Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

5 Fakta Menarik Taman Nasional Gunung Halimun Salak

image-gnews
Curug Macan di kawasan Taman Nasional Gunung Halimun-Salak di Desa Malasari, Kecamatan Nanggung, Bogor, Jawa Barat, (11/10). Air terjun indah ini merupakan salah satu dari sejumlah air terjun yang berada di kawasan Taman Nasional Gunung Halimun-Salak. Tempo/Fardi Bestari
Curug Macan di kawasan Taman Nasional Gunung Halimun-Salak di Desa Malasari, Kecamatan Nanggung, Bogor, Jawa Barat, (11/10). Air terjun indah ini merupakan salah satu dari sejumlah air terjun yang berada di kawasan Taman Nasional Gunung Halimun-Salak. Tempo/Fardi Bestari
Iklan

TEMPO.CO, JakartaTaman Nasional Gunung Halimun Salak merupakan kawasan hutan hujan pegunungan yang tersisa dan terluas di Jawa Barat. Luas dari kawasan ini adalah 113.357 hektare yang mengalami peningkat dari sebelumnya hanya 39.941 ketika masih berstatus menjadi hutan lindung.

Kawasan ini disebut sebagai Taman Nasional Gunung Halimun Salak atau Mount Halimun Salak karena memiliki dua puncak gunung tertinggi, yaitu Gunung Halimun dan Gunung Salak. Tidak heran, jika banyak pengunjung yang antusias mengunjungi kawasan ini lantaran memiliki fakta-fakta menarik dan berbeda dari gunung lainnya. 

Fakta Menarik Taman Nasional Gunung Halimun Salak

1. Sejarah kompleks

Melansir sikn.jabarprov.go.id, Taman Nasional Gunung Halimun Salak (TNGS) yang sebelumnya adalah cagar alam, baru diajukan menjadi taman nasional pada 28 Februari 1992 dalam Surat Keputusan Menteri Kehutanan Nomor 282/Kpts-II/. Saat pengajuan tersebut, TNGS masih dikelola oleh Taman Nasional Gunung Gede Pangrango Baru.

Barulah, pada 23 Maret 1997, pengelolaan dilakukan oleh Balai Taman Nasional Gunung Halimun. Setelah itu, pada 2003 kawasan ini diperluas dengan masuknya hutan di Gunung Salak dan Gunung Endut karena adanya rasa khawatir akan rusaknya sumber daya alam hutan. Akibatnya, kawasan ini diperluas menjadi 113.357 hektare yang disebut dengan kawasan konservasi TNGH.

Lalu, sesuai Surat Keputusan Menteri Kehutanan Nomor 175/Kpts-II/2003 10 tentang penyatuan TNGH, Gunung Salak, dan Gunung Endut secara resmi, nama kawasan ini berubah menjadi Taman Nasional Gunung Halimun Salak.

Baca: Serunya Trekking ke Kawah Ratu Gunung Salak Lalu Berenang di Sungai Jernih

2. Topografi

Berdasarkan wilayah administratif, TNGHS meliputi tiga kabupaten, yaitu kabupaten Bogor, Sukabumi, dan Lebak. Sementara itu, bentuk topografinya mulai dari perbukitan dan pegunungan dengan ketinggian 500-2.211 meter di atas permukaan laut (mdpl) dengan kemiringan sekitar 25-65 persen. Sama seperti wilayah administratif, topografinya pun dibagi menjadi tiga bagian berdasarkan ketinggiannya, yaitu:

  • 20 persen kawasan dengan ketinggian 500-1.200 mdpl
  • 65 persen kawasan dengan ketinggian 1.200-1.400 mdpl
  • 15 persen kawasan dengan ketinggian 1.400-2.211 mdpl

3. Iklim menguntungkan

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Iklim TNGHS termasuk dalam tipe A dan tipe B sesuai klasifikasi Schmidt dan Ferguson. Artinya, curah hujannya berada 4.000–6.000 milimeter per tahun dengan suhu bulanan sekitar 19,7–31,8 derajat Celcius dan kelembaban udara rata-rata 88 persen. Dengan begitu, kawasan ini menjadi daerah tangkapan air yang berperan penting bagi sekitarnya. Buktinya, terdapat kurang lebih 115 anak sungai yang berhulu di kawasan TNGHS, seperti dilansir halimunsalak.org

4. Tempat tumbuh primata endemik

TNGHS berada di dalam daerah terbesar dari hutan hujan primer di Jawa. Kata Halimun pun memiliki arti berawan atau berkabut dalam bahasa Sunda yang hendaknya layak diberikan pada dua puncak di taman nasional.

Namun, ini hanya digunakan untuk puncak utara yang lebih tinggi. Padahal, sebagian besar kawasan hutan di gunung ini hampir selalu tertutup awan, seperti Cidurian dan Cisadane yang bersumber di lereng Gunung Halimun dan mengalir ke utara melalui Banten. Kendati demikian, taman nasional ini menjadi daerah yang penting bagi salah satu jenis primata endemik, owa jawa.

5. Bukan pendakian resmi

Seseorang yang ingin melakukan pendakian diperlukan izin untuk memasuki Taman Nasional Gunung Halimun Salak. Saat mendaki dari desa Leuwijamang ke utara gunung dengan ketinggian 800 meter diperlukan sekitar delapan jam untuk mendaki ke puncak dan kembali. Secara teknis, rute ke puncak tidak dianggap sebagai "rute pendakian resmi" oleh Taman Nasional Gunung Halimun Salak, sehingga pendakian tidak diperbolehkan.

