TEMPO.CO, Yogyakarta - Longgarnya mobilitas dan peningkatan kunjungan wisata sejak pertengahan 2022 ini membuat kalangan pelaku industri kreatif wedding atau pernikahan di Yogyakarta kembali tampil dan melakukan berbagai upaya kembali pulih. Saat pandemi Covid-19 dua tahun terakhir ini, para pelaku industri kreatif pernikahan menjadi satu kelompok paling terdampak karena hampir seluruh jadwal pernikahan di Yogyakarta tiba-tiba diundur bahkan dibatalkan.
Saat pandemi Covid-1 memuncak, pernikahan paling banter dilakukan di Kantor Urusan Agama (KUA) dan rumah ibadah saat itu, tak ada prewedding maupun resepsi. Padahal pelaku industri kreatif bidang pernikahan sendiri cukup banyak jenisnya,mulai bidang jasa fotografi-video sebagai dokumentasi, rias pengantin, layanan boga, persewaan kostum sampai wedding organizer.
"Syukurlah tahun ini kondisi mulai membaik, permintaan layanan jasa pernikahan mulai tumbuh lagi meskipun masih 50-75 persen dibanding sebelum pandemi," kata Kirana Yulianto, pendiri Kencana Photo dan Videography, salah satu pelopor layanan studio foto di Yogyakarta, Senin, 19 September 2022.
Kirana menuturkan kelonggaran mobilitas saat ini menjadi momentum pelaku industri wedding mencari pasar baru lagi. Terlebih kunjungan wisata di Yogyakarta telah nyaris pulih sepenuhnya.
Satu cara yang dilakukan dengan melibatkan kalangan pelaku industri kreatif bidang pernikahan berkolaborasi menyediakan paket-paket pernikahan yang bisa menarik masyarakat baik dari dan luar Yogyakarta. Misalnya, mulai 20-30 September 2022, sejumlah vendor pernikahan di Yogyakarta menggelar pameran mini yang mengusung konsep one stop shopping untuk memberikan kesempatan mereka yang akan menikah berdiskusi dan menyiapkan pernikahannnya lewat layanan satu atap.
Pameran bertajuk Inhouse Mini Expo itu dipusatkan di Kencana Photo & Videography Jalan Pangeran Diponegoro Nomor 106 Cokrodiningratan atau sekitar 500 meteran saja di barat Tugu Yogyakarta. Pameran ini mengusung konsep table top sehingga calon pengantin dalam satu momen konsultasi pernikahannya bisa langsung berdiskusi soal konsep tata ruang untuk dekorasinya, kebutuan kue pengantin dan layanan boga, riasan atau make up pengantin hingga gaun dan dokumentasi foto dan videonya.
"Jadi calon pengantin bisa menghemat waktu, praktis, karena dalam pameran ini semua kebutuhan pernikahannya bisa dikonsultasikan langsung dengan vendor terkait," kata Kirana.
Dalam pameran ini, terlibat sejumlah vendor wedding terkemuka asal Yogya seperti Gurat Ungu - Wedding Organizer & Decoration, Miss Bake Bakery - Kue Pengantin, Eva Laurina - Make Up Artist, Verau Atelier- Gaun Pengantin dan Lina Gunawan - Make up and Bridal.
Kirana menuturkan konsep one stop shopping pernikahan itu mengadopsi perubahan kebiasaan masyarakat selama pandemi Covid-19 yang berdampak pada penyesuaian perayaan yang lebih intimate, yakni konsep modern yang simpel dan praktis dengan tetap mengedepankan kualitas.
Meski kondisi perekonomian masyarakat belum sepenuhnya pulih, menurut Kirana, para vendor tetap berusaha memahami keinginan masyarakat untuk menggelar pernikahan. Sebab, momentum tersebut hanya terjadi sekali seumur hidup sehingga dilaksanakan dengan sebaik mungkin.
"Pandemi mengajarkan kami banyak hal untuk kembali menggerakkan industri wedding. Di pameran ini masyarakat bisa mendapatkan pilihan dengan biaya yang fleksibel," kata Kirana.
Sugiyarto dari Gurat Ungu mengatakan kolaborasi bersama dengan vendor-vendor wedding tersebut diharapkan bisa semakin membangkitkan kembali destinasi wisata pernikahan di DIY. "Sebelum pandemi, banyak masyarakat dari luar ingin menggelar pernikahan di Yogyakarta yang cukup lengkap baik destinasi maupun layanannya, ini yang coba kami bangkitkan lagi," kata dia.
Baca juga: Ramainya Pameran Keris di Yogyakarta, Pelaku Perkerisan Kembali Bertemu
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “http://tempo.co/”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.