Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Kunjungan Wisata Stabil, Industri Fashion Lokal di Yogyakarta Mulai Genjot Inovasi

image-gnews
Industri fashion lokal Yogya mulai menggenjot sejumlah inovasi agar kembali nenggeliat pasca pandemi Covid-19 mereda. Dok. Istimewa
Industri fashion lokal Yogya mulai menggenjot sejumlah inovasi agar kembali nenggeliat pasca pandemi Covid-19 mereda. Dok. Istimewa
Iklan

TEMPO.CO, Yogyakarta - Kunjungan wisata di Yogyakarta berangsur stabil dengan maraknya pagelaran busana yang memamerkan fashion lokal. Hal ini menggembirakan para pelaku industri fashion lokal yang merasakan tingginya permintaan dengan kenaikan kunjungan wisata ke kota pelajar itu. 

Stabilnya kunjungan wisata dan tingginya permintaan itu dibenarkan Sutardi, pemilik brand fashion lokal Farah Button asal Yogyakarta. "Di saat kondisi kunjungan wisata stabil seperti ini, akses bahan baku juga mudah, kami mulai berani melakukan sejumlah inovasi-inovasi baru lagi untuk meningkatkan omset penjualan," kata Sutardi di Yogyakarta Senin, 12 September 2022.

Pria yang dalam produksinya menggandeng UMKM konveksi di Yogyakarta dan rutin menggelar pameran di Malioboro Mall serta Jogja City Mall itu mengungkapkan, bagi pelaku industri kreatif, inovasi menjadi hal yang tak bisa dihindari untuk tetap bisa bertahan. "Inovasi bukan sekadar melahirkan desain atau produk baru, tapi juga harus bisa mengedukasi masyarakat," ujar pria yang memiliki tiga gerai seperti di Galeria Mall, Ambarrukmo Plaza, dan Jalan Kledokan Yogya itu.

Misalnya saja, ujar Sutardi, usai pandemi Covid-19 mereda dan masyarakat mulai concern isu kesehatan juga lingkungan, pihaknya melakukan inovasi dengan meluncurkan produk fashionnya yang dinamai Dias One Set berupa setelan  outer dan celana berbahan rayon twill. "Dari inovasi itu kami ingin mengajak orang semakin cinta lingkungan, dengan memanfaatkan bahan yang nyaman," ujar Sutardi yang mengatakan hanya membuat 800 setelan saja untuk inovasi terbarunya itu.

Filosofi Dias One Set itu, kata dia, mengajak orang kembali berpikir tentang keselarasan dan keseimbangan dengan alam. Saat mengenakan suatu pakaian dan merasa nyaman, ujar Sutardi, orang akan merasakan kenyamanan. 

“Nyaman itu kemudian jadi meluas, merasa nyaman dengan lingkungan karena pakaiannya adem, lalu memunculkan rasa syukur,” ucapnya.

Sutardi menilai, lingkungan, termasuk alam mempengaruhi apa yang orang pikirkan, lakukan, dan bagaimana bersikap. Ia mencontohkan, di kota besar orang jarang tersenyum karena kondisi lingkungan yang minim pepohonan. Berbeda dengan orang di pedesaan dengan alam yang asri, keramahan sikap dan perilakunya lebih terlihat.

“Desain ini ingin mengajak orang mencintai alam dan melakukan sesuatu yang lebih, seperti manusia dengan alam yang tak bisa dipisahkan,” kata Sutardi yang selama ini mendesain sendiri produk-produknya.

Kebangkitan pascapandemi Covid-19, ketika orang-orang dengan ceria mulai beraktivitas kembali, juga menjadi inspirasi Sutardi yang dituangkan dalam memilih warna untuk inovasi barunya. Ia mengambil motif motif seperti kipas dan daun itu. Seperti warna pink, grey, purple, dan green. 

"Warna terang bisa membuat kondisi emosi atau mood seseorang membaik, orang yang suka warna terang bisa memilih sesuai seleranya,” tutur pria yang dikenal dengan akun media sosial @sutardi_button itu. 

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Pria yang mendirikan brand lokalnya sejak 2016 itu menambahkan, pelaku industri fashion perlu mengedukasi pencinta fashion untuk memahami jenis bahan kain pakaian. “Indonesia ini beriklim tropis, jadi mudah gerah, maka bahan-bahan atasan seperti rayon bisa membuat adem dan tidak panas,” ujar Sutardin

Selain itu, rayon twill juga bisa dipilih untuk menghadirkan kesan bahan yang lebih elegan. Sekalipun lebih tebal ketimbang bahan rayon, rayon twill tetap dingin ketika dikenakan. Sebenarnya, kata dia, bahan katun juga pas dikenakan di Indonesia. Namun, ia mengingatkan untuk menghindari bahan katun bergramasi tebal karena sekalipun menyerap keringat tetap terasa panas saat dipakai.

“Yang harus dihindari adalah bahan polyester, karena seratnya yang seperti karet membuat gerah dan memicu bau badan,” kata Sutardi.

Sutardi menuturkan, saat pandemi Covid-19 dua tahun lalu, omset penjualan gerainya justru mengalami kenaikan hingga 30 persen. "Saat itu kenaikan omset mungkin dipicu karena belum banyak pesaing dan brand-brand besar fashion masih belum banting harga," kata dia.

