris Diserahkan ke Yogyakarta

20 hari lalu

Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Sri Sultan Hamengku Buwono X menerima 120 naskah digital manuskrip Jawa kuno dari Duta Besar Inggris untuk Indonesia Dominic Jermey di Yogyakarta, Kamis, 16 November 2023. (Dok. Istimewa)
120 Manuskrip Jawa Kuno Digital dari Inggris Diserahkan ke Yogyakarta

Manuskrip itu akan muncul dalam digitalisasi Keraton Yogyakarta untuk menambah referensi tentang literasi Jawa di masa lampau.


Warisan Budaya Dunia, Kawasan Sumbu Folosofi Yogyakarta Dinyatakan Bebas Atribut Kampanye

21 hari lalu

Malioboro Yogyakarta menjadi satu area yang dilalui garis imajiner Sumbu Filosofis. (Dok. Pemkot Yogyakarta)
Warisan Budaya Dunia, Kawasan Sumbu Folosofi Yogyakarta Dinyatakan Bebas Atribut Kampanye

Sumbu Filosofi Yogyakarta diakui sebagai warisan dunia karena dinilai memiliki arti penting secara universal.


Ragam Kebaya di Indonesia, Termasuk Kebaya Janggan Dikenakan Dian Sastro dalam Serial Gadis Kretek

31 hari lalu

Dian Sastrowardoyo dan Ario Bayu dalam serial Gadis Kretek. Dok. Netflix
Ragam Kebaya di Indonesia, Termasuk Kebaya Janggan Dikenakan Dian Sastro dalam Serial Gadis Kretek

Dian Sastro memerankan Jeng Yah dalam serial Gadis Kretek, yang selalu mengenakan kebaya jenis kebaya janggan.


Kebaya Janggan Sering Dikenakan Dian Sastro dalam Serial Gadis Kretek, Ini Artinya

31 hari lalu

Tissa Biani dan Dian Sastrowardoyo dalam serial Gadis Kretek. Dok. Netflix
Kebaya Janggan Sering Dikenakan Dian Sastro dalam Serial Gadis Kretek, Ini Artinya

Karakter Jeng Yah yang diperankan Dian Sastro kerap tampak mengenakan kebaya janggan. Apakah itu kebaya janggan?


Jenderal TNI Agus Subiyanto: Prajurit Professional Pemimpin yang Berintegritas

38 hari lalu

Jenderal TNI Agus Subiyanto: Prajurit Professional Pemimpin yang Berintegritas

Tak pernah padam melayani rakyat dan negara