RACHEL FARAHDIBA R 

Baca juga: Jalan-jalan ke Bogor Tak Cuma ke Kebun Raya Bogor, Kunjungi 4 Destinasi Wisata Ini

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram http://tempo.co/. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Iklan




Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


6 Tips Persiapan Mendaki Gunung Gede Pangrango

2 hari lalu

Panorama Gunung Gede dan Pangrango. Wikipedia/By Fahri Rizki Hamdani
6 Tips Persiapan Mendaki Gunung Gede Pangrango

Inilah beberapa tips yang dapat membantu agar pendakian aman, menyenangkan, dan berkesan di Gunung Gede Pangrango.


Dibuka Lagi Pasca Kebakaran, Ini Rincian Lokasi Gunung Gede Pangrango

3 hari lalu

Panorama Gunung Gede dan Pangrango. Wikipedia/By Fahri Rizki Hamdani
Dibuka Lagi Pasca Kebakaran, Ini Rincian Lokasi Gunung Gede Pangrango

Letak Gunung Gede Pangrango secara administratif berada di 3 wilayah. Wilayah itu antara lain Kabupaten Bogor, Cianjur, dan Sukabumi.


Pasca- Kebakaran Alun-Alun Suryakencana, Pendakian Gunung Gede Pangrango Dibuka Kembali

5 hari lalu

Panorama Gunung Gede dan Pangrango. Wikipedia/By Fahri Rizki Hamdani
Pasca- Kebakaran Alun-Alun Suryakencana, Pendakian Gunung Gede Pangrango Dibuka Kembali

Jalur pendakian ke Taman Nasional Gunung Gede Pangrango kembali dibuka setelah kebakaran di Alun-alun Suryakencana padam.


Ada Wisata Air, Gunung hingga Pantai, Ini Daftar Lengkap Wisata di Sukabumi yang Sayang untuk Dilewatkan

5 hari lalu

Suasana mejelang matahari tenggelam di Pantai Kalapa Condong, Ujung Genteng, Sukabumi, Jawa Barat, (3/1). Pantai di pesisir selatan Sukabumi ini ramai dikunjungi wisatawan pada saat libur. TEMPO/Prima Mulia
Ada Wisata Air, Gunung hingga Pantai, Ini Daftar Lengkap Wisata di Sukabumi yang Sayang untuk Dilewatkan

Sukabumi menyajikan tempat wisata yang cukup lengkap, dari mulai wisata alam, pantai, gunung, sampai wisata buatan manusia seperti waterpark.


Edelwise di Gunung Gede Pangrango Ikut Terbakar, Berikut Kronologi dan Dugaan Penyebabnya

5 hari lalu

Pendaki melintasi tanaman Edelweis di alun-alun Suryakencana, Gunung Gede, 25 Mei 2010. Dok. TEMPO/Mazmur A. Sembiring
Edelwise di Gunung Gede Pangrango Ikut Terbakar, Berikut Kronologi dan Dugaan Penyebabnya

Kebakaran Gunung Gede Pangrango ikut menghanguskan area Bunga Edelweis. Berikut kronologi dan dugaan penyebabnya.


Kebakaran Gunung Gede Pangrango Hanguskan 3 Hektare Lahan, Termasuk Area Bunga Edelweis

6 hari lalu

Panorama Gunung Gede dan Pangrango. Wikipedia/By Fahri Rizki Hamdani
Kebakaran Gunung Gede Pangrango Hanguskan 3 Hektare Lahan, Termasuk Area Bunga Edelweis

Kebakaran Gunung Gede Pangrango membuat 3 hektare lahan hangus, termasuk Taman Bunga Edelweis.


10 Tempat Wisata di Sukabumi Seru untuk Liburan Bersama Keluarga

9 hari lalu

Panorama Gunung Gede dan Pangrango. Wikipedia/By Fahri Rizki Hamdani
10 Tempat Wisata di Sukabumi Seru untuk Liburan Bersama Keluarga

Dari banyaknya tempat wisata di Sukabumi, terdapat beberapa destinasi yang dapat dikunjungi para pelancong


Viral Balita Diajak Naik Gunung Kerinci, Ini Cerita Perjalanan Sang Ayah

13 hari lalu

Rudy Kukuh Styawan membawa anaknya, Baby Anna, mendaki Gunung Sindoro (Instagram/@rudyksty)
Viral Balita Diajak Naik Gunung Kerinci, Ini Cerita Perjalanan Sang Ayah

Gunung Kerinci bukan pendakian pertama balita ini, dia pernah dibawa sang ayah mendaki beberapa puncak tertinggi di Jawa dan Bali.


5 Jembatan Gantung Populer untuk Wisata di Bogor dan Sukabumi

33 hari lalu

Jembatan Gantung Lembah Purba di Sukabumi. TEMPO/Nufus Nita Hidayati
5 Jembatan Gantung Populer untuk Wisata di Bogor dan Sukabumi

Di tengah alam yang asri, wisatawan bisa menikmati pengalaman melewati jembatan gantung. Ada yang diklaim terpanjang di Asia Tenggara.


Mahasiswa Pendaki Gunung Arjuno Meninggal, Jalur Pendakian Ditutup Sementara

34 hari lalu

Sejumlah pendaki Gunung Arjuno melewati kawasan perkebunan teh Wonosari, Lawang, Malang, Jawa Timur, (1/6). Untuk menuju ke puncak gunung Arjuno terdapat 4 pintu jalur pendakian yaitu Lawang, Purwosari, Tretes dan Batu. TEMPO/Aris Novia Hidayat
Mahasiswa Pendaki Gunung Arjuno Meninggal, Jalur Pendakian Ditutup Sementara

Jalur pendakian Gunung Arjuno melalui jalur Sumber Brantas, Kecamatan Bumiaji, Kota Batu, Jawa Timur, ditutup sementara.