Ketua Kamar Dagang Indonesia (Kadin) DI Yogyakarta Gusti Kanjeng Ratu Mangkubumi sebelumnya menuturkan, industri fashion menjadi salah satu tulang punggung geliat pariwisata di Yogyakarta. "Baik sebelum atau sesudah ada Covid-19, fashion tetap jadi kebutuhan masyarakat," kata dia.

PRIBADI WICAKSONO

Baca juga: Desa Sawai di Maluku, Menyatu dengan Sungai, Keluar Rumah Langsung Berenang

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik Tempo.co Update untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram lebih dulu.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Biaya Layanan Tokopedia, Shopee dan Lazada Naik sampai 6,5 Persen, UMKM Diminta Tak Naikkan Harga?

12 jam lalu

Logo Tokopedia, Lazada, dan Shopee
Biaya Layanan Tokopedia, Shopee dan Lazada Naik sampai 6,5 Persen, UMKM Diminta Tak Naikkan Harga?

Tokopedia, Shopee dan Lazada menaikkan biaya layanan hingga 6.5 persen untuk mitra penjual, pelaku UMKM diminta tidak naikkan harga.


BRI Bantu Usaha Kue Kering di Sidoarjo Penuhi Permintaan saat Lebaran

3 hari lalu

BRI Bantu Usaha Kue Kering di Sidoarjo Penuhi Permintaan saat Lebaran

Usaha kue kering Retas Snacks and Cookies semakin berkembang pesat setelah mendapat bantuan KUR dari BRI.


Kemendag Gelar Festival Hari Konsumen Nasional

6 hari lalu

Dirjen Perlindungan Konsumen dan Tertib Niaga (PKTN) Kemendag, Moga Simatupang. TEMPO/Amelia Rahima Sari.
Kemendag Gelar Festival Hari Konsumen Nasional

Kementerian Perdagangan atau Kemendag menggelar festival untuk memperingati Hari Konsumen Nasional (Harkonas).


Sambut Hari Kartini, BCA Sediakan Kredit UMKM Perempuan Berbunga Rendah

7 hari lalu

BCA. Tempo/Tony Hartawan
Sambut Hari Kartini, BCA Sediakan Kredit UMKM Perempuan Berbunga Rendah

BCA menghadirkan program Kredit Multiguna Usaha khusus bagi perempuan pengusaha ataupun usaha yang memiliki mayoritas karyawan perempuan.


Prof Tjandra Yoga Aditama Penulis 254 Artikel Covid-19, Terbanyak di Media Massa Tercatat di MURI

8 hari lalu

Guru Besar Pulmonologi di FKUI Tjandra Yoga Aditama, yang juga Eks Direktur Penyakit Menular WHO Asia Tenggara. dok pribadi
Prof Tjandra Yoga Aditama Penulis 254 Artikel Covid-19, Terbanyak di Media Massa Tercatat di MURI

MURI nobatkan Guru Besar Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi Fakultas Kedokteran UI, Prof Tjandra Yoga Aditama sebagai penulis artikel tentang Covid-19 terbanyak di media massa


Dirut LPDB-KUMKM Gelar Halal Bihalal

10 hari lalu

Dirut LPDB-KUMKM Gelar Halal Bihalal

Direktur Utama Lembaga Pengelola Dana Bergulir Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (LPDB-KUMKM), Supomo, menggelar Halal Bihalal dan Silahturahmi Idul Fitri.


63 Tahun Bank DKI, Profil Bank Peraih The Best Performance Bank untuk Kategori BPD 2023

15 hari lalu

Bank DKI. Instagram/@bank.dki
63 Tahun Bank DKI, Profil Bank Peraih The Best Performance Bank untuk Kategori BPD 2023

Bank DKI merupakan bank yang memiliki status BUMD. Didirikan sejak 11 April 1961, kepemilikan saham Bank DKI dipegang Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.


KAI Sebut Pengguna Commuter Line Mudik Lebaran Ini Tertinggi Pasca Pandemi Covid-19

18 hari lalu

Sebagai pengguna commuter line, Anda perlu mengetahui rute KRL Jabodetabek 2024 terbaru. Berikut ini rute terbaru dan harga tiketnya. Foto: Canva
KAI Sebut Pengguna Commuter Line Mudik Lebaran Ini Tertinggi Pasca Pandemi Covid-19

Pergerakan pengguna Commuter Line Jabodetabek juga masih terpantau di stasiun-stasiun yang terletak di kawasan pusat perbelanjaan atau sentra bisnis.


PT Inalum Bagikan Sembako Murah Ramadan

21 hari lalu

Warga Desa Kuala Tanjung, Lalang dan Kuala indah di Kabupaten Batubara, Sumut, membeli paket sembako yang dijual murah PT Inalum, Kamis, 4 April 2024. TEMPO/Mei Leandha
PT Inalum Bagikan Sembako Murah Ramadan

PT Indonesia Asahan Aluminium atau PT Inalum di Kuala Tanjung membagikan Sembako murah.


BPJPH Tegaskan Tidak akan Menunda Pelaksanaan Wajib Sertifikasi Halal

23 hari lalu

Kepala Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH) Muhammad Aqil Irham (tengah)/Tempo-Mitra Tarigan
BPJPH Tegaskan Tidak akan Menunda Pelaksanaan Wajib Sertifikasi Halal

Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH) menolak permintaan Menteri Teten Masduki terkait penundaan wajib sertifikasi halal.